MELURUSKAN PERSEPSI SALAH MENGENAI KRISTEN ARAB DARI SAUDARI-SAUDARA MUSLIMIN WAL MUSLIMAH INDONESIA
باسم الآب والابن والروح القدس، الإله
الواحد، آمين
Bismil Ãbi wal Ibni war Rûhil Qudus,
Al-Ilahil Wâhid. Ãmîn.
Pernahkah anda mendengar
tentang Kristen Arab? Siapakah mereka? Mengapa Saudara-saudari
Muslimin dan Muslimah Indonesia telah menyalahpahami tentang Kristen Arab
dengan hadirnya Gereja Ortodoks Oriental Syria di Indonesia? Namun sebelum
membahasnya, pertama, penulis ingin menjelaskan terlebih
dahulu mengapa penulis menuliskan istilah "Kristen Arab" dan
bukan "Arab Kristen". Kedua penulis hendak
menjelaskan bahwa Kristen itu memanglah pengikut Yesus Kristus dan
bukan yang lainnya. Begitu pula dengan Gereja yang merupakan
persekutuan umat Kristen itu sendiri dibangkitkan oleh Yesus Kristus sebagai
umat-Nya. Hal ini perlu saya jelaskan mengingat saat ini, begitu
dahsyat fitnahan dan penyalahpahaman terhadap iman Kristen.
Baik, pertama, alasan penulis menggunakan istilah "Kristen Arab" bertitik tolak dari pengertian kata "Kristen" itu sendiri. Kata "Kristen" yang dalam bahasa Yunaninya adalah "Kristianos", bahasa Arabnya "Masihiyyin" dan bahasa Inggrisnya "Christian", SEBELUM DIGUNAKAN sebagai nama agama memiliki arti "Pengikut Kristus" atau "Follower of Christ". Jadi dari penjelasan di atas dapat dimengerti bahwa jika dikatakan sebagai "Kristen Arab" yang bertitik tolak dari pengertian bahwa kata "Kristen" berarti pengikut Kristus SUDAH TEPAT, sebab artinya adalah pengikut Kristus Arab atau pengikut Kristus dari Arab. Istilah "Kristen Arab" seturut kaidah bahasa Indonesia menjadi tepat. Namun penyebutan "Kristen Arab" menjadi salah jika kata "Kristen" dimaknai sebagai agama, sebab dengan begitu pengertiannya menjadi mengandung makna→ agama Kristen versi Arab. Jelas salah, sebab tidak ada agama Kristen versi negara. Tetapi jika kata "Kristen" dimaknai sebagai agama, maka yang tepat memang harus dikatakan "Arab Kristen", sebab mengandung arti orang-orang Arab yang beragama Kristen. Sebaliknya penyebutan "Arab Kristen" juga menjadi salah jika kata "Kristen" dimaknai sebagai pengikut Kristus, sebab seturut kaidah bahasa Indonesia menjadi tidak pas penyebutan →Arab Pengikut Kristus←, yang benar adalah Pengikut Kristus Arab. Akhirnya kembali kepada masing-masing penulis sebelum menulis, mereka memaknai kata "Kristen" itu sebagai "Pengikut Kristus" atau sebagai agama, sebab itu nantinya menentukan pemahaman para pembacanya. Namun dalam tulisan ini penulis memaknai kata "Kristen" sebagai pengikut Kristus. Mengingat jauh sebelum kata "Kristen" dipatenkan sebagai nama agama, penggunaan kata "Kristen" sudah dimaknai untuk menunjuk pribadi-pribadi yang mengikuti Yesus Kristus dari Nazaret. Dengan demikian frasa "Kristen Arab" sudah tepat. Pada intinya istilah "Kristen Arab" dan "Arab Kristen" bisa menjadi benar dan bisa juga menjadi salah, tergantung pemaknaan kata "Kristen" itu dimaknai sebagai apa dulu.
Baik, pertama, alasan penulis menggunakan istilah "Kristen Arab" bertitik tolak dari pengertian kata "Kristen" itu sendiri. Kata "Kristen" yang dalam bahasa Yunaninya adalah "Kristianos", bahasa Arabnya "Masihiyyin" dan bahasa Inggrisnya "Christian", SEBELUM DIGUNAKAN sebagai nama agama memiliki arti "Pengikut Kristus" atau "Follower of Christ". Jadi dari penjelasan di atas dapat dimengerti bahwa jika dikatakan sebagai "Kristen Arab" yang bertitik tolak dari pengertian bahwa kata "Kristen" berarti pengikut Kristus SUDAH TEPAT, sebab artinya adalah pengikut Kristus Arab atau pengikut Kristus dari Arab. Istilah "Kristen Arab" seturut kaidah bahasa Indonesia menjadi tepat. Namun penyebutan "Kristen Arab" menjadi salah jika kata "Kristen" dimaknai sebagai agama, sebab dengan begitu pengertiannya menjadi mengandung makna→ agama Kristen versi Arab. Jelas salah, sebab tidak ada agama Kristen versi negara. Tetapi jika kata "Kristen" dimaknai sebagai agama, maka yang tepat memang harus dikatakan "Arab Kristen", sebab mengandung arti orang-orang Arab yang beragama Kristen. Sebaliknya penyebutan "Arab Kristen" juga menjadi salah jika kata "Kristen" dimaknai sebagai pengikut Kristus, sebab seturut kaidah bahasa Indonesia menjadi tidak pas penyebutan →Arab Pengikut Kristus←, yang benar adalah Pengikut Kristus Arab. Akhirnya kembali kepada masing-masing penulis sebelum menulis, mereka memaknai kata "Kristen" itu sebagai "Pengikut Kristus" atau sebagai agama, sebab itu nantinya menentukan pemahaman para pembacanya. Namun dalam tulisan ini penulis memaknai kata "Kristen" sebagai pengikut Kristus. Mengingat jauh sebelum kata "Kristen" dipatenkan sebagai nama agama, penggunaan kata "Kristen" sudah dimaknai untuk menunjuk pribadi-pribadi yang mengikuti Yesus Kristus dari Nazaret. Dengan demikian frasa "Kristen Arab" sudah tepat. Pada intinya istilah "Kristen Arab" dan "Arab Kristen" bisa menjadi benar dan bisa juga menjadi salah, tergantung pemaknaan kata "Kristen" itu dimaknai sebagai apa dulu.
