Sabtu, 12 Desember 2020

Gelar Anak Tunggal Allah bagi YESUS dan Anak-anak Allah bagi Orang Kristen serta Term "Utusan" bagi YESUS dan Term "Utusan" bagi Nabi-Nabi

Gelar Anak Tunggal Allah bagi YESUS dan Anak-anak Allah bagi Orang Kristen serta Term "Utusan" bagi YESUS dan Term "Utusan" bagi Nabi-Nabi


 Salamu lakum fil Mahabbatil Masih(Damai sejahtera bagimu dalam Kasih Kristus)

Bismil Âbi wal Ibni war Rûhil Qudus, Al-Ilahil Wahid. Âmîn.

          Dewasa ini iman Kristen sering disalahpahami oleh tidak sedikit orang. Mereka sering menuduh bahwa orang Kristen itu sesat karena mengimani Allah itu beranak, seakan orang Kristen berasumsi bahwa Tuhan itu berawal dan eksistensinya setelah dilahirkan. Penulis bahkan pernah dituduh oleh gurunya ketika dia masih duduk di bangku SD kelas 3 dan dituduh pula oleh temannya sendiri yang pernah bersama-sama menimba ilmu akademik di suatu sekolah tertentu. Tuduhan mereka kurang lebih sama, yakni bahwa orang Kristen itu bertuhankan 3 Tuhan, yakni Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan tuhan ibu. Penulis dalam menanggapi semua ini pertama-tama hanya tersenyum saja, sebab penulis memahami dan sadar bahwa tuduhan-tuduhan yang demikian itu dikarenakan mereka tidak memahami apa yang sesungguhnya diimani oleh orang Kristen itu sendiri. Oleh sebab itulah saya merasa perlu untuk meluruskan tuduhan yang tidak benar tersebut. Maka dalam tulisan ini akan saya bahas secara singkat tentang "Gelar Anak Tunggal Allah bagi YESUS dan Anak-anak Allah bagi Orang Kristen" dalam kaitannya dengan tuduhan bahwa Kristen mengimani Allah beranak yang seakan Kristen itu mengimani Allah itu berawal, serta terkait perbedaan term "Utusan" bagi YESUS dan term "Utusan" bagi Nabi-Nabi. Namun sebelum membahasnya perlu diketahui bahwa setiap penulis atau umat Kristen di seluruh dunia memakai kata "Allah" tidak dimaksudkan sebagai nama diri Tuhan, melainkan SEBATAS GELAR yang berarti The God/God ataupun sang sesembahan/sesembahan. Hal itu sama sebagaimana pemahaman Umat Kristen Arab yang sejak dahulu kala menggunakan kata "Allah" sebagai gelar saja, sebab jika kembali ke Firman Tuhan yang telah dinyatakan kepada Para Nabi-Nya maka Nama-Nya adalah YHWH. Kembali ke pembahasan→ Tuduhan-tuduhan kepada iman Kristen tentang gelar Anak Tunggal Allah dan Anak-anak Allah bagi orang Kristen yang dianggap sebagai Allah beranak secara jelas disanggah oleh Firman Tuhan itu sendiri di dalam Alkitab Al-Muqoddas. Apa yang dituduhkan oleh beberapa orang itu tidak sesuai kenyataan tentang apa yang disampaikan oleh Firman Tuhan dan tidak sesuai pula dengan apa yang diimani oleh orang Kristen. Mengapa tidak??? Gelar Anak Tunggal Allah yang digunakan bagi YESUS yang diimani oleh orang Kristen tidak menunjuk kepada arti biologis bahwa Allah beranak layaknya mamalia. Tidak pula dimaksudkan bahwa Allah memiliki istri dan istrinya melahirkan anak. Tidaklah secethék ataupun seprimitif itu. Bahkan iman Kristen menentang keras faham yang demikian.Dalam percakapan sehari-hari pun kita jumpai ada istilah anak tangga, anak sungai, dst dan itu samasekali tidak menunjuk pada hubungan biologis. Setidaknya begitulah gambaran tentang gelar "Anak Tunggal Allah bagi YESUS" dan anak-anak Allah bagi umat Kristen agar mudah dipahami. Ya gelar "Anak Tunggal Allah" bagi YESUS tidak menunjuk kepada arti biologis melainkan hakikat YESUS sebelum Ia nuzul (turun) ke dunia melalui Rahim St. Maria yang menjadi Manusia Kudus yang adalah "Sang Firman". Sang Firman itulah yang sedari kekekalan ada di dalam Diri Allah, manunggal di dalam Diri Allah, dan yang telah menciptakan segala sesuatu yang tidak ada menjadi ada (Yoh. 1:1-3,14). Dengan demikian arti utusan yang diterapkan bagi YESUS pun tidak sekedar bahwa Ia manusia biasa layaknya manusia-manusia yang diutus Allah sebagai nabi, TIDAK SAMASEKALI, melainkan sebagaimana sabda YESUS bahwa itu berkaitan erat dalam hubungan-Nya sebagai "Anak Tunggal Allah" yang hakikatnya adalah "Sang Firman" yang manunggal sedari kekekalan dalam Dzat Allah (Yoh. 3:16-18). Itulah sebabnya dalam Injil Yohanes 17:5 YESUS berkata,"Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki bersama-Mu sebelum dunia ada". Atau yang dalam Alkitab Al-Muqoddas berbahasa Arab dikatakan demikian→


