Makna Penyaliban Yesus dan Kisah
‘Isa (YESUS bukan 'Isa)
Salaamu lakum fil Mahabbatil Masih
(Damai sejahtera bagimu dalam Kasih Kristus)
Kemuliaan selalu bagi Allah kita Yang Esa dan Yang
Kudus dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Dialah Allah Yang Maha Pengasih
dan Penyayang, Panjang Sabar dan Berlimpah Kasih Setia.
Hallilu-Yah!!!
باسم الآب والابن والروح القدس، الإله الواحد، آمين
Tulisan
ini penulis tulis karena termotivasi atas pengalaman hidupnya di masa lalu
tatkala ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 6. Penulis adalah salah satu
murid Kristen dari dua murid Kristen dalam satu kelas yang kala itu
mayoritasnya adalah non-Kristen. Total ada tiga puluh lima murid dalam satu
kelas. Dalam dinamika belajar di sekolah dengan teman-teman non-Kristen,
penulis memiliki hubungan baik dengan semua teman-temannya. Namun suatu ketika
penulis terlibat dalam pembicaraan tentang iman dengan teman perempuannya
non-Kristen yang bernama Nita. Pembicaraan tentang iman dengan teman penulis kala
itu mengenai penyaliban Yesus dan Yesus yang menurut temannya tersebut adalah ‘Isa tidaklah disalibkan melainkan murid yang
mengkhianati-Nya yang diserupakan dengan Yesus yang katanya bernama Yahudza
yang disalibkan. Dengan demikian dia menuduh bahwa orang Kristen menyembah
seorang pengkhianat yang disalibkan. Menanggapi tuduhan demikian penulis
memberi jawab bahwa berdasarkan iman dan sumber imannya memang Yesuslah yang
disalibkan dan bukanlah murid-Nya atau orang lain. Penyaliban Yesus memiliki
makna yang teramat mulia dan memiliki pula dasar-dasar yang kuat yang karenanya
mengapa setiap umat Kristen sungguh meyakini peristiwa penyaliban Yesus dengan
mantap! Dalam tulisan singkat ini akan dibahas mengenai makna penyaliban Yesus
yang teramat sangat mulia, Yesuslah yang sungguh disalibkan dan bukan orang
lain, dan berkaitan dengan dasar-dasar bahwa Yesus yang diimani setiap umat
Kristen bukanlah ‘Isa. Langsung saja pembahasannya sebagai berikut→
Iman Kekristenan
yang sejati tidaklah pernah terlepas dari Ash-Sholib Al-Masih (Salib Kristus),
karena dalam sejarahnya karya keselamatan Allah bagi seluruh umat manusia
berpuncak kepada sengsara salib, wafat, dan kebangkitan Kristus dari antara
orang mati, sebagaimana jauh sebelum peristiwa salib telah dinubuatkan oleh Para
Nabi dan Yesus sendiri. Ar-Rohil (Mendiang) Romo Al-Baba Syinudah, Penerus
Marqus Ar-Rosul ke-117 pernah berkata,’’Kekristenan adalah Salib dan Salib
adalah Kekristenan.’’ Pernyataan ini menyatakan bahwa iman Kristiani tanpa
Salib Al-Masih tidak pernah ada, karena iman Kekristenan berbicara tentang arti
kasih Allah di dalam Salib untuk menyelamatkan seluruh umat manusia.
Kekristenan berawal dari pelayanan Robbi Yasu’a (Tuhan Yesus) di tengah umat
dan berpuncak kepada Penyaliban-Nya dan telah sempurna di dalam kebangkitan-Nya
dari antara orang mati. Di dalam Salib Al-Masih, Allah telah memberi
teladan dan nilai-nilai yang mulia tentang arti kasih yang sejati, yaitu kasih
yang berkorban dengan memberikan nyawa untuk para sahabat-sahabatnya. Tidak ada
kasih yang lebih besar dibandingkan dengan kasih yang Kristus nyatakan (bdk. Mrk. 10:45, Mat. 20:28,
Yoh. 10:11). Salib Al-Masih begitu syarat akan nilai kasih, kesabaran,
pengampunan, pengendalian diri, pengorbanan, kerendahan hati, dan kekuatan.
Salib juga bukanlah sebuah tanda kelemahan Kristus seperti ejekan para
ulama Yahudi di zaman Yesus dan ejekan orang-orang yang tidak mengenal kasih Allah di
dalam Salib dewasa ini.
Salib yang
syarat akan makna kekuatan Kristus juga sudah pernah ditegaskan oleh Romo Al-Baba Syinudah sebagaimana dikatakan,”Jika Salib
adalah lambang kelemahan, maka kita tidak akan memasangnya di atas Kanais (Gereja-gereja),
Diyr (Biara), kapel kita, dan juga tidak akan memakainya sebagai tatto di
tangan kita ataupun mengambilnya sebagai motto hidup kita”. Tepat yang
disampaikan oleh Beliau, sebab setiap Kristen membanggakan Salib
karena memang Salib adalah lambang kekuatan YESUS. Kekuatan YESUS yang dengan
Kehendak-Nya Sendiri telah menyerahkan Diri untuk disalibkan dan itu
terbukti ketika di Taman Getsemani Dia menolak murid yang membela-Nya dengan
pedang, dengan berkata,’’Masukkan pedang itu kembali ke dalam
sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau
kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera
mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu,
bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan,
bahwa harus terjadi demikian?’’ (Mat. 26:52-54). Hal penyaliban pun sudah dikatakan Robbi Yasu’a sendiri jauh sebelum terjadinya peristiwa salib tatkala Dia berkata,
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh
para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. Sebab Ia akan diserahkan
kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan
diludahi, dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan
bangkit." (Luk. 18:3133).
Umat Masihiyyun
(Kristen) tiada keraguan sedikitpun dan teramat percaya bahwa memang YESUSlah yang
sungguh disalibkan dan bukan orang lain yang diserupakan seperti YESUS
sebagaimana terdapat dalam kisah 'Isa. Dan sebagaimana sudah dijelaskan bahwa PENYALIBAN
YESUS memiliki dasar yang kuat. Dasar tersebut antara lain adalah dari
nubuatan Para Nabi dalam al-‘Ahd al-Qodim (Perjanjian Lama), seperti misalnya
nubuat Raja/Nabi Daud dan Nabi Yesaya (Bdk. Mzm. 22:15-19, Yes. 53:2-12),
nubuatan Yesus sendiri, dan warta Para Rasul serta jutaan jemaat Kristen awal yang
rela berkorban sampai titik darah penghabisan hingga menerima mahkota kesyahidan demi NAMA
YESUS YANG TERSALIB. Adanya kebangkitan Kristus dari antara orang mati,
penampakan-Nya kepada lebih dari lima ratus murid-Nya, dan kenaikan-Nya yang disaksikan
oleh banyak Murid-Nya juga semakin membuktikan dan meneguhkan penyaliban Yesus (Bdk. Luk. 24:50-52,
Mrk. 16:19-20, Kis. 1:2-3, 1 Kor. 15:6). Penyaliban Yesus sebagaimana
disebutkan tentu memiliki dasar yang sangat kuat apalagi Para Rasul hidup dan
dekat dengan Yesus sendiri. Para Rasul itulah Pewarta pertama yang memberitakan kepada dunia
tentang YESUS KRISTUS YANG TERSALIB yang dalam sejarah maupun tradisi pewartaannya mereka rela berkorban sampai titik darah penghabisan. Kita dapati Rasul
Besar Petrus (Arabnya: Buthrus) disalibkan dibalik di Roma karena ia merasa
tidak layak disalibkan seperti Tuhannya, Rasul Besar Paulus (Arabnya: Bulus) dipenggal oleh para penyembah berhala di Roma karena kala itu umat Kristen masih minoritas, Rasul Besar Bartolomeus (Arabnya:
Bartsulamawus) dikuliti hidup-hidup, Rasul Besar Tomas (Arabnya: Thuma) ditombak
di India, Rasul Besar Andreas (Arabnya: Andrawus) disalibkan dengan palang kayu
membentuk huruf X, Rasul Besar Yakobus (Arabnya: Ya’qub) dirajam batu oleh
orang-orang Yahudi yang menolak Warta Injil Keselamatan, dst. Bukti lain, yakni
bukti ajaib yang menguatkan bahwa Yesuslah yang memang disalibkan adalah kayu Salib
untuk menyalibkan YESUS hingga sekarang masih ada dan dimuseumkan. Ajaibnya
seturut kisahnya, untuk membedakan Salib untuk menyalibkan Kristus dengan
salib-salib lain adalah dengan cara membawa orang-orang sakit agar menyentuh
salib-salib itu dan orang-orang yang menyentuh Salib yang pernah digunakan untuk
menyalibkan Yesus mengalami mu’ajizat (mukjizat) kesembuhan.