Kedua, Kristen itu memanglah pengikut Yesus Kristus dan
bukan yang lainnya. Begitu pula dengan Gereja yang merupakan persekutuan umat
Kristen itu sendiri dibangkitkan oleh Yesus Kristus sebagai umat-Nya. Dewasa
ini banyak orang diluar iman (non Kristen) yang tidak memahami tentang iman
Kekristenan sering menyerang iman Kristen secara membabi buta. Salah satu
diantara serangan itu misalnya adalah ketika mereka menuduh bahwa orang Kristen
itu tidak dikenal oleh Yesus dan begitu pula dengan istilah Gereja juga tidak
diketahui oleh Kristus. Maklum, para penyerang itu tidak membaca Alkitab
Al-Muqoddas (Kitab Suci), khususnya dalam Kitab Al-'Ahd Al-Jadid (Perjanjian
Baru) secara baik, jujur, kronologis, dan teratur, sehingga gagal paham dengan
apa yang mereka baca. Padahal jikalau mereka benar-benar mau membaca secara
baik, jujur, kronologis, dan teratur di dalam Kitab A'malur Rusul (Kisah Para
Rasul), akan terlihat sangat jelas bahwa mereka yang disebut
"KRISTEN" tidak lain dan tidak bukan adalah orang-orang Yahudi
termasuk Para Rasul yang dari mulanya percaya dan mengikut Tuhan Yesus Kristus
dan mewartakan wafat, sengsara, dan kebangkitan-Nya pada hari ketiga. Hal itu
nampak jelas terlihat bahwa dalam perjalanan pewartaan mereka, pada akhirnya mereka
dipanggil/disebut sebagai "KRISTEN" di Anthiokia, Syria. Jadi bukan
kelompok lain yang disebut sebagai Kristen melainkan para pengikut Yesus
sendirilah yang disebut "Kristen", yang dalam bahasa Yunaninya adalah
"Kristianos" dan yang dalam bahasa Arabnya adalah
"Masihiyyin". Umat Kristen itu pada hakikatnya adalah
orang-orang Yahudi baru yang berdasarkan Perjanjian Baru melalui iman kepada
Yesus Kristus. Itulah sebabnya Alkitab Al-Muqoddas secara jelas
berkata,"Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi,
dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.
Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat
ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian
baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah" (Rm. 2:28-29).
Jadi
dapat dimengerti bahwa mereka yang disebut Kristen adalah Para Rasul dan
seluruh umat percaya kepada Yesus Kristus dari Nazaret, baik mereka orang-orang
Yahudi atau pun orang-orang non Yahudi. Mereka adalah umat Kristen, yakni
Yahudi baru yang berdasarkan Perjanjian Baru oleh iman kepada Tuhan Yesus
Kristus Sang Juruselamat Dunia. Keyahudian mereka bukan berdasarkan darah/garis
keturunan lahiriah Yahudi, melainkan berdasarkan Perjanjian Baru, yakni iman
kepada Kristus. Kemudian secara singkat umat Kristen semakin berkembang pesat
diluar bangsa semitik hingga sampai ke seluruh dunia. Misalnya saja Rasul
Petrus dan Rasul Paulus setelah mereka mewartakan Injil di Timur Tengah, mereka
pergi untuk mewartakan Injil ke Roma dan menjadikan banyak orang Roma sebagai
Kristen dan membentuk persekutuan awal umat Tuhan yang cukup besar. Selama 300
tahun awal Kekristenan di Timur Tengah dan di Barat (Roma) mereka banyak
menanggung penganiayaan dan bahkan pembantaian demi pembantaian karena imannya
kepada Kristus oleh para Kaisar Romawi dan orang-orang Roma. Di Roma, selama
ratusan tahun dan ratusan Kaisar pengganti selalu melakukan hal yang sama
kepada umat Kristen, yakni melakukan penganiayaan dan pembantaian. Ada kalanya
umat Kristen dibunuh dan dibakar untuk dijadikan sebagai lampu penerang di
pagar-pagar pinggir jalan dan ada pula yang dalam keadaan hidup-hidup dijadikan
makanan untuk singa-singa yang lapar. Apakah semua itu melenyapkan Kekristenan???
Tidak samasekali, justru karena ketabahan umat Kristen atas penindasan,
tekanan, dan pembantaian yang mereka alami, membuat banyak orang terpanggil dan
bertobat menerima Kristus. Ketabahan itulah yang pada akhirnya membawa salah
seorang Kaisar pengganti menjadi Kristen dan dia menjadikan Kristen sebagai
agama yang legal di Roma hingga pada akhirnya Kaisar selanjutnya menjadikan
iman Kristen sebagai agama untuk seluruh wilayah kekaisaran Romawi. Puji Tuhan,
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah (Rm. 8:28).
Lalu
siapakah Gereja? Gereja adalah persekutuan umat Allah yang percaya
dalam Kristus. Apakah Gereja dikenal dan diketahui oleh Yesus
sendiri? Ya tentu, sebab Gereja yang mendirikan adalah Tuhan Yesus
Kristus sendiri melalui Para Rasul-Nya, terutama adalah Rasul Petrus. Latar
belakang istilah "Gereja" inilah hal penting yang perlu dikoreksi
oleh LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) dalam penerjemahan Alkitab Al-Muqoddas,
sebab ini merupakan dasar yang jelas dan penting sebagai bukti bagi berdirinya
Gereja. Sebenarnya penerjemahan kata "Ecclesia" dari Alkitab
Al-Muqoddas Yunani di dalam Kitab Al-'Ahd Al-Jadid (Perjanjian Baru) oleh LAI
dengan diartikan sebagai "Jemaat" kuranglah tepat, sebab itu
mengaburkan makna yang sangat penting berkaitan dengan asal-muasal
Gereja yang sejatinya sangat jelas berasal dari Tuhan Yesus
Kristus sendiri atau didirikan oleh-Nya. Sebenarnya kata "Ecclesia"
paling tepat diterjemahkan sebagai "Gereja", sebab kata
"Jemaat" dan "Gereja" itu memiliki makna yang berbeda. Kata
"jemaat" itu kata umum yang berarti umat pada umumnya, sedangkan kata
"Gereja" itu merupakan kata khusus yang memiliki arti tidak sekedar
umat, melainkan persekutuan umat Allah yang percaya kepada Kristus, sebagaimana
sudah familiar di tengah-tengah umat Kristen di seluruh dunia. Jika terjemahan
ini dikembalikan ke makna yang semesthinya sesuai asal katanya dari Alkitab
Al-Muqoddas Yunani, maka akan TERLIHAT SANGAT JELAS bahwa dari
awal YESUS SENDIRILAH YANG MENDIRIKAN GEREJA. Sangat disayangkan LAI
menerjemahkannya dengan kata "jemaat" sehingga akhirnya nuansa khas
Kristianinya kurang mengena dan bahkan cenderung hilang. Padahal kata
"Ecclesia" sangat jelas membuktikan bahwa Gereja itu lahir dari Yesus
Kristus sendiri. Umat Allah yang bersekutu membentuk persekutuan murid-murid
Kristus itulah Gereja. Namun adalah hal menarik jika kita melihat terjemahan
Alkitab Al-Muqoddas umat Kristen Arab. Umat Kristen Arab sudah menerjemahkan
kata "Ecclesia" secara tepat, yakni dengan kata "Kanisah"
yang berarti Gereja. Umat Kristen Arab yang menggunakan bahasa Arab saja tidak
menggunakan kata jama'at (jemaat) melainkan kata "kanisah", mengapa
kita orang Indonesia menerjemahkannya dengan kata serapan bahasa Arab "jemaat"?
Padahal kita umat Kristen sudah memahami kata "Gereja", mengapa LAI
memilih kata "jemaat" yang umum itu????? Bukankah itu menggeser atau
mengaburkan kebenaran sejati bahwa Gereja sejatinya didirikan oleh YESUS????
Mari kita lihat terjemahan Alkitab
Al-Muqoddas umat Kristen Arab berkaitan hal ini-->
وَأَنَا أَقُولُ لَكَ أَيْضًا: أَنْتَ
بُطْرُسُ، وَعَلَى هَذِهِ ٱلصَّخْرَةِ أَبْنِي كَنِيسَتِي، وَأَبْوَابُ ٱلْجَحِيمِ
لَنْ تَقْوَى عَلَيْهَا
Wa Anaa aquulu laka aydhon: Anta
Buthrus, wa 'ala hadzihish shokhroti abnii KANIISATI (GEREJA-KU),
wa abwaabul jahiimi lan taqwa 'alayha.