وَٱلْآنَ مَجِّدْنِي أَنْتَ أَيُّهَا ٱلْآبُ عِنْدَ ذَاتِكَ بِٱلْمَجْدِ ٱلَّذِي كَانَ لِي عِنْدَكَ قَبْلَ كَوْنِ ٱلْعَالَمِ. 


Wal âna majjidnî Anta ayyuhal Âbu 'inda DZÂTIKA (DZAT-MU) bil majdil ladzî kâna lî 'indaka qobla kaunil 'âlam.


          Jadi jelas gelar "Anak Tunggal Allah" bagi YESUS menunjuk kepada hubungan kekal-Nya bersama Allah di dalam Dzat-Nya di dalam kekekalan sebelum adanya segala sesuatu. Bukan bermaksud bahwa Allah itu beranak layaknya mamalia. Beberapa orang tidak memahami bahwa YESUS yang diimani oleh orang Kristen bukan hanya Pribadi Manusia-Nya saja ketika Dia menjelma sebagai Manusia, tetapi juga pra eksistensi-Nya sebelum Dia menjelma sebagai Manusia yang adalah "Sang Firman" yang satu dan mulia di dalam Dzat Allah. Iman Kristen dengan demikian juga tidak mengimani "Manusia diangkat menjadi Tuhan" sebahaimana juga sering dituduhkan, melainkan yang diimani adalah "Tuhan yang kekal menjelma menjadi Manusia dalam Diri YESUS dan sungguh memasuki ruang dan waktu sejarah umat manusia 2000 tahun silam". Kemudian untuk tuduhan dari beberapa orang kepada orang Kristen, khususnya dalam hal ini kepada saya oleh seorang guru ketika saya tatkala itu masih duduk di bangku SD kira-kira kelas 3 dan dari seorang teman yang mana Beliau dan seorang teman itu berkata,"Tuhannya orang Kristen itu ada 3, yakni Tuhan bapak, Tuhan ibu, dan Tuhan anak!". Saat itu saya memang tidak memberi jawaban. Tetapi tuduhan dari guru dan teman saya itu bagi saya saat ini terdengar sangatlah lucu, betapa tidak?! Lha wong kenyataannya hal itu sangatlah jauh dari kebenaran agama saya dan apa yang sungguh diimani oleh setiap orang Kristen. Terlebih lucu lagi adanya tuduhan tentang 'tuhan ibu'. Apa pula tuduhan itu yang samasekali tidak dikenal di dalam ajaran Kristen. Pada kenyataannya umat Kristen mengimani Allah Yang Esa. Lalu bagaimana dengan TRINITAS? TRINITAS samasekali tidak berbicara mengenai keberapaan (jumlah) Tuhan, melainkan bahwa dalam Diri Allah yang esa itu ada Firman dan Ruh-Nya. Dalam Injil Matius 28:19 YESUS memerintahkan agar semua umat manusia dari segala bangsa dibaptis dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.