Kuatnya Penyaliban yang dinubuatkan oleh Para Nabi dan dinubuatkan oleh Yesus
sendiri serta dikuatkan oleh warta Para Rasul yang rela mengorbankan jiwa raga
tentu sangat BERTENTANGAN dengan kisah 'Isa di dalam Quran, karena 'Isa di
dalam Quran dikisahkan tidak disalibkan melainkan yang disalib adalah orang
yang diserupakan, walaupun Quran sendiri tidak jelas menyebutkan siapa orang
yang diserupakan dan disalib itu. Penulis juga tidak mengetahui secara tradisi dimana tempat petilasan ketika 'Isa diangkat supaya
terhindar dari penyaliban.
Sangat berbeda dengan YESUS, bahwa jelas Ia ditangkap di Taman Getsemani
setelah dicium oleh Yudas Iskariot, murid yang mengkhianati-Nya, ciuman yang
menjadi kode bagi para pemimpin Yahudi dan para serdadu yang hendak
menangkap-Nya (Bdk. Mat. 26:48-49, Mrk. 14:44-45, Luk. 22:47-48). Dan hingga
kini setiap orang masih bisa menjumpai dan mengenang petilasan tempat dimana Yesus
ditangkap tersebut yang sungguh ada. Dan tentang akhir hidup Yudas Iskariot
jelas, dimana ia mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri dan jatuh
tertelungkup hingga isi perutnya keluar (Bdk. Mat. 27:5, Kis. 1:18-19).
Lagipula ada pula bukti lain bahwa jelas YESUSlah yang sungguh disalibkan dan
bukan orang lain adalah dengan melihat reaksi mulia YESUS saat perjalanan salib
dan di atas salib tatkala Ia mengeluarkan kata-kata yang penuh hikmat dan
makna. Rasional saja jika yang disalibkan adalah murid-Nya/yesus kw/yesus abal-abal,
tentu mustahil ia mengucapkan banyak kata-kata hikmat dan bermakna, yang ada
dia berontak berteriak-teriak dan mengutuk. JELAS YESUSlah yang disalibkan, toh
Ia bangkit dan menampakkan Diri pada para murid-Nya (Bdk. Yoh. 20:19, 26 dan
21:1,14, Mrk. 16:9,12,14, Luk. 24:34, Kis. 1:3). Adanya keajaiban-keajaiban
dalam Penyaliban-Nya [kegelapan meliputi, gempa bumi, tabir Bait Suci terbelah,
dan banyak orang kudus yang meninggal bangkit], dan adanya penggenapan nubuat
Mazmur Raja Daud, nubuat Nabi Yesaya, dan dalam Kitab Perjanjian Lama yang lain
bahwasanya Ia akan dipaku Kaki dan Tangan-Nya dan terhitung diantara orang
berdosa, jubahnya diperebutkan dengan undian, dst semakin menguatkan
Penyaliban-Nya (Bdk. Mat. 27:45,51-54, Mrk. 15:33,38,39, Luk. 23:44, Mat.
27:51,54 dan 28:2, Luk. 23:45,47, Mzm. 22:15-19, Yesaya 53:2-12)). Penyaliban
Yesus juga sangat dikuatkan oleh jutaan jemaat Kristen awal, baik itu dari Para
Murid Rasul-Rasul atau Bapa Gereja maupun umat Kristen awam yang juga rela
berkorban hingga titik darah penghabisan demi pewartaannya maupun imannya
kepada YESUS KRISTUS YANG TERSALIB.
Penyaliban Yesus bahkan membuat seorang Kahlil/Khalil Gibran dari Gereja
Katolik Maronit yang adalah seorang filsuf, pemahat, dan penyair yang
karya-karyanya sangat digandrungi/dikagumi oleh orang-orang Muslim Indonesia, pun
sangat mengagumi SOSOK YESUS YANG TERSALIB. Dalam bukunya “Yasu’a Ibnul Insan [Yesus
Sang Anak Manusia: Gelar dari Nabi Daniel tentang kebesaran dan kekuasaan Yesus
di akhir zaman] (Dan. 7:13-14)”, Ar-Rohil (Mendiang) Beliau dalam bukunya itu mengatakan
bahwa YESUS itu teramat kuat dalam menerima penyiksaan dan penghinaan dalam
Penyaliban-Nya”. Bagaimana tidak??? YESUS dalam menerima penyiksaan dan
penghinaan penyaliban oleh para musuh-Nya tetaplah menunjukkan kasih,
kesabaran, dan bahkan pengampunan pada para penganiaya dan orang-orang yang
turut membunuh-Nya dalam keadaan-Nya sebagai manusia (1 Pet. 3:18). Jadi ketika
dalam Penyaliban yang sedemikian mengerikan ada balas kasih dan pengampunan
kepada para musuh-Nya, itu bukan berarti YESUS lemah tapi justru sebaliknya Dia
teramat kuat. Penyaliban adalah kehendak/pilihan YESUS sendiri. Jika Ia menghendaki
untuk meloloskan diri dari penyaliban, itu hal yang teramat mudah bagi-Nya!
Apakah Ia sanggup menurunkan api dari langit untuk menghanguskan
musuh-musuh-Nya seperti Nabi Elia dan lolos dari salib (2 Raj. 1:9-14) ???????
Sekali lagi mudah bagi-Nya! Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat dari
bagaimana sikap YESUS kepada murid-Nya tatkala Yesus dan para murid-Nya ditolak
dalam perjalanan. Suatu waktu YESUS bersama murid-murid-Nya dalam perjalanan
menuju Yerusalem melalui desa orang Samaria namun orang-orang Samaria itu tidak
menerima mereka. Respon dua murid-Nya yaitu Yakobus dan Yohanes melihat
hal itu, berkatalah mereka kepada YESUS: "Tuhan, apakah Engkau mau, SUPAYA
kami menyuruh API TURUN DARI LANGIT untuk MEMBINASAKAN mereka?’’Akan tetapi
YESUS BERPALING dan MENEGOR mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain (Luk.
9:51-56). Tidak hanya itu, pada waktu YESUS hendak ditangkap oleh orang-orang Yahudi dan murid-muridnya membela dan bahkan salah satunya menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya reaksi YESUS tidak terduga dengan berkata,"Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" (Mat.26:51-54).
Kisah-kisah ini jelas membuktikan bahwa jika Robbana Al-Masih ingin menghancurkan
para musuh-Nya dan meloloskan Diri dari salib adalah hal yang sangat mudah.