إِنْجِيلُ مَتَّ 16:18
Injilu Matta/Injil Matius 16:18
Jelas disana dikatakan "KANIISATI" yang
berarti Gereja-Ku dan bukan "jama'ati" yang
berarti jemaat-Ku atau umat-Ku. Terjemahan Kitab Suci dalam bahasa
Inggrispun sudah sangat tepat sebagaimana tertulis di bawah ini:
"And I say also unto thee, That
thou art Peter, and upon this rock I will build MY CHURCH (GEREJA-KU);
and the gates of hell shall not prevail against it"
(Matthew 16:18)
Maka seharusnya Lembaga Alkitab
Indonesia menerjemahkan ayat tersebut demikian:
"Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA-KU dan
alam maut tidak akan menguasainya"
(Matius 16:18).
Kata "Ecclesia"
di dalam Kitab Al-'Ahd Al-Jadid sesungguhnya ada begitu banyak termasuk dalam
Kitab A'malur Rusul. Sudah semesthinya semua kata ini dikembalikan ke makna
semesthinya dengan diterjemahkan ke kata "Gereja", agar PERJALANAN
GEREJA YANG DIBANGUN OLEH TUHAN YESUS KRISTUS itu menjadi nampak
jelas. Hal ini sangat perlu kita kembalikan kepada terjemahan semesthinya agar
umat percaya dan orang diluar iman Kristen dapat mengerti dan memahami
bahwa Gereja itu secara Alkitabiyyah sungguh didirikan oleh Yesus Kristus sendiri
melalui para Rasul-Nya, terutama Rasul Petrus. Bahkan hal itu dapat dibuktikan
melalui penelusuran track record melalui tradisi ataupun sejarah. Kita dapat
mengetahui bahwa secara tradisi Gereja Syria di Anthiokia yang disebut
Gereja Ortodoks Oriental Syria itu didirikan oleh Rasul Petrus/Kefas sebelum
Beliau mendirikan Gereja di Roma. Hal itu terbukti dari mata rantai kerasulan
yang tidak pernah terputus, sebab Penerus Rasul Petrus di Gereja Syria itu sungguh
ada dan TIDAK PERNAH TERPUTUS. Penerus Rasul Petrus ke-121 di Anthiokia adalah Al-Bathriyark Mor Ignatius Ya'qub Ats-Tsalits. Sedangkan penerus ke-122, yakni Al-Bathriyark Mor Ignatiyus Zakka Al-Awwal 'Iwas dan
penggantinya sebagai Penerus ke-123 adalah Al-Bathriyark Mor Ignatiyus Afram
Karim Ats-Tsani. Begitu juga dengan Gereja Roma yang sekarang ini kita kenal
sebagai Gereja Katolik Roma mata rantai kerasulannya pun tidak pernah
terputus, kita ketahui bahwa Penerus Rasul Petrus ke-266 di Roma adalah
Bapa Paus Fransiskus I. Ada pula dengan Gereja Mesir yang lebih dikenal dengan Gereja Ortodoks Oriental Koptik (Mesir) yang didirikan oleh Rasul Markus Sang Penginjil, memiliki rantai kerasulan yang tidak pernah terputus juga. Kita dapati penerus Rasul Markus ke-117 adalah Al-Baba Syinudah Ats-Tsalits Nazhir Jayd Rofail dan penerus ke-118 adalah Al-Baba Tawadhros Ats-Tsani Wajih Subhi. Realita adanya Gereja-Gereja ini membuktikan bahwa
Gereja yang didirikan Kristus melalui Para Rasul-Nya, terkhusus Rasul Petrus
sungguh ada dan nyata yang mana bisa kita telusuri dengan menggunakan tongkat estafet kerasulan yang tidak pernah terputus. Oleh sebab itulah LAI perlu
mengembalikan penerjemahan kata "Ecclesia" ke dalam bahasa Indonesia ke
makna yang semesthinya, yakni GEREJA, agar dengan begitu semua
orang, baik yang Kristen atau yang non Kristen dapat melihat secara SANGAT
JELAS bahwa GEREJA TIDAK LAIN DAN TIDAK BUKAN DIDIRIKAN OLEH TUHAN YESUS
KRISTUS SENDIRI. Perlu juga diketahui, dalam tradisi Kekristenan jika seseorang
menuliskan kata "Gereja" dengan huruf [G] besar itu bermaksud
persekutuan umat Allah yang percaya dalam Kristus, dan kata
"gereja" dengan (g) huruf kecil dimaksudkan sebagai rumah
ibadah atau gedungnya.
Umat Kristen Arab adalah orang-orang
dalam dunia Arab yang menjadi Kristen karena pemberitaan/dakwah/evangelisasi
tentang iman Kristiani yang dibawa oleh Rasul-Rasul Kristus (Kis. 2:11-41). Mereka adalah
orang-orang Kristen awal yang ada
ratusan tahun sebelum lahirnya agama Islam dan mereka sudah tersebar di
Negara-negara Timur Tengah, antara lain meliputi: Saudi Arabia, Mesir,
Palestina, Syria, Libanon, Abu Dhabi, Irak, ....dst. Tulisan ini penulis tulis bertujuan
untuk meluruskan persepsi salah dari Saudara-Saudari Muslim tentang hidup keagamaan umat Kristen
Arab. Dewasa ini di media internet ramai perbincangan tentang Kristen
Arab, yang konon katanya meniru gaya-gaya umat Islam terutama berkaitan dengan tata cara beribadah dan
bertujuan untuk melakukan kristenisasi. Penulis merasa lucu dengan segala
tuduhan yang ditulis di dalam blog-blog oleh Saudara-Saudari Muslim tersebut,
betapa tidak apa yang mereka tulis seakan mengklaim bahwa bahasa Arab dan
budaya Timur Tengah adalah milik Islam. Padahal faktanya itu tidak
benar samasekali, bahasa Arab dan budaya Timur Tengah mungkin iya identik dengan Islam sebab Islam mengharuskan segala hal berkaitan dengan Arab, namun itu tidak berarti bahwa Arab adalah milik Islam. Namun persepsi yang tidak sesuai fakta itu barangkali sudah mendarah daging menjadi anggapan mayoritas
banyak Muslim Indonesia yang kurang mengerti tentang dunia Arab. Sesungguhnya sekitar 600-an tahun sebelum agama Islam lahir, umat Kristen Arab sudah
menggunakan budaya Timur Tengah untuk mengungkapkan iman mereka.
Kalau di dunia
Arab sendiri seperti di Mesir, Suriah, Irak, Libanon, Palestina, Abu Dhabi, dst saat ini kita jumpai orang-orang Kristiani berdoa pribadi atau melaksanakan Misa di Gereja mendaraskan ayat-ayat Mazmur, kitab-kitab Para Nabi, Injil-Injil, surat-surat Para Rasul, dan kitab Wahyu dengan gaya Tilawat/Mulahan maupun menyanyikan lagu-lagu rohani (Taranim) dengan gaya qosidah,
itu adalah hal yang biasa bagi umat Muslim Arab. Sikap biasa dari Muslim Arab dikarenakan mereka tahu bahwa itu adalah budaya mereka sebagai orang-orang Timur Tengah. Bagi umat Kristen yang misal tinggal di Suriah walaupun bahasanya ada Aram dan Arab namun gaya musik dengan tabuhan tidak ada bedanya samasekali dengan lagu-lagu Arab dan cara bertilawat
pun sama saja, jadi memang itulah budaya Timur Tengah.
