Senin, 17 November 2014

ALLAHU MAHABBAH (ALLAH ITU KASIH)

 ALLAH ADALAH KASIH

"Allahu Mahabbah, wa man yatsbut fil-mahabbati yatsbut fil-Lahi wal-Lahu fihi"

"Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia"

(Risalatu Yuhanna ar-Rosul al-Ula/Surat Rasul Yohanes yang Pertama 4:16)

Salaamu lakum fil Mahabbatil Masih (Damai sejahtera bagimu dalam Kasih Kristus)


Kemuliaan selalu bagi Allah kita Yang Esa dan Yang Kudus dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Dialah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Panjang Sabar dan Berlimpah Kasih Setia-Nya.
Hallelu-Yah!!!

 باسم الآب والابن والروح القدس، الإله الواحد، آمين

SAY NO TO ISIS, AL-QOIDA, BOKO HARAM, HAMAS, HAROKAT ASY-SYAHAB AL-MUJAHIDIN, TALIBAN, JABHAT AL-NUSRO!!!!!!!!!

RENUNGAN ALLAH ADALAH KASIH

       Allah itu adalah Allah Yang Maha Kasih, Tuhan yang mempunyai belas kasih yang teramat besar bagi seluruh makhluq ciptaan-Nya. Kasih-Nya yang besar bukanlah sekedar slogan ataupun pernyataan yang tanpa bukti. Kasih-Nya yang teramat besar itu telah nyata bagi sekalian kita yang merenungkan perbuatan-perbuatan-Nya siang dan malam. Salah satu contoh yang sangat jelas, ingatlah Dia yang telah menciptakan matahari, Dia pula yang menerbitkannya di setiap menjelang pagi hari. Dia menerbitkannya untuk seluruh makhluq ciptaan-Nya, tidak hanya kepada orang-orang baik saja Dia memberikan sinar matahari itu tetapi juga kepada mereka yang jahat, tidak hanya kepada orang yang baik saja Dia menurunkan hujan tetapi juga kepada mereka yang jahat. Allah itu murah hati, itulah sebabnya Alkitab al-Muqoddas berkata,''Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Allah Bapamu adalah murah hati." Alkitab al-Muqoddas juga berkata.''Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia." Jika kita mengaku bahwa kita adalah pengikut-pengikut Allah yang mempunyai sifat kasih itu, sudah seharusnyalah kita selalu berusaha untuk hidup di dalam kasih, apalah artinya jika kita berkata,''Aku adalah pengikut Allah." Padahal di dalam kehidupan sehari-hari kita mudah membenci saudara-saudara kita, berfikir jahat kepada sesama kita yang lain, mudah menghakimi, merampas hak orang-orang yang membutuhkan, korupsi, menganggap kita lebih dari orang lain, dan dengan mudahnya merendahkan sesama kita dengan mengatakan kafir, merancangkan yang jahat kepada sesama kita, bahkan yang lebih ekstrim kita mudah menganiaya atau bahkan membunuh sesama kita tanpa belas kasih (membunuh hatinya atau membunuh raganya). Masih pantaskah kita itu disebut pengikut Allah atau tinggal di dalam Allah jika kenyataan yang ada ternyata cara hidup kita sehari-hari itu jelas-jelas jauh atau bahkan bertentangan dari karakter Allah Yang Maha Kasih itu?????? Padahal Alkitab al-Muqoddas sudah sangat jelas berkata,''Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.'' Jadi jika kita tidak tinggal di dalam kasih tentu kita tidak tinggal di dalam Allah itu, lalu dimana kita tinggal jika hidup kita demikian? Firman-Nya,''Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran." Karakter iblis adalah iri dengki, benci, sombong, merasa agung dari yang lain, mudah menghakimi, pembunuh, pendusta, ketidakadilan, dan lain sebagainya yang menentang Sifat Allah. Jadi pesan Tuhan adalah  jika kita tidak bertobat menyesali segala perbuatan-perbuatan