Namun bukan seperti itulah Kehendak-Nya, sebab apa yang dipikirkan manusia
bukanlah apa yang dipikirkan oleh Allah (Mat. 16:23), Allah dalam Yesus
memikirkan keselamatan umat manusia dan sangat menekankan hukum kasih pada umat
manusia daripada permusuhan yang menimbulkan kerusakan. Selama hidup-Nya YESUS
senantiasa mengajarkan kasih dan pengampunan yang luarbiasa bahkan kepada para
musuh sekalipun (Bdk. Mat. 5:43-44, Luk. 6:27,35). Dari peristiwa perjalanan
salib dan tatkala disalibkan itulah ada peristiwa agung yang syarat akan makna
kasih dan pengampunan. Penyaliban membuktikan kepada kita semua bahwa YESUS
bukanlah guru yang hanya pandai berkata-kata atau mengajar saja, tapi sungguh
Ia adalah GURU TERHEBAT yang membuktikan ajaran cinta kasih-Nya kepada musuh
sekalipun. Melalui SALIB Ia membuktikan ajaran cinta kasih-Nya yang sabar,
tabah, mengampuni, berkorban, rendah hati, mengendalikan diri, melawan nafsu
diri, dst. YESUS menunjukkan teladan bagaimana manusia harus hidup sesuai
dengan Kehendak-Nya, yakni hidup di dalam kasih. Itulah sebabnya SALIB TUHAN
YESUS KRISTUS dalam kekristenan adalah jelas bukan lambang kelemahan tapi
justru kekuatan. Salib melambangkan cinta kasih dan pengampunan Tuhan,
kerendahan hati, pengorbanan, kesengsaraan untuk mencapai kemuliaan, kemenangan
atas kuasa kegelapan, keselamatan, pengendalian diri, ketabahan, kesabaran,
dst. Jadi jika orang mendurhakai Tuhan Yang Mahamulia dengan mengejek bahwa YESUS
lemah dan tak berdaya, mereka harus BERTOBAT, merendahkan hati, dan mengubah mindset
manusiawi mereka sebagaimana Kahlil Gibran dan semua umat Kristen agar mereka
mengetahui bahwa YESUS YANG TERSALIB sesungguhnya adalah Figur Yang Maha Kuat,
karena sekali lagi jika YESUS menghendaki api turun dari langit sebagaimana
Nabi Elia untuk menghanguskan para musuh-Nya, maupun mendatangkan para malaikat untuk memporak-porandakan para pembenci-Nya, hal itu teramat mudah bagi-Nya.
Ya teramat mudah bagai membalikkan telapak tangan.
YESUS YANG TERSALIB justru adalah Dia Maha Kuat, Maha Kasih, Maha
Penyayang, Maha Besar, Maha Sabar, Maha Agung, dan Maha Berlimpah Kasih Setia.
Semua ini sekali lagi semakin menguatkan dan membuktikan bahwa YESUSlah yang
disalib bukan orang lain sebagaimana anggapan sebagian orang. Petilasan kubur
yang menjadi saksi kebangkitan Kristus sampai detik ini pun sungguh ada dan
masih bisa kita lihat, sebab tradisi tersebut senantiasa dihidupi oleh umat
Kristen. Kubur yang menjadi petilasan tersebut pun hingga saat ini masih bisa
dijumpai, sebab saat ini tempat petilasan tersebut dijadikan Gereja, yakni
Gereja Makam Kudus/The Holy Sepulchre Church ataupun Kanisah Al-Qiyamah (Gereja
Kebangkitan). Disana jutaan umat Kristen dari Gereja-Gereja Tua/Gereja Para
Rasul sering berziarah untuk berdoa seperti dari Gereja Ortodoks Oriental:
Tewahido, Ortodoks Oriental Koptik, Ortodoks Oriental Syria, Gereja Katolik
Roma dan Gereja-gereja Katolik Timur, Gereja Ortodoks Timur, dan Gereja Asiria dari Timur.
Salib Al-Masih sungguh membuktikan ajaran kasih Sang Al-Masih itu Sendiri.
Membuktikan bahwa Sang Al-Masih bukan hanya seorang Mualim/Guru yang pandai
dalam mengajar tentang makna kasih melainkan juga seorang Guru yang bisa
mengaplikasikan ajaran-ajaran-Nya dan memberikan sebuah teladan yang teramat
mulia dalam kehidupan umat manusia. Dia telah menunjukkan Kasih-Nya yang
teramat besar dalam ajaran-ajaran-Nya dan sikap hidup-Nya yang nyata selama
dalam wujud kemanusiaan-Nya yang mulia. Adapun ajaran-ajaran-Nya itu antara
lain sebagai berikut:
"Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang
mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya
pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia
mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan
janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan
sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga
demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu,
apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang
mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat
baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Dan
jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan
menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun
meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama
banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan
pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu
akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, yaitu anak-anak yang diperanakkan
bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan
seorang laki-laki, melainkan dari Allah, sebab Ia baik terhadap orang-orang
yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu
murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi,
maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun
tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan
diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang
tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai
untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di
dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau
ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah
aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam
matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari
matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu
dari mata saudaramu." (Bisa dibaca dalam Injil-Injil Suci: Matius, Markus,
Lukas, dan Yohanes).
Dalam setiap pengajaran-Nya yang mulia tersimpan kebenaran yang membawa
umat manusia kepada kedamaian dan perdamaian yang sejati. Sekali lagi, Yesus bukan
hanya seorang Guru yang pandai di zaman-Nya dalam mengajar dan
berkata-kata tentang Kasih. Lebih dari semua itu Yesus Raja kita adalah Guru
yang telah mengaplikasikan ajaran-ajaran-Nya dalam bukti kasih yang nyata fish
Sholib (dalam Salib), Dia sempurna dalam Pribadi kemanusiaan dan keilahian-Nya.
Zaman sekarang Dia bukanlah seorang yang OMDO (omong doank) tetapi Dia
sungguh-sungguh membuktikan dengan tindakan nyata perintah-perintah Cinta
Kasih-Nya. Tidak seperti guru-guru palsu atau rabbi-rabbi Yahudi kebanyakan di
zaman Yesus, yang walau mereka mengajar kebenaran akan tetapi mereka munafik
dan tidak melakukannya bahkan melanggarnya. Kalaupun mereka melakukannya, hal
itu hanya untuk mencari puji-pujian dari manusia supaya manusia melihat mereka
sebagai orang-orang yang shaleh dan suci, padahal itu sebuah ibadah yang
sia-sia dan tidak berkenan bagi Tuhan. Itulah sebabnya Yesus menegor keras
kepada mereka (Bdk. Mat. 6:5 dan 23:4-7,14, Mrk. 12:40, Luk. 20:47).
ASH-SHOLIB AL-MASIH sesungguhnya menyatakan bahwa Allah itu adalah Allah
Yang Maha Kasih dan Penyayang, Panjang Sabar dan berlimpah Kasih Setia serta
Allah yang begitu mulia dalam ajaran dan karya nyata-Nya. Pandanglah SHOLIB
dengan hati yang murni wahai umat!!! Ya pandanglah SALIB!!! Karena disanalah
puncak hukum Cinta Kasih-Nya yang mulia sepanjang segala zaman. Sepanjang
perjalanan-Nya ke Bukit Kalvari sampai disalibkan-Nya, Dia sungguh membuktikan
secara nyata ajaran Cinta Kasih-Nya yang teramat mulia. Sekali lagi Dia adalah
seorang Guru yang luar biasa bukan seorang yang hanya bisa berkata-kata saja,
melainkan Dia sungguh-sungguh membuktikan Sendiri ajaran Cinta Kasih-Nya yang
teramat mulia itu kepada umat manusia. Ketika musuh-musuh-Nya memegang
cambuk-cambuk yang ujungnya dipenuhi dengan besi berduri itu dan ketika mereka
menghantamkannya berkali-kali ke Tubuh-Nya, menancaplah besi berduri itu. Dan
ketika besi berduri yang menancap di Tubuh-Nya yang mulia ditarik, robeklah
daging Tubuh-Nya dan segeralah keluar darah-Nya yang segar. Terus dan terus
siksaan yang luar biasa itu Dia terima tapi Dia dengan penuh ampunan tetap
terdiam sembari menahan penderitaan yang menyakitkan itu. Ketika ludah-ludah
kotor itu menghujani Wajah DAN SELURUH Tubuh-Nya yang mulia serta ditambah hinaan-hinaan
dan hujatan-hujatan yang diarahkan kepada-Nya, Dia tetap sabar menerimanya.