Sebenarnya dalam hal ini
kasusnya tidak berbeda dengan yang terjadi di Jawa, jika dalam budaya lagu-lagu Jawa
(gendhing) dengan iringan musik yang khas Jawa mewarnai lagu-lagu religi di
kalangan umat Kristen dan Muslim yaitu dengan lirik Kristiani ataupun juga
dengan lirik Islami, maka seperti itulah yang terjadi di Timur Tengah. Dengan begitu apakah lantas budaya Jawa adalah milik umat Kristen atau Islam?
Tentu saja bukan milik kedua-duanya, karena itu adalah budaya Jawa. Budaya Jawa sampun wonten (sudah ada) jauh sebelum Kristen dan Islam datang ke Tanah Jawa. Di sini
sebenarnya orang diajak berpikir dewasa tidak melulu berpikir negatif atau
menuduh saudaranya yang tidak-tidak. Ada juga tuduhan bahwa katanya umat Kristen Arab meniru tata cara orang Islam dalam berdoa khususnya dalam hal sholat. Ini juga merupakan
tuduhan yang menggelikan bagi umat Kristen yang sudah ada ratusan tahun sebelum
adanya umat Islam. Kalau dikatakan umat Kristen Arab meniru karena
berdoa dengan gerakan sujud, rukuk, dll itu sungguh tuduhan yang teramat bodoh,
karena apa? Karena memang budaya Timur Tengah untuk menghormati Raja, bangsawan
atau bahkan Tuhan adalah dengan cara sujud, itu sudah terjadi di zaman para
Nabi Israel, baik di zaman bapa Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Harun, Yosua, Yeremia,
Yesaya, Samuel, Daud, Salomo, Nathan, Ayub, Obaja, Zakharia bin Ido, Maleakhi, dan seterusnya (Bdk. Kej. 17:3,
18:12, 19:1, 23:7, 24:48, 33:3, 33:7, 43:28, 44:14, Kel.18:17, Bil. 14:5, 16:22,
Mat. 20:20, 26:39, Luk. 24:52, Yoh. 9:38). Itu semua adalah tata cara suatu bangsa melakukan penghormatan dan bukan hakikat dari penghormatan itu sendiri. Tata cara demikian sama juga kalau di Jawa kita mengenal tradisi membungkuk dengan berkata,’’Nuwun sewu’’ dan juga mengenal duduk sopan dengan cara bersila ketika kita dalam suatu acara tertentu atau tatkala kita mengarahkan hati untuk memulai memuji Tuhan, memuliakan Tuhan, berdialog dengan
Tuhan, dan memohon kepada-Nya untuk permohonan-permohonan. Oleh sebab itulah
baik umat Kristen Arab maupun Muslim Arab dalam mengungkapkan hormatnya kepada Tuhan seturut imannya masing-masing mereka bersujud, membungkuk/rukuk atau bersimpuh. Ini
semua adalah ungkapan penghormatan dalam budaya Timur Tengah. Namun hakikat sholat
bukanlah soal gerakan melainkan hati yang tertuju kepada Tuhan. Hubungan diantara Tuhan dan manusia. Sholat berarti berdoa yang mana seseorang menjalin relasi dengan Penciptanya, dia berkomunikasi/berdialog dengan Tuhan, memuji
Tuhan, memuliakan Tuhan, menyembah Tuhan, dan bersyukur maupun memohon permohonan kepada Tuhan. Maka orang yang sedang sholat dikatakan
sholli.
Sekali lagi penulis tegaskan bahwa sholat Kristiani bukanlah tentang kulitnya (gerakan) melainkan yang terpenting adalah menjalin hubungan diantara Allah dan manusia saat berlangsungnya sholat, sebab sholat itu hakikat/substansinya adalah terjadinya hubungan diantara manusia dan Tuhan. Kekristenan percaya hubungan itu dapat terjadi ketika seseorang berdoa dengan menggunakan bahasa yang dimengerti dan dipahami sebagaimana
yang dikatakan oleh Ar-Rohil (Mendiang) Romo Al-Baba Syinudah Ats-Tsalits Nazhir Jayd Rofail dari Mesir, Penerus Rasul
Markus ke-117,’’Jika kita berdoa haruslah kita berdoa dengan kesadaran, dengan pengertian, dan dengan
pemahaman tentang kata-kata apa saja yang kita sampaikan
kepada Allah supaya doa kita tidak menjadi sebuah doa dengan rangkaian kata
yang sia-sia, maka sebagai orang Mesir
yang berbahasa Arab kita harus menggunakan bahasa Arab yang kita mengerti dan
pahami saat berdoa dan bagi umat Masihiy/Masihiyyin (Kristen) dari bangsa-bangsa
lain hendaknya mereka pun menggunakan bahasa mereka sendiri". Ar-Rohil Beliau juga melanjutkan sholat Kristen bertujuan agar seseorang berhasil dalam doanya dimana hatinya sungguh terarah kepada TUHAN. Keberhasilan dalam doa ditandai dengan dirasakannya hadirat
Tuhan dan hubungan yang dekat dengan-Nya, merasakan adanya kekuatan dari
Yang Maha Tinggi, merasakan kekudusan Tuhan, dan sampai pada pertobatan hati. Tujuan doa yang terpenting adalah agqr mendorong hati seseorang untuk menjadi
pribadi-pribadi yang selalu ingin hidup di dalam kasih sebagaimana yang Alkitab
al-Muqoddas katakan,’’Allah adalah kasih. Barangsiapa tinggal di dalam kasih
tinggal di dalam Allah dan Allah di dalam dia’’ (1 Yoh. 4:16). Jadi sholat itu bukanlah hanya
tentang berdoa dengan gerakan budaya Timur Tengah melainkan harus sampai kepada
makna dan tujuannya.
Iman Kristiani meyakini bahwa berdoa dengan
budaya/gerakan masing-masing itu bukanlah permasalahan, karena masing-masing
bangsa memiliki tata caranya sendiri-sendiri untuk mengungkapkan penghormatannya
kepada Penciptanya "Desa mawa cara, negara mawa tata". Namun sekali lagi yang terpenting adalah bahwa dalam
sholatnya itu seorang Kristiani harus sampai pada makna dan tujuan dari sholat
itu sendiri. Dalam buku sholat Kristen Mesir sendiri juga dikatakan tentang sholat sebagai berikut "Ash-Sholatu hiya
asy-syukru wa ad-du'a wa munajatu al-Khaliq wa tasbihuhu". Artinya SHALAT
itu adalah ucapan syukur, dialog, permohonan, dan pujian kepada Sang
Pencipta.''