yang demikian dan kembali kepada jalan-jalan kasih-Nya tentu kita hanyalah orang-orang yang tinggal di dalam iblis bukan tinggal di dalam Allah Yang Sejati Yang Maha Kasih itu, karena sebagai pengikut-pengikut Allah sudah seharusnya kita menghidupi iman kita dalam iman yang benar yaitu iman yang berdasarkan belas kasih dan kerendahan hati kepada Tuhan dan sesama kita. Dengan tegas dan jelas Alkitab al-Muqoddas berkata,''Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya." Berbicara tentang dusta itu akan kembali kepada pesan Alkitab al-Muqaddas tentang iblis,''Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.'' Mari sejenak kita merenungkan kembali dimanakah kita tinggal???.......................
Alkitab al-Muqoddas berkata.''Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.''
       Ya sebagai pengikut-pengikut Allah haruslah kita memuliakan, menyembah, mengagungkan-Nya di dalam roh dan kebenaran, apa itu maksudnya? Maksudnya adalah tidak sebatas menyembah-Nya di dalam gerakan atau pujian-pujian saja tapi menyembah-Nya di dalam buah-buah roh yang bersumber dari Sang Kebenaran itu sendiri, yaitu Allah. Lalu bagaimana menyembah-Nya di dalam buah-buah roh itu? Kita ketahui terlebih dulu apa yang Firman Tuhan katakan tentang buah-buah roh,''Tetapi buah roh ialah: Kasih, Suka cita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." Jelaslah ayat-ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa sebagai pengikut-pengikut Allah kita harus menyembah-Nya di dalam tindakan iman yang real dan yang hidup dan yang benar sesuai buah-buah roh di atas yang berdasarkan karakter Allah itu sendiri, maka dengan demikian kita akan menjadi umat Allah yang telah dikatakan Alkitab al-Muqoddas,''Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.''
       Pesan Tuhan saat ini kepada kita,''Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." Karena apalah artinya jika kita hanya membaca dan membaca Firman Tuhan atau mendengar dan mendengar Firman Tuhan tetapi tidak melakukannya dan hidup di dalam kasih, kebenaran, dan kerendahan hati?? Apakah hanya membaca dan membaca serta mendengar dan mendengar Firman Tuhan tapi tidak melakukannya itu akan menyelamatkan kita di kehidupan yang akan datang nanti? Jadi sudah seharusnya kita hidup di dalam kasih yang nyata, kebenaran, dan kerendahan hati, maka tiba waktunya nanti kita akan dianggap pantas untuk diselamatkan Al-Mukhollish al-'Alam (Sang Juruselamat Dunia) itu, yaitu Allah Yang Maha Kasih itu di dalam Yasu'a Al-Masih (Yesus Kristus).
            YASUU'A (Yesus) Allah Al-Kalimah Al-Mutajassad (Allah Sang Sabda yang telah turun ke dunia sebagai manusia yang sempurna) telah menunjukkan bahwa Allah Yang Maha Kasih, Penyayang, Panjang Sabar dan Berlimpah Kasih dan Setia itu bukan sekedar slogan atau pernyataan yang tanpa bukti tapi sungguh benar itulah Sifat Allah. Dia telah menunjukkan Kasih-Nya yang besar dalam segala ajaran-Nya dan tindakan-Nya yang nyata selama dalam wujud kemanusiaan-Nya yang mulia. Adapun ajaran-ajaran-Nya itu adalah,"Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa
menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, yaitu anak-anak yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." Dalam setiap pengajaran-Nya yang mulia tersimpan kebenaran yang membawa kepada kedamaian dan perdamaian yang sejati. Yesus Allah Al-Kalimah Al-Mutajassad itu bukan hanya seorang Guru yang pandai di zaman-Nya dalam mengajar dan berkata-kata tentang Kasih. Lebih dari semua itu Yesus Raja kita adalah Guru yang telah mengaplikasikan ajaran-ajaran-Nya dalam tindakan yang nyata dan Dia sempurna dalam Pribadi kemanusiaan-Nya. Di zaman sekarang Dia bukan seorang yang OMDO (omong doank) tetapi Dia sungguh-sungguh membuktikan dengan tindakan nyata perintah-perintah Cinta Kasih-Nya. Tidak seperti guru-guru palsu atau rabbi-rabbi Yahudi di zaman Yesus pada waktu itu, mereka mengajar kebenaran akan tetapi mereka munafik, karena tidak melakukannya bahkan melanggarnya, kalaupun mereka melakukannya itu hanya untuk mencari puji-pujian dari manusia supaya kelihatan agung dan shaleh. Lalu dimana bukti terbesar yang menyatakan kalau memang Allah itu adalah Allah Yang Maha Kasih dan Penyayang, Panjang Sabar dan berlimpah Kasih Setia-Nya serta Allah yang begitu mulia dalam ajaran dan tindakan nyata-Nya???? Pandanglah ASH-SHOLIB!!!! Ya pandanglah SALIB!!!! Karena disanalah puncak hukum Cinta Kasih Tuhan yang mulia sepanjang segala zaman. Karena sepanjang perjalanan-Nya ke Bukit Kalvari sampai disalibkan-Nya, Dia sungguh membuktikan secara nyata ajaran Cinta Kasih-Nya yang mulia itu. Sekali lagi Dia adalah seorang Guru yang luar biasa bukan seorang yang hanya pandai berfalsafah saja, tetapi Dia sungguh-sungguh membuktikan Sendiri ajaran Cinta Kasih-Nya yang teramat mulia kepada umat manusia. Ketika musuh-musuh-Nya memegang cambuk-cambuk yang ujungnya dipenuhi dengan besi berduri dan ketika mereka menghantamkannya berkali-kali ke Tubuh-Nya, menancaplah besi berduri itu dan ketika ditarik robeklah daging Tubuh-Nya dan segeralah keluar darah-Nya yang segar, terus dan terus siksaan yang luar biasa itu Dia terima tapi Dia dengan penuh ampunan tetap terdiam sembari menahan penderitaan yang menyakitkan itu. Ketika ludah-ludah kotor itu menghujani Wajah-Nya yang mulia bahkan seluruh Tubuh-Nya serta hinaan-hinaan dan hujatan-hujatan diarahkan kepada-Nya, Dia tetap sabar menerimanya. Bahkan dalam kesengsaraan Raga-Nya yang semakin melemah itu Dia disuruh memanggul Salib-Nya dan terjatuh 3 kali, dengan penuh kasih Dia masih menghibur perempuan-perempuan Yerusalem yang menangisi-Nya dengan berkata,"Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami! Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?" Itulah sebabnya ratusan tahun sebelumnya Nabi Yesaya sudah menubuatkan betapa mulianya Kasih Yesus itu dengan berkata,"Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya." Dalam penderitaan-Nya Yesus Raja kita telah menunjukkan bahwa Belas Kasih-Nya, Kesabaran-Nya, Sayang-Nya, dan Kemurahan-Nya mengatasi setiap kebencian dari para musuh-Nya. Ketika palu itu mulai menghantam ke paku-paku itu dan tertancap ke tangan dan kaki-Nya sebagaimana nubuatan Nabi Daud di dalam Kitab Mazaamiir/Zaburnya (Mzm. 22:17), Dia tetap sabar menerima sakit yang luar biasa itu. Ketika Salib didirikan dan anggur asam dicucukkan ke Mulut-Nya, dalam semuanya itu Dia tetap bersabar dan mengasihi. Dalam segala kesengsaraan-Nya yang pedih Dia tetap mengasihi musuh-musuh-Nya seraya berkata,"Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." Disaat penjahat yang disalibkan di sebelah kiri-Nya