Bahkan dalam kesengsaraan Raga Manusiawi-Nya yang semakin melemah Dia disuruh
memanggul Salib-Nya dan terjatuh hingga 3 kali. Dengan penuh ketabahan, Dia
bahkan melarang perempuan-perempuan Yerusalem menangisi-Nya dengan
berkata,"Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku,
melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! Sebab lihat, akan tiba
masanya orang berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya tidak
pernah melahirkan, dan yang susunya tidak pernah menyusui. Maka orang akan
mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada
bukit-bukit: Timbunilah kami! Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu
hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?" (Luk. 23:28-31). Itulah
sebabnya ratusan tahun sebelumnya Nabi Besar Yesaya sudah menubuatkan betapa
mulianya Kasih Yesus itu dengan berkata,"Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan
TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun
tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita
menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan
dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup
mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang
dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti
domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah
menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia
membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang
dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan
penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya?
Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan
umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik,
dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak
berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya." (Yes. 53:2-12).
Yesus Raja kita di dalam penderitaan-Nya telah menunjukkan bahwa belas
kasih-Nya, kesabaran-Nya, kasih sayang-Nya, kemurahan-Nya mengatasi setiap
kebencian para musuh-musuh-Nya. Ketika palu itu mulai menghujam ke paku-paku
itu sehingga menancaplah ke tangan dan kaki-Nya yang mulia Dia tetap sabar
menerima sakit yang luar biasa itu, dan ketika Salib didirikan serta anggur
asam itu dipaksakan untuk diminum-Nya dengan tongkat, dalam semuanya itu Dia
tetap bersabar dan mengasihi para seteru-Nya. Dalam segala kesengsaraan Dia
mengeluarkan kata-kata yang teramat mulia dengan berkata,"Bapa ampunilah
mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan" (Luk. 23:34). Dan
disaat penjahat yang disalibkan disebelah-Nya juga mengejek-Nya Dia tetap diam
dan bersabar. Dia menunjukkan kasih-Nya dengan mengampuni dan menjanjikan
penjahat yang bertobat yang disalibkan disebelah-Nya dengan memberikan
kata-kata yang menenangkan, yakni janji dan kemurahan akan kepastian bahwa dia
akan bersama-Nya masuk ke dalam Firdaus [Surga]
(Luk. 23:43).
Kerahiman-Nya, kesabaran-Nya, dan kemurahan-Nya sangatlah luas kepada
setiap orang berdosa yang bertobat maupun yang belum bertobat. Kasih-Nya yang
sejati telah Dia tunjukkan sampai Dia wafat di kayu Salib dalam keadaan-Nya
sebagai manusia (1 Pet 3:18). Salib adalah lambang Cinta Kasih yang sejati,
karena disanalah terdapat teladan arti Kasih Sejati dari Sang Raja Al-Masih.
Kematian/maut adalah upah dari dosa dan dosa adalah pelanggaran hukum Tuhan
(Bdk. Rm. 6:23, 1 Yoh. 3:4), itulah sebabnya setiap manusia akan pasti mati, karena
Allah pernah berfirman kepada Adam dan Hawa disaat mereka melanggar perintah
untuk tidak memakan buah itu pastilah mereka akan mati (Kej. 2:17), seberapa
pun kecilnya dosa tetaplah dosa memisahkan manusia dari Allah Yang Maha Kasih
dan Yang Maha Kudus. Tapi Al-Masih Raja kita Yang Kudus dan tidak berdosa telah
dibunuh oleh yang berdosa (Ibr. 4:15), tapi dengan jalan demikian Dia Yang
Tidak Berdosa telah menundukkan kuasa kematian di bawah Kaki-Nya dan
mengaruniakan hidup bagi umat manusia (Rm. 5:21 dan 6:23). Kematian tidak
menguasai Yang Tidak Berdosa, itulah sebabnya pada hari yang ketiga Dia bangkit
dalam Kemuliaan-Nya dan Dia berkata,"Jangan takut! Aku adalah Yang Awal
dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup,
sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut”
(Why. 1:17-18). Dengan Kasih-Nya yang sampai akhir, Yesus telah menjadi
pengharapan bagi setiap insan yang mencari kehidupan kekal. Sebab Dia
berkata,"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia
akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya
kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (Yoh. 11:25-26). Yesus Raja
kita adalah Sang Kehidupan dan Sumber Kehidupan. Bagi yang merenungkan sengsara
Yesus Kristus dalam penyaliban-Nya dengan hati dan pikiran terdalam yang murni pasti akan melihat dengan terang bahwa SALIB KRISTUS bukanlah lambang
kelemahan, namun justru sebaliknya SALIB KRISTUS adalah lambang kekuatan cinta kasih
sejati, SALIB adalah lambang pengampunan, SALIB adalah lambang kesabaran, SALIB
adalah lambang kerendahan hati, SALIB adalah lambang pengorbanan, SALIB adalah
lambang kekuatan menahan ujian, SALIB adalah lambang kerahiman, dan SALIB
adalah lambang pembuktian kasih yang nyata dalam perbuatan.
Namun
perlu kita ketahui bahwa syayathin/syaithon atau iblis, dari mulanya sangat iri
dengan manusia dan tidak ingin manusia berbahagia dalam persatuan dan
rekonsiliasi bersama Allah setelah kejatuhan umat manusia ke dalam dosa. Maka
dari itulah syayathin akan selalu berusaha menjauhkan umat manusia dari Allah
dan karya keselamatan dan teladan-Nya yang mulia di dalam ASH-SHOLIB AL-MASIH.
Kita sebagai umat Masihiyyun (Kristen) kiranya tidak perlu terombang-ambing
dengan rupa-rupa pengajaran dunia yang berlawanan dengan Tradisi Suci
Rasul-Rasul Al-Masih, Alkitab Al-Muqoddas, dan Magisterium, karena hal itu
memang sudah dikatakan dalam Firman Tuhan bahwa akan bermunculan mesias-mesias
palsu, nabi-nabi palsu, dan guru-guru palsu dengan ajaran-ajarannya yang
menyimpang dan menyeleweng serta menyesatkan (Bdk. Mat. 7:15, Mat. 24:24, Mrk.
13:22, 2 Pet. 2:1,317, 1 Yoh. 4:1,4). Tapi Yesus dan Rasul-Rasul-Nya sudah
memberi kita pegangan bahwa kita harus senantiasa berpegang pada ajaran-ajaran
yang kita terima dari mereka baik secara lisan (Tradisi Suci) ataupun secara
tertulis, yakni Alkitab Al-Muqoddas dan mentaati ajaran para pengganti mereka
melalui Magisterium (2 Tes. 2:15).
Yesus adalah
Pribadi Terbesar sepanjang segala zaman, Dia merupakan teladan kasih yang tidak
pernah putus bagi orang-orang yang merendahkan hati untuk meneladani-Nya.