Maka sekali lagi menjadi jelas bahwa dalam sholat yang terpenting bukan melulu soal tata cara lahiriahnya melainkan hakikatnya, dimana hati dan pikiran kita sungguh terarah untuk memuji Tuhan, memuliakan Tuhan, menyembah Tuhan,
berserah kepada Tuhan, berdialog dengan Tuhan, memohon dengan hati yang
berpasrah dan dengan rendah hati menerima dan percaya bahwa Kehendak-Nya adalah yang terbaik bagi hidup kita. Akhirnya keberhasilan sholat yang dilakukan oleh seseorang mendorong hatinya untuk
melakukan amal kasih sesuai apa yang diajarkan oleh Sang Al-Masih (Kristus). Satu
hal lagi yang perlu diketahui bahwa jika seorang Kristen Katolik atau Protestan
di Timur Tengah masuk kamar mengunci pintu lalu duduk bersila dan memuji Allah,
berkomunikasi dengan-Nya, mengagungkan-Nya, memuliakan-Nya, berserah
kepada-Nya, memohon kepada-Nya, maka inipun di dunia Arab juga disebut sedang sholat. Umat Kristen Arab memaknai sholat secara luas. Itulah juga sebabnya Doa Bapa Kami atau Doa yang diajarkan Tuhan dalam
bahasa Arab disebut Sholat ar-Robbaniyyah, ini semua hanya masalah bahasa Arab. Lebih dalam tentang sholat Kristen silahkan klik di sini.
Jelaslah banyak Muslimin dan Muslimah Indonesia salah paham terhadap kehidupan keagamaan umat Kristen Arab, hal tersebut dikarenakan faktor terbesar yakni ketidak-tahuan. Ketidak-tahuan bahwa umat Kristen yang etnisnya Arab ada puluhan juta di Timur
Tengah dan mereka eksis sebelum adanya agama islam yang muncul pada abad ke-7 tersebut. Mereka adalah orang-orang Arab
yang biasa menggunakan bahasa Arab maupun budaya Arab. Sekali lagi perlu menjadi catatan bahwa
orang-orang Arab beragama Kristen sudah terlebih dahulu ada/eksis pada abad ke-1 M, jauh sebelum agama islam lahir pada abad ke-7 M tersebut. Oleh karena itu tidak benar jika dikatakan umat Kristen Arab mengadopsi budaya islam, tuduhan seperti itu adalah tuduhan yang sangat lucu, karena sejarah membuktikan umat Kristen Arab sudah ada terlebih dulu jauh sebelum islam. Marilah kita
buka wawasan bahwa budaya Arab seperti: membaca Kitab/qiroat dengan gaya tilawah dan musik (dengan gambus, kecapi, rebana), berpakaian gamis, berpeci, dan
seterusnya itu sudah menjadi tradisi/budaya Timur Tengah. Disaat islam belum
lahir pada abad ke-7 tersebut, adalah hal yang lazim bagi Kekristenan menggunakan
budaya-budaya ini. Bahkan bagi kita yang belum pernah mendengar tentang
informasi ini akan terperangah dengan sikap Muslim Arab sendiri yang tidak
mempermasalahkan buaya yang juga dihidupi oleh umat Kristen ini, karena mereka sama-sama tahu bahwa itu budaya Timur Tengah
dan mereka sama-sama menggunakan budaya-budaya tersebut untuk mengungkapkan
iman. Adapun istilah atau kata-kata seperti: Ya Robb, ya ilahi, syukron katsiiron, sholat/sholah, sholawat, qosidah, ijtima, mukmin,
alhamdulillah, Allah (Perlu diketahui bahwa umat Kristen Arab sejak dahulu kala memanggil Tuhan
dengan kata "Allah". Kata "Allah" tidak dimaknai sebagai
nama tapi sebatas sebutan/gelar yang berarti "Tuhan/God". Nama Tuhan dalam iman Kekristenan adalah 4 HURUF SAKRAL IBRANI "YHWH" dan NAMA YESUS/YASU'A/YESHUA
berarti "YHWH menyelamatkan"), insya Allah, Allahul Abi, Al-Masih,
dst itu ternyata sudah lazim digunakan oleh umat Kristen Arab. Tapi sekali
lagi, Kristen Arab dalam menyebut Tuhan/God adalah "Allah". Kata
"Allah" tidak dimaknai sebagai nama tapi sebatas sebutan/gelar.
Nama-Nya adalah "YHWH" dan YHWH yang Esa inilah yang 2000 tahun silam
nuzul ke dunia sebagai MANUSIA SEMPURNA NAN SUCI, yakni Yesus Kristus atau
Yasu'a Al-Masih, dimana sebagai manusia Dia banyak mengajarkan hukum kasih yang
luarbiasa, praktek kasih yang luarbiasa, dan puncak pelayanan kasih-Nya adalah
ketika Ia mengalami sengsara, disalibkan, wafat, dan pada hari ketiga bangkit
mulia dan naik ke Sorga. Semua itu karena cinta-Nya pada seluruh umat manusia agar
manusia dapat diselamatkan dan dapat kembali bersatu dengan-Nya di dalam kebahagiaan kekal, karena itulah Alkitab Al-Muqoddas mengatakan bahwa
"Tidak ada nama lain yang karenanya manusia dapat diselamatkan, kecuali hanya
dalam Nama Yesus Kristus" (Kis. 4:12).
Kembali lagi ke istilah-istilah Arab tersebut,
tentu umat Kristen Arab menggunakannya karena itulah bahasa mereka sebagai orang Arab yang
lahir di tanah Arab. Lalu bagaimana dengan nama-nama umat Kristen Arab? Nama-nama apa yang lazim digunakan? Tentu nama-nama Arab pada umumnya dan nama-nama tokoh Alkitab Al-Muqoddas versi Arab seperti berikut: Munir, Najib, Osama, Abdul Masih, Aziz, Shobri,
Faraq, Faruq, Ashraf, Taufik, Malik, Amir, Ibrohim, Sulayman, Yunus, Buthrus,
Bulus, Ya'qub, Ishaq, Syamuil, Harun, Yuhanna, Musa, Kamil, Halim, Hilmi,
Faisal, Habib, Labib, Kahlil, Khalil, Sa'ad, Kamal, Jibran, Nabil, Nabila,
Nadir, Nazhir, Naufal, Haddad, Majdi, Nashrallah, Athallah, Mansyur, dan seterusnya. Itulah
realitanya bahwa ini merupakan pengungkapan iman melalui budaya Arab (inkulturasi), dan Kristen sama
sekali tidak mengadopsi apapun dari Islam melainkan menggunakan budaya Arab yang memang sudah ada jauh sebelum adanya Kristen dan Islam. Kalau pun ada orang yang kurang wawasan tetap munuduh
bahwa Kristen mengadopsi budaya islam toh realitanya Kekristenan lebih dahulu
ada di Timur Tengah, karena pada hari Pentakosta dan karena pewartaan Para
Rasul pada abad ke-1 banyak orang Arab sudah bertobat dan dibaptis menjadi
Kristen (Kis. 2:11-42). Jika masing-masing kelompok mau menangnya sendiri dengan segala bukti sejarah, pertanyaannya siapa yang sesungguhnya mengadopsi dan diadopsi???? Bijaknya baiklah masing-masing pemeluk Kristen dan Islam berpandangan bahwa mereka sama-sama menggunakan budaya Arab untuk mengungkapkan iman masing-masing. Ya itu lebih bijak ketimbang saling klaim, harusnya kita semua malu sebab umat Kristen dan Muslim Arab sendiri tidak ribut masalah ini. Dan perlu diketahui dan dipahami bahwa "Orang Kristen" dalam bahasa Arab atau dunia Arab
sering disebut Masihiy/Masihiyyin bukan Nashoroh/Nashroni, sedangkan istilah "Kekristenan" atau
"Kristiani" adalah Masihiyyah. Kemudian Ad-Din Masihiy adalah
"Agama Kristen". Sebutan Nashoroh/Nashroni itu adalah perspektif Muslim dalam menyebut orang-orang pengikut 'Isa. Sungguh pun YESUS
KRISTUS yang umat Kristen Arab panggil YASU'A AL-MASIH itu bukan 'Isa. Keduanya tidak bisa disamakan, karena dari sudut pandang
historis, tradisi, teologis, kristologis jauh berbeda. Lebih dalam tentang YESUS bukanlah 'Isa klik di sini.