juga mengejek-Nya Dia tetap diam dan sabar. Dan ketika penjahat yang disalibkan di sebelah kanan-Nya bertobat, Dia mengampuninya dan menunjukkan Kemurahan-Nya dengan memastikannya bahwa Dia akan membawanya ke Firdaus (Taman  Surga). Kerahiman-Nya, Kesabaran-Nya, dan Kemurahan-Nya sangatlah luas kepada setiap orang berdosa yang bertobat maupun yang belum bertobat. Kasih-Nya yang sejati telah Dia tunjukkan sampai Dia wafat di kayu Salib dalam keadaan-Nya sebagai manusia. Salib adalah lambang Cinta Kasih yang sejati, karena disanalah terdapat teladan arti Kasih Sejati dari Sang Raja Al-Masih. Kematian/maut adalah upah dari dosa dan dosa adalah pelanggaran hukum Tuhan, itulah sebabnya setiap manusia akan pasti mati. Karena Allah pernah berfirman kepada Adam dan Hawa disaat mereka melanggar perintah untuk tidak memakan buah itu pastilah mereka akan mati, seberapa pun kecilnya dosa tetaplah dosa menjauhkan manusia dari Allah Yang Maha Kasih dan Yang Maha Kudus. Tapi Al-Masih Raja kita Yang Kudus dan tidak berdosa telah dibunuh oleh yang berdosa, tapi dengan jalan demikian Dia Yang Tidak Berdosa telah menundukkan kuasa kematian di bawah Kaki-Nya. Kematian tidak menguasai Yang Tidak Berdosa, itulah sebabnya pada hari yang ketiga Dia bangkit dalam Kemuliaan-Nya dan Dia berkata,"Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut." Dengan Kasih-Nya yang sampai akhir Yesus telah menjadi pengharapan bagi setiap insan yang mencari kehidupan kekal. Sebab Dia berkata,"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya." Yesus Raja kita adalah Sang Kehidupan dan Sumber Kehidupan. Bagi yang merenungkan sengsara Yesus Kristus di dalam hati yang terdalam dan fikiran yang murni, SALIB itu bukanlah lambang kelemahan tapi SALIB adalah lambang Kekuatan Cinta Kasih Sejati, SALIB adalah lambang Kesabaran, SALIB adalah lambang kerendahan hati, SALIB adalah lambang Pengorbanan, SALIB adalah lambang Kekuatan Menahan Ujian, SALIB adalah lambang Kerahiman, SALIB adalah lambang Pengampunan, SALIB adalah lambang Pembuktian Kasih Yang Nyata. Semasa hidupnya Bapa Syinudah Ats-Tsalits juga pernah berkata dengan lantang,"Jika SALIB adalah tanda kelemahan kita tidak akan membanggakannya, jika SALIB adalah lambang kelemahan kita tidak akan mendirikannya di atas kubah di kapel-kapel, Gereja-Gereja atau Katedral-Katedral kita, jika SALIB adalah lambang kelemahan kita tidak akan menjadikannya sebagai moto hidup kita atau membuatnya tanda di tangan kita. Tapi SALIB adalah LAMBANG KEKUATAN." Alleluia!!!
       Penyaliban Yesus bahkan membuat seorang Kahlil/Khalil Gibran dari Gereja Katolik Maronit, Libanon yang adalah seorang filsuf, pemahat, dan penyair yang karya-karyanya sangat digandrungi/dikagumi oleh orang-orang Muslim Indonesia, pun sangat mengagumi SOSOK YESUS YANG TERSALIB. Dalam bukunya “Yasu’a Ibnul Insan [Yesus Sang Anak Manusia: Gelar dari Nabi Daniel tentang kebesaran dan kekuasaan Yesus di akhir zaman] (Dan. 7:13-14)”, Ar-Rohil (Mendiang) Beliau dalam bukunya itu mengatakan bahwa YESUS yang tersalib itu  justru Pribadi yang teramat kuat sebab Dia menerima segala penyiksaan dan penghinaan dengan mahabbah (cinta)”. Bagaimana tidak??? YESUS dalam menerima penyiksaan dan penghinaan penyaliban oleh para musuh-Nya tetaplah menunjukkan kasih, kesabaran, dan bahkan pengampunan pada para penganiaya dan orang-orang yang turut membunuh-Nya dalam keadaan-Nya sebagai manusia (1 Pet. 3:18).