فَٱذْهَبُوا وَتَلْمِذُوا جَمِيعَ ٱلْأُمَمِ وَعَمِّدُوهُمْ بِٱسْمِ ٱلْآبِ وَٱلِٱبْنِ وَٱلرُّوحِ ٱلْقُدُسِ


Fadzhabû wa talmidzû jamî'al umami wa 'ammidûhum bismil Âbi wal Ibni war Rûhil Qudus

          Jadi salah besar jika dikatakan bahwa umat Kristen Tuhannya ada 3  Bapa, Ibu, dan Anak. Memangnya keluarga berencana.....? Hhehhe.... Adapun yang diimani oleh setiap orang Kristen adalah bahwa Allah itu ESA yang dalam keesaan Diri-Nya itu ada Firman dan Ruh-Nya. Disebut Bapa sebab Ia adalah Allah yang mengawali segala sesuatu dan memelihara segala sesuatu serta penuh kasih bagi setiap umat manusia, bahkan kepada yang sangat berdosa sekalipun. Kata "Bapa" tidak dimaksudkan sebagai gender. Dalam beberapa literatur keagamaan lain pun Tuhan dikatakan dengan kata ganti orang ketiga tunggal maskulin 'He' (Dia laki-laki) walau tidak dimaksudkan berjenis kelamin laki-laki. Disebut Sang Firman/Anak Tunggal Allah sebab Firman-Nya yang manunggal dalam Dzat Allah itu nuzul ke dunia sebagai Juruselamat umat manusia dan dipanggil YESUS (Yoh. 1:1). Disebut Roh Kudus sebab Allah itu Roh (Yoh. 4:24), itulah hayat Allah. Secara tegas dan tanpa kompromi politheistik, umat Kristen mengimani TRINITAS tidak sebagai adanya 3 Allah, melainkan kebagaimanaan Allah Yang Esa itu. Itulah fakta apa yang diajarkan oleh guru-guru saya dan yang saya imani.