Setiap ajaran yang lahir ratusan tahun jauh setelah zaman Robbi Yasu’a
dan Para Rasul-Nya kemudian memutarbalikkan fakta tradisi yang terus dihidupi
dan sejarah harus ditolak tanpa kompromi. Oleh sebab itulah dalam iman Kristen
adalah jelas bahwa ALKITAB AL-MUQODDAS dari KEJADIAN sampai WAHYU fix sebagai
pewahyuan Tuhan yang sempurna disamping TRADISI SUCI dan MAGISTERIUM. ALKITAB
AL-MUQODDAS, TRADISI SUCI, dan MAGISTERIUM adalah sumber iman yang saling
berkaitan satu sama lain dan berasal dari TUHAN YESUS KRISTUS sendiri dan Para
Rasul-Nya. Melalui ketiga komponen tersebut Wahyu Umum telah terlengkapi,
tersempurnakan, dan ditutup. Diluar ketiga komponen tersebut apalagi
kontradiksi dengan iman dan aqidah Kristen (dogma/doktrin) wajib ditolak tanpa
kompromi. Adapun Wahyu Pribadi semisal dari Al-Qiddisin/Para Santo-Santa dan
orang-orang Kristen saleh, asalkan tidak bertentangan dengan Wahyu Umum dan
bermanfaat bagi pertumbuhan iman, harapan, dan kasih dalam hidup umat boleh
diimani walaupun tidak diwajibkan. Namun sekali lagi yang perlu diingat bahwa Wahyu
Pribadi itu perlu diuji apakah sungguh berasal dari inspirasi Roh Allah atau
sebaliknya dari si jahat. Alat ujinya tentu dikembalikan kepada ALKITAB
AL-MUQODDAS, TRADISI SUCI, dan MAGISTERIUM. Kemudian perlu diketahui setelah
sepanjang sejarah Israel telah diutus ribuan PARA NABI, NABI TERAKHIR dalam
iman Kekristenan adalah Nabi Yohanes Pembaptis (Yuhanna Al-Ma’madan) setelah
itu pewahyuan umum telah digenapi dan disempurnakan oleh kedatangan TUHAN YESUS
KRISTUS dan ditutup (Bdk. Ibr. 1:1-2; Mat. 21:33-40; Luk. 10:11-12). Namun di
hati setiap Kristen tetaplah harus ada toleransi pada batas-batas tertentu
kepada mereka yang memiliki kepercayaan yang berbeda, sebab bagaimana pun juga
kasih Kristus menghendaki umat-Nya untuk mengasihi sesama manusia dan bukan
golongannya saja (Mat. 22:39).
Akhirnya Salib
adalah lambang Kekristenan yang di dalamnya memiliki arti yang mendalam tentang
kasih Allah dan karya keselamatan-Nya di dalam Robbana Yasu’a Al-Masih (Tuhan
kita Yesus Kristus). Allah di dalam Tuhan kita Yesus Kristus telah menyediakan keselamatan
yang diperuntukkan bagi segala bangsa yang mau merendahkan hati dan percaya
sebagaimana telah disabdakan Nabi Besar Simeon,"Ya Tuhan mataku telah
melihat keselamatan yang dari pada-Mu yang telah Engkau sediakan di hadapan SEGALA
BANGSA, yaitu terang yang menjadi
penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu,
Israel.’’(Luk. 2:30-33) dan juga sabda Malaikat di Hari Natal yang mengatakan,”Sesungguhnya
aku memberitakan kepadamu KESUKAAN BESAR untuk SELURUH BANGSA: Hari ini telah
lahir bagimu JURUSELAMAT, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk. 2:10-11). Jadi
akhirnya memang ajaran yang sesat akan ada, namun semua itu untuk menguji iman
kita kepada Al-Masih supaya jika kita lulus kita didapati-Nya mempunyai iman
yang murni bagaikan emas yang dimurnikan dan menerima mahkota kehidupan kekal (Bdk.
1 Pet. 1:7 dan 5:4, Yak. 1:12). Dan bagi mereka yang sesat dan menentang ajaran
Tuhan kita tentu mereka sudah menentang Allah Yang adalah Kasih, Para Nabi-Nya,
Para Rasul, Jutaan Umat Kristen awal yang telah menjadi syuhada, dan Ruhban (Rohib
dan Rohibah) yang sholeh dan yang memiliki hubungan yang karib dengan YESUS. Semoga
kita sekalian semakin lebih lagi mengenal Tuhan Yesus Kristus dan berpegang
kepada ajaran-ajaran-Nya yang sejati yang Dia nyatakan dan teruskan melalui
Para Rasul-Nya dan para Pengganti Rasul-Rasul-Nya yang setia, sehingga kita
sekalian juga bisa menjadi seorang pengikut-pengikut Kristus yang dewasa di
dalam iman yang kuat. Amin.
"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih,
imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya
kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu
bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu
tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. "
(Risalatu Buthrus ar-Rasul al-Ula Surat Rasul/Surat Rasul Petrus Yang Pertama
2:9-10)
Kemudian
berkaitan dengan teman perempuan penulis yang kala itu menyamakan Yesus dengan
‘Isa dan mendiskreditkan keimanan penulis yang adalah seorang Kristen, penulis
lebih memilih untuk menekankan bahwa kedua figur yakni Yesus dan ‘Isa adalah
dua pribadi yang berbeda. Kendatipun kedua figur memiliki beberapa kemiripan
kisah namun banyak pula perbedaan yang sangat serius. Penulis tidak tertarik
untuk saling mengklaim sebagaimana kebanyakan orang bahwa kisahnyalah yang
otentik dan yang lainnya sebagai penyelewengan. Jika demikian tentu kedua
pemeluk agama akan terus bersitegang dan mengklaim bahwa kisah dalam
agamanyalah yang lebih benar dan otentik. Semua itu hanya akan membuat kita
sebagai saudara sebangsa dan setanah air terpecah dalam bingkai NKRI dan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 menjadi tidak harmonis. Padahal kita harus memperkokoh
rasa persaudaraan dan persatuan sehingga NKRI akan semakin kokoh, sebab setiap
orang hidu berdampingan dengan damai dan rukun serta menghargai satu sama lain.