       Jadi ketika dalam Penyaliban yang sedemikian mengerikan ada balas kasih dan pengampunan kepada para musuh-Nya, itu bukan berarti YESUS lemah tapi justru sebaliknya Dia teramat kuat. Penyaliban adalah kehendak/pilihan YESUS sendiri. Jika Ia menghendaki untuk meloloskan diri dari penyaliban, itu hal yang teramat mudah bagi-Nya! Apakah Ia sanggup menurunkan api dari langit untuk menghanguskan musuh-musuh-Nya seperti Nabi Elia dan lolos dari salib (2 Raj. 1:9-14) ??????? Sekali lagi mudah bagi-Nya! Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat dari bagaimana sikap YESUS kepada murid-Nya tatkala Yesus dan para murid-Nya ditolak dalam perjalanan. Suatu waktu YESUS bersama murid-murid-Nya dalam perjalanan menuju Yerusalem melalui desa orang Samaria namun orang-orang Samaria itu tidak menerima mereka. Respon dua murid-Nya yaitu Yakobus dan Yohanes melihat hal itu, berkatalah mereka kepada YESUS: "Tuhan, apakah Engkau mau, SUPAYA kami menyuruh API TURUN DARI LANGIT untuk MEMBINASAKAN mereka?’’Akan tetapi YESUS BERPALING dan MENEGOR mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain (Luk. 9:51-56). Kisah ini jelas membuktikan bahwa jika Robbana Al-Masih ingin menghancurkan para musuh-Nya dan meloloskan Diri dari salib adalah hal yang sangat mudah. Namun bukan seperti itulah Kehendak-Nya, sebab apa yang dipikirkan manusia bukanlah apa yang dipikirkan oleh Allah (Mat. 16:23), Allah dalam Yesus memikirkan keselamatan umat manusia dan sangat menekankan hukum kasih pada umat manusia daripada permusuhan yang menimbulkan kerusakan. Selama hidup-Nya YESUS senantiasa mengajarkan kasih dan pengampunan yang luarbiasa bahkan kepada para musuh sekalipun (Bdk. Mat. 5:43-44, Luk. 6:27,35). Dari peristiwa perjalanan salib dan tatkala disalibkan itulah ada peristiwa agung yang syarat akan makna kasih dan pengampunan. Penyaliban membuktikan kepada kita semua bahwa YESUS bukanlah guru yang hanya pandai berkata-kata atau mengajar saja, tapi sungguh Ia adalah GURU TERHEBAT SEPANJANG SEJARAH UMAT MANUSIA yang membuktikan ajaran cinta kasih-Nya kepada musuh sekalipun. Melalui SALIB Ia membuktikan ajaran cinta kasih-Nya yang sabar, tabah, mengampuni, berkorban, rendah hati, mengendalikan diri, melawan nafsu diri, dst. YESUS menunjukkan teladan bagaimana manusia harus hidup sesuai dengan Kehendak-Nya, yakni hidup di dalam kasih. Itulah sebabnya SALIB TUHAN YESUS KRISTUS dalam kekristenan adalah jelas bukan lambang kelemahan tapi justru kekuatan. Salib melambangkan cinta kasih dan pengampunan Tuhan, kerendahan hati, pengorbanan, kesengsaraan untuk mencapai kemuliaan, kemenangan atas kuasa kegelapan, keselamatan, pengendalian diri, ketabahan, kesabaran, dst. Jadi jika orang mendurhakai Tuhan Yang Mahamulia dengan mengejek bahwa YESUS lemah dan tak berdaya, mereka harus BERTOBAT, merendahkan hati, dan mengubah mindset manusiawi mereka sebagaimana Kahlil Gibran dan semua umat Kristen agar mereka mengetahui bahwa YESUS YANG TERSALIB sesungguhnya adalah Figur Yang Maha Kuat, karena sekali lagi jika YESUS menghendaki api turun dari langit sebagaimana Nabi Elia untuk menghanguskan para musuh-Nya, hal itu teramat mudah bagi-Nya. Ya teramat mudah bagai membalikkan telapak tangan.