          Selanjutnya berkaitan sebutan "Anak-anak Allah" bagi umat Kristen. Tuduhan beberapa orang dengan mengatakan bahwa umat Kristen itu mengimani Allah beranak, tidak hanya karena kesalah-pahaman dalam menangkap gelar Anak Tunggal Allah bagi YESUS, tetapi juga dikarenakan umat Kristen dalam banyak kesempatan sering mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan memang dalam Alkitab Al-Muqoddas, Allah menyebut umat beriman sebagai anak-anak-Nya (Bdk. 2 Kor. 6:18, Yhz. 16:21, Yes. 43:6, Yoh. 1:12-13). Sekali lagi saya tekankan kepada setiap orang yang menyalah-pahami sebutan 'Anak Tunggal Allah' maupun 'anak-anak Allah' dalam iman Kristen, bahwa istilah tersebut tidaklah dalam arti biologis, sama seperti misalnya: anak tangga, anak sungai, dst tidak berbicara anak dalam pengertian biologis. Istilah anak-anak Allah bagi umat Kristen tidaklah berbicara mengenai makna biologis bahwa Allah beranak layaknya mamalia ataupun Allah beristri lalu istri Allah melahirkan anak, TIDAK SAMASEKALI. Pengertian yang demikian sekali lagi justru sangat ditolak dan bahkan ditentang oleh iman Kristen. Gelar anak-anak Allah bagi umat Kristen merupakan anugerah agung yang Allah anugerahkan bagi setiap umat Kristen berkat imannya kepada Anak Tunggal Allah (Sang Firman), yakni YESUS. Mereka yang percaya di dalam YESUS adalah menjadi ciptaan baru. Mereka adalah orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah [diangkat menjadi orang-orang yang dekat dengan-Nya dan dikasihi oleh-Nya bagaikan anak] (Yoh. 1:12-13). Itulah sebabnya YESUS menekankan pada setiap umat manusia bahwa demi keselamatannya mereka perlu percaya kepada Nama Anak Tunggal Allah sebagaimana sabda-Nya,"Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah "(Yoh.3:17-18). Inilah alasan mengapa Allah mengangkat orang-orang Kristen sebagai anak-anak-Nya. Semua berkat imannya dan samasekali tidak berbicara tentang Allah yang beranak. Tentu beberapa orang tidak akan salah paham jika sedikit saja mau merendahkan hati untuk memahami apa yang saudara-saudarinya Kristen imani. Di lain sisi term "Perutusan Anak Tunggal Allah" dari YESUS ini juga secara otomatis MEMBANTAH serangan beberapa orang bahwa kalau dalam Injil YESUS disebut utusan, itu berarti YESUS tidak ada bedanya dengan nabi-nabi yang juga diutus. Dengan demikian YESUS adalah manusia biasa seperti nabi-nabi. Padahal faktanya dalam Alkitab Al-Muqoddas banyak dijelaskan bahwa hakikat Pribadi perutusan YESUS tidaklah sama dengan hakikat pribadi perutusan nabi-nabi, SANGAT JAUH BERBEDA. Apalagi sifat dan kuasa YESUS terlepas dari sifat-Nya sebagai manusia benar-benar ilahi dan menakjubkan. Hakikat Pribadi perutusan YESUS adalah Sang Firman/Anak Tunggal Allah yang nuzul ke dunia untuk karya keselamatan bagi umat manusia. Itulah sebabnya dalam beberapa kesempatan YESUS membedakan Diri-Nya dengan nabi-nabi. Jika dalam perumpamaan yang dibuat oleh-Nya nabi-nabi disebut sebagai hamba-hamba sang tuan maka YESUS menyebut Diri-Nya sebagai Anak Sang Tuan (Mat. 21:33-39). Tentu Anak Sang Tuan tidaklah sama dengan hamba-hamba Sang Tuan dalam banyak hal. Selain itu juga dikatakan jika Nabi Musa dikatakan sebagai yang setia dalam segenap rumah Allah sebagai PELAYAN ALLAH, maka YESUS dikatakan sebagai yang setia mengepalai rumah-Nya sebagai ANAK (Ibr. 3:5-6). Begitu kentara perbedaan hakikat Pribadi perutusan YESUS sebagai ANAK TUNGGAL ALLAH (Sang Firman) dengan hakikat pribadi perutusan para nabi yang hanya sebatas hamba maupun pelayan yang adalah manusia biasa yang diliputi dosa yang menjadi pesuruh Allah. Setelah mengetahui fakta-fakta ini, masihkah menyamakan term "utusan" bagi YESUS dengan term "utusan" bagi nabi-nabi ataupun menuduh Kristen mengimani Allah beranak ataupun Allahnya beristri dan istrinya beranak??? Atau dengan sesumbar mengejek jika YESUS Anak Allah siapa bidannya????