Jika seseorang menyama-samakan apa yang terkandung dalam agama orang lain
dengan agamanya, tentu yang terjadi adalah kesalahpahaman seperti pengalaman
penulis di atas maupun sebagaimana lebih parah yang akan penulis ceritakan di
bawah ini tentang menyangkut-pautkan orang Kristen dengan apa yang terulis
dalam kitabnya yang padahal sesungguhnya tidak ada hubungannya. Semoga
pengalaman tersebut boleh menjadi pelajaran bagi setiap orang untuk tidak
mengait-kaitkan agama orang lain dengan agamanya. Mari kita simak dan
merenungkannya!... Demikian ceritanya:
Penulis ketika masih sekolah
sering dibully maupun dituduh oleh teman-temannya yang non-Kristen bahwa Tuhan
penulis yang dikatakan sebagai Tuhan yang telanjang dengan cawat dan
disalibkan, maka kelak penulis pun akan disalibkan juga (ketika TK). Jadi dari
kecil setiap umat beragama sangat perlu untuk menanamkan/mengajari anak-anaknya
agar menghargai sesamanya yang berbeda iman. Setiap orang (guru dan orangtua)
perlu menanamkan pada anak-anaknya rasa menghormati/toleransi kepada
saudara-saudarinya yang berbeda iman. Jika tidak yang terjadi adalah
kesalah-pahaman sebagaimana yang dialami oleh penulis. Ketika penulis duduk di
bangku Sekolah Dasar dan Sekolah Menengat Atas, guru dan teman-teman penulis juga
menuduh bahwa Tuhan penulis katanya ada 3, ya katanya Kristen itu Tuhannya ada
tuhan bapak, tuhan ibu, dan tuhan anak. Lha kok? Padahal yang diimani oleh
penulis dan setiap umat Masihiyyun (Kristen) adalah Tuhan itu Esa. Sebutan "Bapa" juga
bukan bermaksud gender, "Anak" juga bukan bermaksud Tuhan lain dan bukan pula berarti
Tuhan beranak layaknya mamalia, dan tuhan ibu ini juga tidak dikenal ataupun
diimani sebagai Tuhan Kristen, tapi yang ada adalah "Roh Kudus". Roh Kudus adalah Roh/Sumber Hidup-Nya Allah Yang Esa itu. Iman Kristen saja tidak mengajarkan demikian lha
kok dituduh demikian, kan aneh! Penulis mengetahui bahwa tuduhan itu
dikarenakan karena mereka menyangkut-pautkan apa yang terkandung dalam kitabnya
yang belum tentu isi kitabnya itu berbicara tentang keimanan orang Kristen/iman
sang penulis, sebab faktanya tuduhan yang dimaksud dalam kitabnya kepada suatu
kaum itu tidak demikian tentang iman Kristen. Masalahnya berawal dari
menyamakan Yesus yang diimani oleh orang Kristen dengan ‘Isa. Tentu hal ini
akan menimbulkan kesalahpahaman, sebab masing-masing memiliki ajaran maupun
kisah yang jauh sangat berbeda. Analoginya, referensi yang dituduhkan oleh agama
B sebenarnya tidak berhubungan dengan apa yang diimani oleh agama A. Penulis
tahu mengapa guru dan teman-teman-nya yang non-Kristen menuduh demikian, karena
adanya narasi di kitabnya bahwa kelak katanya “ ‘Isa akan ditanya oleh Tuhan
apakah dirinya menjadikan dirinya dan ibunya Maryam sebagai tuhan?” Padahal
faktanya tidaklah tepat ayat tersebut digunakan untuk menyerang keimanan orang
Kristen, sebab Bunda Maria yang adalah Bunda Yesus dalam Alkitab Al-Muqoddas
samasekali tidak dianggap sebagai Tuhan oleh umat Kristen, melainkan figur yang sangat
dihormati (dulia) sebagai Bunda Gereja atau Bunda umat beriman yang melaluinya
Sang Firman telah turun ke dunia. Baik itu umat Kristen dari Gereja Katolik
Roma maupun dari Gereja Katolik Timur, Gereja Ortodoks Oriental, Gereja
Ortodoks Timur, Gereja Asiria dari Timur, dan bahkan dari Gereja
Protestan/Reformasi sekalipun tidak ada yang menganggap Bunda Maria sebagai
tuhan.
Selain
itu penulis juga mengetahui mengapa mereka dulu menuduhnya bertuhankan 3,
karena mereka juga menyangkut-pautkan isi di kitabnya dengan iman Kristen yang
menyebutkan tentang “Allah yang tidak mempunyai istri bagaimana pula ia
mempunyai anak?” Sekali lagi tentu hal ini tidak berhubungan dengan orang
Kristen karena dalam iman Kristen tidak diimani bahwa Allah memiliki istri dan
istrinya melahirkan anak layaknya manusia. Istilah Anak Tunggal Allah bagi Yesus
dalam iman Kristen tidak berbicara mengenai anak dalam hubungan biologis,
melainkan makna kiasan dalam kaitannya dengan gelar dari Sang Firman Allah yang dalam keabadian manunggal di dalam Allah Yang Esa. Sama juga dalam hidup sehari-hari dikenal istilah anak tangga, anak
kunci, dst yang tentu tidak berbicara mengenai anak dalam arti biologis. Jadi
tidak benar jika dikatakan iman Kristiani mengimani adanya 3 Tuhan yang
dituduhkan, yakni Allah (Bapa), Tuhan Ibu (Maria), dan Tuhan Anak (Yesus). Iman
Kristiani tidak seprimitif dan secethek itu!
Ada
pula tuduhan yang membuat kesalah-pahaman dikarenakan menyangkut-pautkan ayat
kitabnya dengan dogma Tritunggal Mahakudus dalam iman Kristen padahal tidak ada
kaitannya samasekali dengan iman Kristen, seperti misalnya menyangkut-pautkan ayat dalam
kitabnya yang menuduh suatu kaum (bukan Kristen) bahwa “tuhannya 3 karena tuhan
yang diimani konon sebagai tuhan ketiga dari yang tiga”. Padahal semua tuduhan itu
tidaklah cocok atau berdasarkan atas IMAN KRISTEN YANG SEJATI. Faktanya yang
diimani dalam iman Kristen adalah bahwa YHWH TUHAN SEMESTA ALAM, disebut Bapa tidak bermakna gender namun kiasan yang merujuk kepada Wujud Allah Yang Esa dan yang bermakna Tuhan yang
memelihara maupun mengawali sesuatu dan yang mana kasih-Nya ke umat bagaikan kasih
seorang bapak ke anak-anaknya. Sama juga
dalam beberapa literatur keagamaan lain pun Tuhan dikatakan dengan kata ganti
orang ketiga maskulin ‘He’ (Dia laki-laki) walau tidak dimaksudkan berjenis
kelamin laki-laki. Semua itu karena keterbatasan bahasa saja. Disebut "Anak
Tunggal Allah", adalah kiasan yang merujuk kepada Sang Firman yang manunggal di dalam Ousia (Dzat) Allah
di dalam keabadian yang pada waktu tertentu nuzul ke dunia sebagai Juruselamat umat manusia yang bernama
YESUS, dan Roh Kudus adalah Roh Allah/hayat Allah. Itu semua tidak berbicara
mengenai keberapaan jumlah Allah melainkan berbicara tentang kebagaimanaan Allah Yang Esa yang diimani oleh umat Kristen. Ya Tritunggal Mahakudus berbicara tentang
Allah Yang Esa yang dalam keabadian Ousia (Dzat)-Nya ada Roh dan Firman-Nya.
Itulah contoh kesalahpahaman jika seseorang mengait-kaitkan agama seseorang
dengan agamanya. Padahal kedua agama faktanya memiliki dasar/sumber keimanannya
yang sangat jauuuuuh berbeda. Oleh sebab itulah penulis tidak tertarik untuk
menyamakan kandungan yang terdapat dalam agamanya seperti tokoh, komunitas, dan
seterusnya (misal: Yesus dengan ‘Isa atau Masihiy/Masihiyyun/Kristen dengan Nashroni)
dengan kandungan agama lain, karena tidak akan ketemu, sebab hakikatnya sudah
jauh berbeda. Semua itu hanya menimbulkan ketidak-harmonisan antar umat
beragama. Itulah sebabnya penulis tidak setuju apabila masing-masing pemeluk agama
saling curiga antara satu dengan yang lain dengan mengklaim atau saling tuduh adanya penyelewengan,
pemalsuan, dan seterusnya pada agama orang. Agama orang lain masing-masing
memiliki dasarnya sendiri-sendiri, apabila bersikeras memaksakan untuk
mengait-kaitkan ajaran agama B dengan kandungan agama A, sekali lagi hal itu
hanya akan menimbulkan ketidak-harmonisan sebab orang akan kembali melakukan
counter attack pada para penyerangnya. Marilah kita berjalan di rel
masing-masing! Kita sadari kita berbeda.
Pada
kesempatan ini penulis akan membahas tentang Pribadi YESUS dengan ‘Isa yang
sering dibentur-benturkan oleh kedua pemeluk agama. Penulis berharap
masing-masing pemeluk agama setelah mengetahui hal ini akan berbesar hati/bijak untuk
tidak lagi mengait-kaitkan ajaran satu sama lain yang terdapat dalam agamanya, karena sekali lagi itu semua hanya akan menciptakan ketidak-harmonisan diantara pemeluk agama yang berbeda.
Kendatipun ada kemiripan, namun penulis tidak tertarik untuk menyamakan YESUS
yang diimaninya dengan ‘Isa. Dalam tulisan di bawah ini akan penulis analisa
beberapa perbedaan serius diantara Pribadi YESUS dengan ‘Isa berdasarkan
dasar-dasar keimanan Kristen dari aspek biblis, historis, sakralitas kultural
dari Para Rasul, dan teologis.