KISAH ST. BRIGITTA MENERIMA WAHYU PENYALIBAN

St. Brigitta dari Swedia di Gereja St. Paulus, Roma, karena sudah lama St. Brigitta ingin mengetahui, berapa banyak pukulan yang di derita Al-Masih selama masa sengsara-Nya. Pada suatu hari, Yesus menampakan diri dan berkata,"Aku menerima 5480 pukulan pada tubuh-Ku. Bila kamu ingin menghormatinya, berdoalah 15 kali Abana (Bapa Kami) dan 15 kali Salam Maria selama satu tahun berturut-turut. Bila tahun itu selesai, kau telah menghormati setiap luka-luka-Ku."

15 RAHASIA PENYIKSAAN TERHADAP YESUS, ANAK ALLAH PENEBUS UMAT MANUSIA

Rahasia ini diungkapkan oleh St. Maria Magdalena, Claris Fransiskan yang hidup, meninggal dan diberi gelar Suci di Roma. Yasu'a Al-Masih mengabulkan keinginan Suster ini, yang berharap sungguh supaya bisa memahami sesuatu mengenai Rahasia Penyiksaan yang dialami Yesus Kristus, saat diadili, dan dihukum mati.
Berikut adalah perkataan Yesus Sendiri :

"Bangsa Yahudi menganggapku sebagai manusia paling celaka, yang hidup di muka bumi ini, dan karenanya :

1. Mereka membelenggu Kaki-Ku dan menyeret-Ku di atas batu-batu anak tangga, turun menuju ke sebuah ruangan kotor dan menjijikkan di bawah tanah;

2. Mereka menanggalkan pakaian-Ku, lalu mencambuki badan-Ku dengan cambuk yang bersimpul-simpul besi;

3. Mereka melilitkan tali pada badan-Ku, lalu menarik-Ku sepanjang lapangan, dari ujung ke ujung;

4. Mereka menggantung-Ku pada sekeping kayu dengan simpul hidup dan mudah terbuka, sehingga Aku jatuh. Dengan siksa yang sedemikian ini, Aku menangis dengan Air Mata Darah;

5. Mereka mengikat-Ku pada sebuah tonggak lalu menusuk-Ku dengan kayu yang bercabang;

6. Mereka memukul-Ku dengan batu, dan memanggang-Ku dengan bara api dan obor;

7. Mereka menusuk-Ku dengan jarum besar. Ujung yang menyerupai tombak runcing merobek kulit-Ku, daging dan urat-urat-Ku mencuat keluar dari badan-Ku;

8. Mereka mengikat-Ku pada sebuah tonggak dan menyuruh-Ku berdiri tanpa alas kaki, pada sekeping besi yang panas membara;

9. Mereka memahkotai-Ku dengan mahkota duri, menutup muka-Ku dengan kain kotor dekil;

10. Mereka mendudukkan Aku pada sebuah kursi yang dipasang paku-paku tajam, yang menyebabkan luka-luka yang dalam pada badan-Ku;

11. Mereka menyirami muka-Ku dengan timah hitam dan cair, kemudian mereka menggencet-Ku pada kursi yang berpaku-paku sehingga paku-paku ini menusuk, membenam masuk semakin dalam dan lebih dalam lagi ke badan-Ku;

12. Supaya malu dan makin sengsara, mereka menusukkan jarum-jarum di lubang pori janggut-Ku yang sudah dicabuti. Lalu lengan-Ku diikatkan ke punggung-Ku dan mereka mengiring-Ku keluar dari penjara, dibarengi tamparan dan pukulan;

13. Mereka menghempas-Ku pada sebuah salib dan mengikat-Ku sedemikian kencangnya, sehingga Aku hampir-hampir tidak bisa bernafas;

14. Mereka mendorong keras kepala-Ku sehingga Aku jatuh terlentang ke tanah, mereka menginjak-Ku hingga menyakitkan dada-Ku. Kemudian mereka mencopot mahkota duri-Ku dan mencucukkannya ke lidah-Ku.

15. Mereka menuangkan ke dalam mulut-Ku kotoran-kotoran yang sangat busuk menjijikkan, sebab mereka kehabisan cara-cara penyiksaan yang sadis dan keji."




Ada dua jenis tipe orang fanatik kepada agamanya (Cinta yang mendalam pada keyakinannya).

1. Fanatik yang tidak tinggal di dalam kasih atau fanatik yang tidak tinggal di dalam Allah, yaitu fanatik yang meningkatkan ibadahnya seperti berdoanya (shalatnya) tapi tanpa pengertian, kesadaran, dan kepahaman, bersedekah atau berbuat baik yang didasari mencari puji-pujian manusia dan atas dasar atau dengan motif pamrih atau mengharapkan/menghitung-hitung upah (pahala), sering menghadiri acara-acara ruhaniyyah tanpa didasari kasih yang murni kepada Sang Khaliq, rajin membaca Kitab Sucinya tanpa mencernanya dengan hati nurani dan akal budi, dan juga yang sangat memprihatinkan hatinya kotor dan arogan sehingga ketika mendengar Firman Tuhan hanya masuk ke telinga kanan dan keluar telinga kiri sehingga tidak menginstall Firman itu dalam hatinya dan menghidupi Firman itu, akhirnya fanatik jenis ini mudah merendahkan sesamanya dan dia selalu merasa lebih baik dari orang lain, suka mempertunjukkan ibadah doanya, sedekahnya, puasanya, dll supaya biar terlihat suci dan shaleh, tidak bisa menghargai faham orang lain sehingga dengan mudah mengatakan fasik kepada sesamanya bahkan sampai menghakimi, menganiaya, dan membunuh sesamanya yang diluar keyakinannya.