Selanjutnya
dituduhkan lagi bahwa umat Kristen Arab meniru jam-jam berdoa umat Muslim, terkhusus tentang jenis doa Ashobus Sholawat/Liturgia Horarumse/ Brevir seperti pada waktu Subuh= Sholat Awwal, Dhuha=Sholat Tsalits, Zuhur=Sholat
Sa’adis, Asyar= Sholat Tis’ah, Maghrib= Sholat Ghurub, Isya= Sholat Naum, dan
Tahajjud= Sholat Lail. Ini pun sebuah tuduhan karena kurangnya pengetahuan dari
para penuduh, karena apa? JAUH
sebelum agama Islam lahir dan jauh sebelum keyakinan umat Islam tentang Israj
Mi’raj yang konon katanya mendapat perintah sholat 5 waktu karena tawar-menawar
dengan Tuhan itu, umat Kristen Arab sudah pun melakukan sholat pada jam-jam
tersebut untuk berdzikir tentang kisah-kisah hidup Sang Kalimatullah al-Hayy,
Tuhan, Raja, dan Juruselamat Dunia, yakni Yasu’a Al-Masih (Yesus Kristus).
Penjelasannya sebagai berikut:
1.Sholat Awwal: Mengenang kebangkitan
Yesus Kristu pada fajar hari dari antara orang mati.
2.Sholat Tsalits: Mengenang Yesus Kristus yang diadili secara tidak adil oleh Gubernur Pontius Pilatus dan mengenang
turun-Nya Roh Kudus atas Para Rasul.
3.Sholat Sa’adis: Mengenang akan sengsara
Yesus Kristus di atas kayu sholib karena mahabbah (cinta)-Nya kepada umat
manusia.
4. 4.Sholat Tis’ah: Mengenang saat Sang
Kristus wafat dan turun ke dunia orang mati untuk menundukkan kuasa maut.
5. 5.Sholat Ghurub: Mengenang saat Tubuh
Mulia Yesus Kristus diturunkan dari atas kayu sholib oleh Yusuf dari Arimathea
yang baik hati dan dipangku oleh Bunda Maria dengan hati yang hancur serasa tertembus pedang.
6. 6.Sholat Naum: Mengenang saat Tubuh Mulia
Yesus Kristus dikuburkan di sebuah goa dan ditutup batu.
7.Sholat Lail: Mengenang akan sabda Tuhan
Yesus Kristus bahwa kita sebagai manusia harus tidak jemu-jemu untuk berdoa dan
berjaga-jaga selalu dengan menghidupi iman kita dalam perbuatan kasih yang nyata, karena
Yaumul Qiyamah (Hari Kebangkitan) atau
Yaumul Akhir (Hari Akhir) yaitu hari kedatangan-Nya kedua kali yang diiringi
malaikat-malaikat-Nya sebagai Hakim Semesta Alam yang akan mengadili seluruh
umat manusia seperti pencuri, artinya kedatangan-Nya sebagai Hakim secara tiba-tiba dan tidak ada seorangpun yang tahu.
Jadi dengan melihat apa yang telah
dilakukan oleh umat Kristen dalam tradisinya sebelum adanya agama Islam, maka
jelas bahwa tidak ada istilah meniru ataupun mengadopsi dalam iman Kristen, justru bila mau
dikatakan adalah tradisi Masihiyyah (Kristiani) itu ditiru. Tapi sekali lagi marilah kita bijak tidak saling klaim dan menuduh satu sama lain. Lebih dalam tentang SHOLAT, silahkan klik di sini.
''TA'ALAU
ILAYYA ya jami'al-mut'abina wats-tsaqilil-ahmal, wa Ana urihukum.
Ihmilu niri 'alaikum wa ta'allamu minni, li-anni wadi'un wa
mutawadhi'ul-qolb, fa-tajidu rahatan li-nufusikum. Li-anna niri hayyinun
wa himli khafif.''
Artinya:
''MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.''
(Al-Injil Al-Masih hasab al-Mubasyiri Matta/Injil Kristus menurut Penginjil Matius 11:28-30)
Artinya:
''MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.''
(Al-Injil Al-Masih hasab al-Mubasyiri Matta/Injil Kristus menurut Penginjil Matius 11:28-30)
Sedangkan
mengenai tradisi kaligrafi umat Kristen Arab, itu juga merupakan sebuah budaya Timur Tengah baik
digunakan dalam bahasa Ibrani, Aram maupun Arab. Itu juga merupakan hal yang
biasa digunakan oleh umat Kristen, Yahudi, dan Islam di Timur Tengah. Tidak ada
dari ketiga agama ini yang berhak mengklaim bahwa itu adalah budaya miliknya. Permasalahan-permasalahan ini muncul sekali lagi karena kurangnya pengetahuan dari pihak si penuduh karena asumsinya yang
hanya melihat Kristen dan Islam dari kacamata keagamaan di Indonesia bukan dari
akar lahirnya kedua agama tersebut yang notabene berlatarbelakang budaya Timur Tengah. Selanjutnya di bawah ini saya tulis beberapa ucapan-ucapan umat Kristen Arab yang sering diucapkan sehari-hari di dalam bahasa Arab beserta
artinya:
A. TUHAN KITA
YESUS KRISTUS: ROBBANA YASU'A AL-MASIH
B.
GEREJA= KANISAH (JAMAK: KANAIS)
C. PENGIKUT KRISTUS/KRISTEN= MASIHIY/MASIHIYYIN (JAMAK: MASIHIYYUN)
D.
AL-MASIHIYYAH= KEKRISTENAN/KRISTIANI
E.
ROMO= ABUNA
F. KITAB SUCI= ALKITAB AL-MUQODDAS
P PERJANJIAN LAMA: AL-'AHD AL-QODIM
PERJANJIAN BARU: AL-'AHD AL-JADID
G.
INJIL SUCI= AL-INJIL AL-MUQODDAS
H.
PARA NABI= ANBIYA'
I.
PENGINJIL= AL-MUBASYIRI
J. DAMAI SEJAHTERA BAGIMU= SALAMU LAKUM
K.
ALHAMDULILLAH= PUJI TUHAN
L.
INSYA ALLAH= JIKA ALLAH/SANG SESEMBAHAN
MENGHENDAKI
M.
INSYA AR-RABB= JIKA TUHAN MENGHENDAKI
N.
ALMAJDULILLAH= KEMULIAAN BAGI ALLAH
P. BISMIL ABI WAL IBNI WAR RUHIL QUDUS,
AL-ILAHIL WAHID. AMIN= DALAM NAMA BAPA DAN PUTRA DAN ROH KUDUS, ALLAH YANG MAHA
ESA. AMIN
Q.