          Setelah mengetahui fakta-fakta di atas mungkin beberapa orang masih tegar tengkuk dan berkata bahwa jika Firman Allah nuzul ke dunia tentu Allah menjadi bisu sebab Dia tanpa Firman-Nya lagi. Selain itu mungkin juga mereka berpikir jika Allah dan Firman-Nya adalah satu dan Dia nuzul ke dunia berarti di Sorga kosong donk sebab Allah ada di bumi. Banyak orang menyerang Kekristenan secara demikian sebab di benak mereka tidak bisa membedakan Pribadi Allah yang maha tak terbatas dengan manusia kecil yang teramat sangat terbatas. Mereka telah membatasi Allah dengan otaknya yang teramat kecil. Padahal untuk memahami Allah tidak hanya dibutuhkan akal budi saja tetapi juga hati, jiwa, dan kekuatan sebagaimana perintahnya,"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu." (Mrk. 12.30). Akal ataupun logika memang dibutuhkan untuk memahami Pribadi Allah tapi tidaklah mutlak!!! Jika seseorang dalam pencariannya untuk mengenal Allah dengan mengerahkan segenap kekuatannya dan merasa dengan hati dan jiwanya serta berpikir dengan akalnya, tentu Allah yang maha tak terbatas dan tiada yang mustahil bagi-Nya itu bisa diterima dalam pemahamannya. Setiap orang perlu memahami Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan. Dalam hati dan jiwa itulah ada mata rohani untuk mihat Pribadi Allah dan karya-karya-Nya. Tidak semua kebesaran Tuhan dapat dilogika hanya dengan otak yang kecil itu. Memahami tentang 'Manusia' saja para dokter yang cerdas tidak sepenuhnya mampu, apalagi manusia-manusia dengan otaknya yang maha kecil ingin memahami Allah. Jika hanya dengan logika saja dalam memahami Allah, maka tidak sedikit orang yang akhirnya akan menjadi atheis, sebab mereka cenderung mendewakan pikirannya. Padahal jika direnungi otak itu adalah bagian kecil dari ciptaan, tentu bagian dari ciptaan itu tidak akan sepenuhnya memahami tentang kebesaran Penciptanya. Contoh kecil saja karya Allah yang tidak semuanya cukup dimengerti dengan logika→ Melalui Nabi Musa bagaimana bisa tongkat membelah laut, tongkat menjadi ular, dan bukit batu dipukul dengan tongkat keluar mata air? (Bdk. Kel. 14:16; 4:2-3; Bil. 20:11). Oleh sebab itulah Kekristenan di dalam melihat Pribadi Allah maupun karya-karya-Nya menggunakan hatinya, jiwanya, dan akal budinya dengan segenap kekuatan. Beberapa orang tersebut nyinyir terhadap iman Kristen karena mereka hanya berkutat pada otaknya yang membatasi kebesaran Tuhan. Segala hal tentang Pribadi Allah TIDAK BISA disamakan dengan manusia. Jika Firman-Nya di dalam Alkitab Al-Muqoddas dikatakan tentang Firman Allah, Roh Allah, Tangan Allah, Kaki Allah, Mata Allah, Hati Allah, dst itu TIDAK BERARTI sebagaimana yang ada pada manusia. Firman Allah tidak sama dengan kata-kata manusia, Roh Allah tidak sama dengan roh manusia, Tangan Allah tidak sama dengan tangan manusia, Kaki Allah tidak sama dengan kaki manusia, Mata Allah tidak sama dengan mata manusia, Hati Allah tidak sama dengan hati manusia, dst. Firman Tuhan berkata,"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman YHWH. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu (Yes. 55:8-9). Jika Allah di Hari Natal telah nuzul ke dunia sebagai Manusia Kudus yang bernama YESUS, itu tidak lantas Sorga menjadi kosong sebab Allah adalah Allah yang Omnipresent Dia dapat hadir di manapun di waktu yang sama. Kemaha-tahuan dan kemaha-hadiran Tuhan pun membuat Raja/Nabi Daud begitu heran hingga berkata,"YHWH, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya YHWH. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku. Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya. Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Elohim! Betapa besar jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau" (Mzm. 139:1-18).

          Lalu apakah Allahnya umat Kristen sama dengan makhluknya karena YESUS adalah Manusia??? Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Allah adalah Roh. Roh Allah tidaklah sama dengan roh manusia. Allah yang esa yang di dalam Diri-Nya ada Roh dan Firman-Nya ada dalam kekekalan. Ada sebelum segala sesuatu yang diciptakan ada. Perlu memahami pra eksistensi YESUS sebelum nuzul-Nya ke bumi sebagi Manusia Kudus di Hari Natal. Firman Allah yang satu dengan Allah dalam kekekalan itulah yang nuzul ke bumi menjelma sebagai YESUS karena cinta kasih-Nya yang begitu besar kepada umat manusia. Kehendak-Nya menjelma menjadi sama dengan manusia bukan berarti Allah sama dengan manusia dalam keilahian-Nya. Ia yang ada dalam kekekalan sebelum segala sesuatu ada dan yang adalah Penyebab dari segala sesuatu dan yang ada-Nya tanpa disebabkan (Causa Prima) TELAH BERKEHENDAK datang ke dunia di Hari Natal sebagai Manusia YESUS. Jadi sekali lagi perlu menjadi catatan bahwa iman Kristen samasekali tidak mengajarkan adanya manusia diangkat menjadi Tuhan namun Tuhan yang kekal nuzul (turun) ke bumi menjelma menjadi manusia. Karena itulah Alkitab Al-Muqoddas berkata,"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia" (Flp. 2:5-7). Ia menjelma menjadi sama dengan manusia dan turut merasakan segala kelemahan ataupun derita manusia kecuali dalam hal dosa (Ibr. 4:14-15). Hari Natal merupakan hari yang teramat agung sebab karena kasih yang begitu besar, Allah berkenan melawat manusia milik-Nya dan menjadi sahabat bagi manusia yang diciptakan-Nya dan bahkan menyelamatkan mereka (Yoh. 1:11-13; 3:16). Inilah misteri Natal yang teramat agung itu "Dan dengan tidak terbantahkan, besarlah misteri kesalehan itu, bahwa Allah telah dinyatakan dalam daging, dibenarkan dalam Roh, terlihat oleh para malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa, dipercaya di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan" (1 Tim. 3:16).