Langsung saja
pada pembahasan, apakah Yasu'a Al-Masih (Yesus Kristus) putra Maria/Maryam yang
diwartakan oleh UMAT MASIHIYYIN (KRISTEN) dalam Alkitab Al-Muqoddas sama dengan
'Isa Al-Masih putra Maryam versi Quran yang didakwahkan Muslimin??????? TIDAK
SAMA. Alasannya sebagai berikut:
1. YESUS KRISTUS
(Yang oleh umat Kristen Arab dipanggil→ YASUU'A AL-MASIIH) yang diwartakan iman
Kristen lahir di kandang dengan Maria yang menerima Kehendak Allah dengan data
sejarah dan tradisi yang senantiasa dihidupi. YESUS KRISTUS jelas secara
historis/dalam sejarah manusia lahir di masa Kekaisaran Romawi di masa Kaisar
Agustus dan raja Herodes. YESUS dilahirkan secara JELAS pada waktu diadakan
cacah jiwa/sensus sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Pada waktu itu
pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud
yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud. Ibu
Maria yang didampingi Bapa Yusuf pada waktu itu tiba waktunya untuk bersalin.
Ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya
dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi
mereka di rumah penginapan (Bdk. Mik. 5:2, Mat. 2:1-12, Luk. 2:1-7). Petilasannya/tempat
dimana Ia dilahirkan (kandang itu) secara tradisi selalu dihidupi hingga
sekarang ada dan dijadikan GEREJA, yakni GEREJA AL-MAHD dan titik dimana Bayi
Kemanusiaan Yesus lahir hingga sekarang masih ada dan diberi tanda bintang.
Tanda bintang ini berawal dari petunjuk ajaib yang menuntun orang-orang Majus
kepada tempat dimana Yesus lahir. Disanalah sampai detik ini umat Kristen dari Gereja-Gereja
Tua/Gereja Para Rasul sering berziarah untuk berdoa, seperti umat Kristen dari Gereja
Ortodoks Oriental: Tewahido, Ortodoks Oriental Koptik, Ortodoks Oriental Syria,
Gereja Katolik Roma dan Gereja-gereja Katolik Timur, Gereja Ortodoks Timur, dan Gereja Asiria dari Timur. Tempat petilasan tatkala Keluarga Kudus (Bapa Yusuf, Bunda Maria, dan Bayi Yesus) mengungsi/lari ke Mesir karena Raja Herodes yang hendak membunuh Bayi Yesus pun, hingga saat ini real ada dan dijadikan GEREJA, yakni KANISAH (GEREJA) ABU SARJA [AL-MAGHOROH] (Mat. 2:13-15). YESUS
dilahirkan di kandang dengan pendampingan Bapa Yusuf, nyanyian para Malaikat,
dikabarkan oleh malaikat kepada para gembala, adanya kunjungan orang-orang
Majus yang dituntun bintang yang ajaib dan menyembah Yesus Bayi, disaksikan
oleh para gembala, dan yang bersama Bapa Yusuf dan Bunda Maria mengungsi ke Mesir, TENTU SEMUA ITU SANGAT BERTENTANGAN dengan cerita 'Isa yang dilahirkan
oleh Maryam seorang diri (Bdk. Luk. 2:4-20, Mat. 2:7,11, Petilasan 'Isa yang
dilahirkan di bawah pohon kurma dengan Maryam yang mengatakan perkataan lebih
baik mati saja daripada sakit bersalin tidak diketahui oleh penulis dimana
secara tradisi maupun sejarahnya. Lagipula perkataan Maryam yang demikian
berlawanan dengan ke-sholehan Ibu Maria yang sabar dan tabah atas apa yang
terjadi pada dirinya dengan berucap "Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku
menurut perkataan-Mu (Mu=Malaikat Gabriel). Selain itu pada waktu/zaman apa 'Isa
dilahirkan penulis juga tidak mengetahui.
2. Yesus
disalibkan, wafat, dan bangkit lalu naik ke Sorga.
Umat Masihiyyin
(Kristen) tiada keraguan sedikitpun dan teramat percaya bahwa memang YESUSlah yang
sungguh disalibkan dan bukan orang lain yang diserupakan seperti YESUS
sebagaimana terdapat dalam kisah 'Isa. Dan sebagaimana sudah dijelaskan bahwa PENYALIBAN
YESUS memiliki dasar yang kuat. Dasar tersebut antara lain adalah
dari
nubuatan Para Nabi dalam al-‘Ahd al-Qodim (Perjanjian Lama), seperti
misalnya
nubuat Raja/Nabi Daud dan Nabi Yesaya (Bdk. Mzm. 22:15-19, Yes.
53:2-12),
nubuatan Yesus sendiri, dan warta Para Rasul serta jutaan jemaat Kristen
awal yang
rela berkorban sampai titik darah penghabisan hingga menerima mahkota
kesyahidan demi NAMA
YESUS YANG TERSALIB. Adanya kebangkitan Kristus dari antara orang mati,
penampakan-Nya kepada lebih dari lima ratus murid-Nya, dan kenaikan-Nya
yang disaksikan
oleh banyak Murid-Nya juga semakin membuktikan dan meneguhkan penyaliban
Yesus (Bdk. Luk. 24:50-52,
Mrk. 16:19-20, Kis. 1:2-3, 1 Kor. 15:6). Penyaliban Yesus sebagaimana
disebutkan tentu memiliki dasar yang sangat kuat apalagi Para Rasul
hidup dan
dekat dengan Yesus sendiri. Para Rasul itulah Pewarta pertama yang
memberitakan kepada dunia
tentang YESUS KRISTUS YANG TERSALIB yang dalam sejarah maupun tradisi
pewartaannya mereka rela berkorban sampai titik darah penghabisan. Kita
dapati Rasul
Besar Petrus (Arabnya: Buthrus) disalibkan dibalik di Roma karena ia
merasa
tidak layak disalibkan seperti Tuhannya, Rasul Besar Paulus (Arabnya: Bulus) dipenggal oleh para penyembah berhala di Roma karena kala itu umat Kristen masih minoritas, Rasul Besar Bartolomeus
(Arabnya:
Bartsulamawus) dikuliti hidup-hidup, Rasul Besar Tomas (Arabnya: Thuma)
ditombak
di India, Rasul Besar Andreas (Arabnya: Andrawus) disalibkan dengan
palang kayu
membentuk huruf X, Rasul Besar Yakobus (Arabnya: Ya’qub) dirajam batu
oleh
orang-orang Yahudi yang menolak Warta Injil Keselamatan, dst. Bukti
lain, yakni
bukti ajaib yang menguatkan bahwa Yesuslah yang memang disalibkan adalah
kayu Salib
untuk menyalibkan YESUS hingga sekarang masih ada dan dimuseumkan.
Ajaibnya
seturut kisahnya, untuk membedakan Salib untuk menyalibkan Kristus
dengan
salib-salib lain adalah dengan cara membawa orang-orang sakit agar
menyentuh
salib-salib itu dan orang-orang yang menyentuh Salib yang pernah
digunakan untuk
menyalibkan Yesus mengalami mu’ajizat (mukjizat) kesembuhan.
Kuatnya Penyaliban yang dinubuatkan oleh Para Nabi dan dinubuatkan oleh
Yesus
sendiri serta dikuatkan oleh warta Para Rasul yang rela mengorbankan
jiwa raga
tentu sangat BERTENTANGAN dengan kisah 'Isa di dalam Quran, karena 'Isa
di
dalam Quran dikisahkan tidak disalibkan melainkan yang disalib adalah
orang
yang diserupakan, walaupun Quran sendiri tidak jelas menyebutkan siapa
orang
yang diserupakan dan disalib itu. Penulis juga tidak mengetahui secara
tradisi dimana tempat petilasan ketika 'Isa diangkat supaya
terhindar dari penyaliban.