FII YASU’A ROBBANA= DALAM YESUS TUHAN
KITA
R.
AL-MASIH/AL-MASIAH= KRISTUS
S. MAHABBATIKA YA ROBBANA YASU’A AL-MASIH=
CINTA-MU WAHAI TUHAN KAMI YESUS KRISTUS
T.
LITURGI SUCI/MISA= AL-QUDDAS AL-ILAHIY
U.
YASU’A AL-KALIMATULLAH AL-HAYY= YESUS
SANG FIRMAN ALLAH YANG HIDUP
V.
YASU’A HUWAL QIYAMAH WAL HAYAH= YESUS
SANG KEBANGKITAN DAN HIDUP
W. YASU’A HUWAT THORIQ WAL HAQQ WAL HAYAH=
YESUS ADALAH JALAN DAN KEBENARAN DAN HIDUP
YASU'A AN-NUR AL'ALAM= YESUS SANG TERANG DUNIA
YASU'A AL-AWWAL WA AL-AKHIR= YESUS YANG AWAL DAN YANG AKHIR
S SYUKRON KATSIIRON YA YASU’A= TERIMA
KASIH BANYAK WAHAI YESUS
Y. SALAMU LAKUM FIL MAHABBATIL MASIH=
DAMAI SEJAHTERA BAGIMU DALAM KASIH KRISTUS
Z.
YASU’A KHALAS= YESUS MENYELAMATKAN
Ø YASU’A
AL-MUKHOLLISH AL-‘ALAM= YESUS SANG JURUSELAMAT DUNIA
Ø ANAK
DOMBA ALLAH= HAMALULLAH
Ø MAHABBATIKA BII ASH-SHOLIB AL-MUQADDAS YA AL-MASIH= CINTA-MU MELALUI SALIB SUCI WAHAI
KRISTUS
Ø ALLAHUL
AB DHOBITAL KUL= ALLAH BAPA YANG MAHA KUASA
Ø IRHAMNA
YA ROBB= KASIHANILAH KAMI YA TUHAN
Ø RASUL
YOHANES= YUHANNA AR-ROSUL
Ø RASUL
PETRUS= BUTHRUS AR-ROSUL
Ø RASUL
YUDAS= YAHUDZA AR-ROSUL
Ø RASUL
PAULUS= BULUS AR-ROSUL
Ø RASUL
YAKOBUS= YA’QUB AR-ROSUL
Ø RASUL
MARKUS= MARQUS AR-ROSUL
Ø RASUL
MATIUS= MATTA AR-ROSUL
Ø RISALAT AR-ROSUL= SURAT RASUL
Ø USQUF=
USKUP
AL-QUS= IMAM/PRIEST
ASY-SYAMAS= DIAKON
Ø MINAL
BASYAR= DARI SEGALA BANGSA
Ø ALLAHU
MAHABBAH= ALLAH ADALAH KASIH
Ø AL-KANISAH
AL-KATSULIKIYYAH= GEREJA KATOLIK
Ø ALLAH
ATS-TSALUTSIL QUDUS= ALLAH TRITUNGGAL MAHA KUDUS
Ø .....DST.
NAMUN inti iman Kristiani bukan soal
budayanya melainkan PESANNYA, MAKNANYA, dan TUJUANNYA yang SAMA, YAKNI KARYA KESELAMATAN ALLAH DI DALAM YESUS KRISTUS MELALUI SENGSARA SALIB, WAFAT, BANGKIT, DAN NAIK KE SORGA, karena jika berbicara budaya/tata cara masing-masing bangsa mempunyai tata cara sendiri-sendiri dalam mengungkapkan
imannya.
Di bawah ini penulis bagikan beberapa doa pokok Kristen Arab sebagai tambahan pengetahuan saja.
1. 'ALAMATISH SHOLIB (TANDA SALIB)
Bismil Abi wal Ibni war Ruhil Qudus, Al-Ilahil Wahid. Amin.
2. ABANA (BAPA KAMI)
Abaanaa alladzi fis Samawat, liyataqoddas Ismuk. Liya'ti Malakutuk, litakun Masyi-atuk. Kama fis sama' kadzalika 'alal ardh. Khubzana alladzi lil ghad a'thinal yaum, wa ghafir lanaa dzunuubanaa kama naghfir nahnu aydhon lil mudznibina ilayna. Wa laa tudkhilnaa fii tajribah lakinna jinnaa minas syarir. Bil Masiha Yasu'a Robbana. Li-anna lakal Mulka wal Quwwa wal Majdi ilal abad. Amin.
3. SALAM MARIA
Assalamu alayki yaa Maryam ya mumtali-atan na'amah, Ar-Robbu ma'aki. Mubarokatun anti fin nisa wa mubarokun Tsamarotu Bathniki, Yasu'a. Yaa Qiddisah Maryam yaa Walidatallah, sholi li-ajlina nahnul khota-a, al-an wa fii saa'ati mautina. Amin.
4. KEMULIAAN
Almajdulil Abi wal Ibni war Ruhil Quddus, al-an wa kulla awwan wa ila dahrid duhur. Amin.
5. QONUN AL-IMAN (SYAHADAT)
Nu'minu bi-Ilahin Waahid
Al-Abi Dhoobithil Kul
Wa khaaliqis samaa-i wal ardh
Wa kulla maa yuroo wa maa laa yuroo
Wa bir Robbin Waahidin Yasuu'a Al-Masih Ibnillahil Wahiid
Al-Mauluud minal Ab qobla kullid duhuur
Nurun min nuur ilahun haqq min ilahin haqq
Mauluudu ghoyri makhluuq musaawi lil Abi fil jauhar
Alladzii bihi shooro kullu syai' dzalika alladzi min ajlinaa nahnul basyar wa min ajli khollaashinaa
Nazala minas samaa' wa tajjasada minar Ruuhil Quddus wa min Maryamil 'Adzro' Walidatil Ilah
Wa shooro insaanan wa shuliba 'iwadhoo 'annaa fii 'ahdi Bilaathusal Bunthi
Ta-alama wa maat wa dufina wa qoom fil yaumits tsaalits kama syaa'
Wa sho'ida ilas samaa'
Wa jalasa 'an yaminil lohil Ab wa idhoo saya'ti
Bimajjid 'azhiim liyadinal ahyaa' wal amwaat dzalikal alladzii laysa limulkihin qidhoo-in'
Wa nu'minu bir Ruhal Quddus Ar-Robbal Muhiyl kul al-munbatsiq minal Ab wa ma'al Abi wal Ibin yusjad lahu wa yumajjad, an-naathiq bil Anbiyaa' war Rusul
Wa bi kaniisah, waahidah, jaami'ah, muqoddasah, rosuliyyah,
Wa na'atarifu bi ma'amuudiyyah waahidah li-maghfirotil khothooyaa
Wa natarojja qiyaamatil mauta wal hayaatuj jadidah fil 'aalamil ati. Amin.