Dan

2. Fanatik yang tinggal di dalam kasih atau fanatik yang tinggal di dalam Allah, yaitu fanatik yang meningkatkan dan menghidupi ibadahnya seperti berdoa (Shalat) dengan pengertian, kepahaman, kesadaran, dan dengan hati yang terarah kepada Tuhan Yang Maha Kasih, bersedekah karena hatinya mencintai sesamanya, mengikuti acara-acara ruhaniyyah karena merindukan Tuhannya dan bukan hanya sekedar mengikuti rutinitas persekutuan atau ngikut-ngikut, rajin membaca Kitab Sucinya dengan mencari dan merenungkan dengan hati nurani serta akal budi tentang ayat-ayat Firman Tuhan apa-apa saja hal yang baik yang harus dilakukan kepada Tuhan dan sesamanya, beribadah tidak mencari hormat manusia tapi perkenanan hati Allah untuk menyenangkan-Nya, beribadah tidak melulu mengharapkan upah (pahala) tapi dia beribadah karena keikhlasan hatinya merindukan dan mencintai Tuhannya itulah sebabnya dia memuliakan-Nya, menyembah-Nya, mengagungkan-Nya, dan selalu berusaha menyenangkan Tuhannya dengan perbuatan kasih yang nyata, ibadahnya bukanlah sebuah kemunafikan belaka supaya dilihat orang tapi dia berprinsip setiap doanya, sedekahnya, puasanya biarlah hanya Allah yang tahu. Orang fanatik jenis ini juga selalu merendahkan hati dengan tidak menganggap lebih baik dari sesamanya tapi dalam setiap ke-shalehannya dia selalu menganggap kurang dan yang lain lebih baik, dia bisa menghargai dan menghormati diluar keyakinannya tanpa berfikir buruk dan merendahkan sesamanya yang berbeda iman, dia selalu mengutamakan hukum kasih kepada Tuhannya dan sesamanya karena baginya kasih itu kesempurnaan setiap hukum karena dengan kasih tentu manusia tidak menghakimi sesamanya, tidak merendahkan sesamanya, tidak mencuri milik sesamanya, tidak menginginkan milik sesamanya secara tidak adil, tidak membenci, tidak menganiaya, tidak membunuh sesamanya, dan tidak melakukan segala hal-hal jahat yang merugikan sesamanya. Kasih baginya adalah lemah lembut, sabar, murah hati, memberi, tidak meninggikan diri, tidak sombong, tidak menyakiti (Berfikir sebelum berkata-kata atau bertindak dengan merenung menyakitikah kata-kata dan tindakanku kepada sesamaku???), mengasihi sesamanya manusia seperti dia mengasihi dirinya sendiri. Lalu siapakah sesama manusia? Sesama manusia bukanlah setiap orang dalam status segolongan saja tapi setiap umat manusia ciptaan Tuhan dari segala jenis suku, bangsa, dan agama apapun.

Ayat-ayat Firman Tuhan yang berkenaan:

Kitab 1 Yuhanna 4:16b
"Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia."

Kitab Injil Luqa 14:11
"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Kitab Injil Luqa 6:27-38
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali samabanyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-
orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.""Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Kitab Amtsal Sulayman 10:12
"Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran."

Kitab Rumiyyah12:14-21
"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!"


Kitab Injil Matta 6:5-8
"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya."

Kitab Injil Matta 6:1-4
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah,
janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Kitab Injil Matta 5:22
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala."

Kitab 1 Kurintsus 13:1-9
"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna."


Kitab Injil Matta 6:16-18
"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Kitab Injil Matta 22:37-40
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Kitab Injil Matta 25:31-46 
"Apabila Anak Manusia (YASU'A AL-MASIH) datang  dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambig dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."








Semoga Tuhan mendewasakan kita dalam iman yang benar yang berdasarkan kasih dan kerendahan hati. Amin.


Damai sejahtera kiranya selalu menyertai anda sekalian...
BERKAH DALEM..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.