          Guys memang Pribadi Tuhan itu tidak cukup kita pahami dengan logika/hikmat kemanusiawian maupun otak kita yang maha kecil, sebab Dia jauh lebih besar daripada segala apa yang telah diciptakan-Nya. Namun hal itu tidak berarti bahwa manusia tidak bisa memahami Tuhan. Setiap orang perlu hikmat Allah untuk memahami Pribadi maupun karya-Nya agar mereka tidak tersesat dengan hikmat manusiawinya hingga tidak sedikit yang menjadi atheis maupun radikalis sempit (1 Kor. 1:25; 2:5; 2:13; Yak. 3:15). Namun hikmat Allah itu dianugerahkan hanya kepada mereka yang mau beriman dan merendahkan hati untuk menerima segala kebesaran dan misteri tentang-Nya, baik dengan hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan. Jadi memahami Pribadi Allah dan karya-karya-Nya tidak serta-merta diartikan sebagai mengetahui segala detail tentang Allah, melainkan dengan rendah hati mau menerima segala kebesaran dan misteri tentang-Nya sejauh yang telah diwahyukan. Maka bersama Nabi Salomo/Sulaiman putra Raja Daud hendaknya kita dengan rendah hati berdoa memohon hikmat Tuhan:

Ya Elohim Bapa kami yang ada di Sorga, Tuhan nenek moyang dan Tuhan belas kasihan, dengan firman-Mu telah Kaujadikan segala sesuatu, dan dengan kebijaksanaan Kaubentuk manusia, agar ia menguasai segala makhluk yang telah Kauciptakan dan memerintah dunia semesta dengan suci dan adil serta memegang kekuasaan dengan tulus hati. Berilah aku kebijaksanaan, teman setakhta-Mu, dan jangan aku Kautolak dari antara anak-anak-Mu. Sebab aku adalah hamba-Mu dan anak sahaya-Mu, manusia lemah yang pendek umurnya, miskin papa pengertiannya dalam hukum dan undang. Sebab andaikata seseorang adalah sempurna di antara anak-anak manusia, tapi kebijaksanaan yang berasal dari pada-Mu tidak ada, niscaya ia tidak terbilang apa-apa. Pada-Mu adalah kebijaksanaan yang mengenal segala pekerjaan-Mu, yang ada tatkala dunia semesta Kaujadikan, dan mengetahui apa yang diperkenankan oleh-Mu, dan lagi apa yang lurus menurut perintah- Mu. Maka sudilah kiranya mengirimkan dia dari sorga-Mu yang suci, dan mengutusnya dari takhta kemuliaan- Mu, agar ia ada padaku dan berusaha bersama denganku, dan aku mengetahui apa yang berkenan pada- Mu. Sebab kebijaksanaan mengetahui dan memahami segala-galanya, dan dengan bijak dapat memimpin aku dalam segala langkah lakuku serta menjaga aku dengan kemuliaannya, maka segala pekerjaanku akan diterima, dan supaya aku hidup dengan adil. Manusia manakah dapat mengenal rencana Tuhan, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan? Pikiran segala makhluk yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap. Sebab jiwa dibebani badan yang fana, dan kemah dari tanah memberatkan budi yang banyak berpikir. Sukar kami menerka apa yang ada di bumi, dan dengan susah payah kami menemukan apa yang ada di tangan, tapi siapa gerangan telah menyelami apa yang ada di sorga? Siapa gerangan sampai mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus? Demikianlah diluruskan lorong orang yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu, maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan. Amiiiiiinnnnn...

Semoga Allah Tritunggal Mahakudus senantiasa menerangi kita dengan cahaya-Nya yang gemilang. Amin.

Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, dan selalu serta sepanjang segala abad. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.