Namun ingat ya bagi Saudara-saudari Kristen, boleh doa-doa ini dihafal namun perlu dicatat sekedar untuk menambah wawasan saja, jangan digunakan sebagai doa sesungguhnya. Kalau bagi orang Kristen Arab sih memang harus menggunakan bahasa Arab untuk berdoa, sebab itu bahasa ibu mereka, bahasa yang sungguh mereka mengerti dan pahami. Tapi bagi kita umat Kristen Indonesia kita harus menggunakan bahasa ibu kita untuk berdoa. Ar-Rohil Romo Al-Baba Syinudah Ats-Tsalits Nazhir Jayd Rofail dari Gereja Arab saja dalam khotbahnya mengatakan demikian tentang berdoa/sholat:
"Doa itu bagai jembatan yang menghubungkan diantara manusia dengan Tuhan. Oleh karena itu, agar tatkala berdoa terjadi hubungan diantara Tuhan dan manusia, maka doa itu harus ada kesadaran, ada pengertian, dan pemahaman tentang kata-kata apa saja yang kita sampaikan kepada Tuhan, sebab doa bukanlah mantera. Kita sebagai orang Arab yang berbahasa Ibu bahasa Arab hendaklah berdoa dengan bahasa ibu kita ini. Bagi umat Masihiy/Masihiyyin (Kristen) yang berasal dari bangsa-bangsa lain hendaklah mereka berdoa menggunakan bahasa ibu mereka masing-masing".
Jelas seorang Kristen tidak dibenarkan ketika mereka berdoa menggunakan bahasa yang tidak mereka pahami sebab hal itu tidak akan membuat hubungan diantara Tuhan dan manusia dapat terjadi. Gereja Ortodoks Oriental Suriah yang dipimpin oleh Romo Al-Bathriyark Mor Ignatiyus Afram Ats-Tsani Karim Sa'id, penerus Rasul Petrus ke-123, yang dikenal banyak orang Indonesia sebagai "KOS" pun dimana Gerejanya tersebar juga beribadah menggunakan bahasa ibu mereka. Buktinya salah satunya umatnya yang cukup banyak berasal dari India di dalam beribadah juga dengan menggunakan bahasa ibu, yakni bahasa India maupun bahasa Malayalam. Para Romo telah menjelaskan bagaimana seseorang harus berdoa yang berkenan bagi Tuhan dan agar doa itu dapat terjalin hubungan diantara Tuhan dan manusia. Maka setiap orang Kristen taatlah kepada kata-kata Para Pengganti Rasul. Jadi yang masih berdoa dengan bahasa yang bukan bahasanya atau bahasa yang tidak dipahami segeralah bertobat, janganlah berdoa dengan cara seperti itu. Para Romo yang notabene penerus Para Rasul tidak menganjurkan hal demikian. Janganlah kita berdoa dengan bahasa latin (seperti umat Katolik Roma sebelum Konsili Vatikan II) sebab kita bukanlah orang latin yang tidak paham benar bahasa latin, janganlah kita berdoa dengan bahasa Arab (seperti KOS Indonesia) sebab kita bukan orang Arab yang tidak paham sepenuhnya bahasa Arab, janganlah kita berdoa dengan bahasa Spanyol disaat kita bukan orang Spanyol yang paham bahasa Spanyol dengan baik, dan seterusnya. Tapi hendaklah kita berdoa dengan bahasa ibu yang kita pahami, baik itu bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Batak, bahasa Dayak, bahasa Madura, bahasa Banyuwangi, dan seterusnya. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi semua umat Masihiyyin agar mereka di dalam berdoa boleh terjadi hubungan diantara Tuhan dan manusia sebagaimana wejangan Ar-Rohil Romo Al-Baba Syinudah Ats-Tsalits, Penerus Rasul Markus ke-117. Begitu ya, jadi silahkan doa-doa di atas disikapi secara bijak, yakni dijadikan tambahan wawasan saja bahwa seperti itulah bahasa yang diucapkan Saudara-saudari kita umat Kristen Arab.
KESIMPULAN
Maka kesimpulannya adalah bahwa Arab
itu tidak identik dengan Islam karena dalam dunia Arab sendiri masih ada jutaan
umat Kristen (Al-Masihiyyin) seperti di Mesir, Libanon, Suriah, Irak, Iran, Abu
Dhabi, dst yang sudah eksis sebelum adanya agama Islam. Arab itu bukan sebuah iman tapi tentang bangsa, budaya, dan bahasa. Jadi kalau ada inkulturasi iman Kristen dalam budaya-budaya Arab seperti melalui qosidah dengan musik-musik
tabuhan, tilawatil Injil, kaligrafi, dan semua praktek budaya Timur
Tengah, itu adalah hal yang biasa di tengah umat Kristen dan Muslim Arab dan bukanlah sebuah hal yang asing. Lalu kenapa
Kekristenan di Indonesia pengungkapan imannya tidak bergaya demikian? Kekristenan
bukan masalah budaya melainkan pesannya itu sendiri. Kekristenan bisa berbaur
dengan segala kultur tapi pesannya tetap sama yaitu kasih dan keselamatan Allah
bagi segala bangsa di dalam Yesus Kristus, sebagaimana kasih dan keselamatan
Allah di dalam Yesus Kristus itu telah dinyatakan oleh Nabi Besar
Simeon,’’Mataku telah melihat KESELAMATAN yang dari pada-Mu, yang telah Engkau SEDIAKAN DI HADAPAN SEGALA BANGSA, yaitu TERANG yang menjadi penyataan bagi BANGSA-BANGSA LAIN dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel” (Luk. 2:30-32) dan telah dikatakan oleh Malaikat di Hari Natal,"Sesungguhnya aku memberitakan kepadamu KESUKAAN BESAR untuk SELURUH BANGSA: Hari ini telah lahir bagimu JURUSELAMAT, yaitu KRISTUS, TUHAN, di kota Daud" (Luk. 2:10-11). Jadi jangan
berpikir lagi bahwa Arab (bangsa, budaya, dan bahasa) itu adalah milik agama
tertentu.
REFLEKSI
Jadi
Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Tuhan, marilah kita dewasa dalam
menyikapi segala sesuatunya, jangan mudah menghakimi sesama kita yang berbeda
keyakinan, selalu rendah hati. Ingat Allah akan merendahkan barangsiapa yang
meninggikan dirinya namun akan mengangkat orang yang rendah hati (Bdk. Mat. 23:12, Luk. 14:11 dan 18:14, 1 Pet. 5:6). Sebagai orang
yang beragama hendaknya kita bisa terbuka dengan iman yang lain, lemah lembut,
ramah, toleransi, dan bersikap welas asih serta mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu
sebelum menyimpulkan sesuatu. Tidak ada yang lebih indah diantara pemeluk agama
selain hidup saling rukun dan menghargai kepercayaan masing-masing walaupun berbeda.
Tuhan berkata,’’Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Mat. 22:39). Dia tidak
berkata,’’Kasihilah sesamamu yang hanya segolongan denganmu.’’ Maka sudah
seharusnyalah kita mengaplikasikan kasih itu kepada setiap
manusia apapun sukunya, bangsanya, budayanya maupun agamanya. Terlebih Kristen dan
Islam yang berlatarbelakang budaya yang sama, yakni Timur Tengah, maka sudah
seharusnya persamaan yang ada mempererat tali silaturahmi diantara umat Kristen
dan umat Islam dan biarlah perbedaan yang ada merupakan hal yang manis yang
merupakan keanekaragaman umat beragama.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh
Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, dan selalu serta sepanjang segala
abad. Amin.
Wassalamu lakum fil Mahabbatir Robb...
BERKAH DALEM