Sangat berbeda dengan YESUS, bahwa jelas Ia ditangkap di Taman Getsemani
setelah dicium oleh Yudas Iskariot, murid yang mengkhianati-Nya, ciuman
yang
menjadi kode bagi para pemimpin Yahudi dan para serdadu yang hendak
menangkap-Nya (Bdk. Mat. 26:48-49, Mrk. 14:44-45, Luk. 22:47-48). Dan
hingga
kini setiap orang masih bisa menjumpai dan mengenang petilasan tempat
dimana Yesus
ditangkap tersebut yang sungguh ada. Dan tentang akhir hidup Yudas
Iskariot
jelas, dimana ia mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri dan jatuh
tertelungkup hingga isi perutnya keluar (Bdk. Mat. 27:5, Kis. 1:18-19).
Lagipula ada pula bukti lain bahwa jelas YESUSlah yang sungguh
disalibkan dan
bukan orang lain adalah dengan melihat reaksi mulia YESUS saat perjalanan salib
dan di atas salib tatkala Ia mengeluarkan kata-kata yang penuh hikmat dan
makna. Rasional saja jika yang disalibkan adalah murid-Nya/yesus kw/yesus abal-abal,
tentu mustahil ia mengucapkan banyak kata-kata hikmat dan bermakna, yang ada
dia berontak berteriak-teriak dan mengutuk. JELAS YESUSlah yang disalibkan, toh
Ia bangkit dan menampakkan Diri pada para murid-Nya (Bdk. Yoh. 20:19, 26 dan
21:1,14, Mrk. 16:9,12,14, Luk. 24:34, Kis. 1:3). Adanya keajaiban-keajaiban
dalam Penyaliban-Nya [kegelapan meliputi, gempa bumi, tabir Bait Suci terbelah,
dan banyak orang kudus yang meninggal bangkit], dan adanya penggenapan nubuat
Mazmur Raja Daud, nubuat Nabi Yesaya, dan dalam Kitab Perjanjian Lama yang lain
bahwasanya Ia akan dipaku Kaki dan Tangan-Nya dan terhitung diantara orang
berdosa, jubahnya diperebutkan dengan undian, dst semakin menguatkan
Penyaliban-Nya (Bdk. Mat. 27:45,51-54, Mrk. 15:33,38,39, Luk. 23:44, Mat.
27:51,54 dan 28:2, Luk. 23:45,47, Mzm. 22:15-19, Yesaya 53:2-12). Penyaliban
Yesus juga sangat dikuatkan oleh jutaan jemaat Kristen awal, baik itu dari Para
Murid Rasul-Rasul atau Bapa Gereja maupun umat Kristen awam yang juga rela
berkorban hingga titik darah penghabisan demi pewartaannya maupun imannya
kepada YESUS KRISTUS YANG TERSALIB.
Penyaliban Yesus bahkan membuat seorang Kahlil/Khalil Gibran dari Gereja
Katolik Maronit yang adalah seorang filsuf, pemahat, dan penyair yang
karya-karyanya sangat digandrungi/dikagumi oleh orang-orang Muslim Indonesia, pun
sangat mengagumi SOSOK YESUS YANG TERSALIB. Dalam bukunya “Yasu’a Ibnul Insan [Yesus
Sang Anak Manusia: Gelar dari Nabi Daniel tentang kebesaran dan kekuasaan Yesus
di akhir zaman] (Dan. 7:13-14)”, Ar-Rohil (Mendiang) Beliau dalam bukunya itu mengatakan
bahwa YESUS itu teramat kuat dalam menerima penyiksaan dan penghinaan dalam
Penyaliban-Nya”. Bagaimana tidak??? YESUS dalam menerima penyiksaan dan
penghinaan penyaliban oleh para musuh-Nya tetaplah menunjukkan kasih,
kesabaran, dan bahkan pengampunan pada para penganiaya dan orang-orang yang
turut membunuh-Nya dalam keadaan-Nya sebagai manusia (1 Pet. 3:18). Jadi ketika
dalam Penyaliban yang sedemikian mengerikan ada balas kasih dan pengampunan
kepada para musuh-Nya, itu bukan berarti YESUS lemah tapi justru sebaliknya Dia
teramat kuat. Penyaliban adalah kehendak/pilihan YESUS sendiri. Jika Ia menghendaki
untuk meloloskan diri dari penyaliban, itu hal yang teramat mudah bagi-Nya!
Apakah Ia sanggup menurunkan api dari langit untuk menghanguskan
musuh-musuh-Nya seperti Nabi Elia dan lolos dari salib (2 Raj. 1:9-14) ???????
Sekali lagi mudah bagi-Nya! Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat dari
bagaimana sikap YESUS kepada murid-Nya tatkala Yesus dan para murid-Nya ditolak
dalam perjalanan. Suatu waktu YESUS bersama murid-murid-Nya dalam perjalanan
menuju Yerusalem melalui desa orang Samaria namun orang-orang Samaria itu tidak
menerima mereka. Respon dua murid-Nya yaitu Yakobus dan Yohanes melihat
hal itu, berkatalah mereka kepada YESUS: "Tuhan, apakah Engkau mau, SUPAYA
kami menyuruh API TURUN DARI LANGIT untuk MEMBINASAKAN mereka?’’Akan tetapi
YESUS BERPALING dan MENEGOR mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain (Luk.
9:51-56).
Kisah ini jelas membuktikan bahwa jika Robbana Al-Masih ingin menghancurkan
para musuh-Nya dan meloloskan Diri dari salib adalah hal yang sangat mudah.
Namun bukan seperti itulah Kehendak-Nya, sebab apa yang dipikirkan manusia
bukanlah apa yang dipikirkan oleh Allah (Mat. 16:23), Allah dalam Yesus
memikirkan keselamatan umat manusia dan sangat menekankan hukum kasih pada umat
manusia daripada permusuhan yang menimbulkan kerusakan. Selama hidup-Nya YESUS
senantiasa mengajarkan kasih dan pengampunan yang luarbiasa bahkan kepada para
musuh sekalipun (Bdk. Mat. 5:43-44, Luk. 6:27,35). Dari peristiwa perjalanan
salib dan tatkala disalibkan itulah ada peristiwa agung yang syarat akan makna
kasih dan pengampunan. Penyaliban membuktikan kepada kita semua bahwa YESUS
bukanlah guru yang hanya pandai berkata-kata atau mengajar saja, tapi sungguh
Ia adalah GURU TERHEBAT yang membuktikan ajaran cinta kasih-Nya kepada musuh
sekalipun. Melalui SALIB Ia membuktikan ajaran cinta kasih-Nya yang sabar,
tabah, mengampuni, berkorban, rendah hati, mengendalikan diri, melawan nafsu
diri, dst. YESUS menunjukkan teladan bagaimana manusia harus hidup sesuai
dengan Kehendak-Nya, yakni hidup di dalam kasih. Itulah sebabnya SALIB TUHAN
YESUS KRISTUS dalam kekristenan adalah jelas bukan lambang kelemahan tapi
justru kekuatan. Salib melambangkan cinta kasih dan pengampunan Tuhan,
kerendahan hati, pengorbanan, kesengsaraan untuk mencapai kemuliaan, kemenangan
atas kuasa kegelapan, keselamatan, pengendalian diri, ketabahan, kesabaran,
dst. Jadi jika orang mendurhakai Tuhan Yang Mahamulia dengan mengejek bahwa YESUS
lemah dan tak berdaya, mereka harus merendahkan hati dan mengubah mindset
manusiawi mereka sebagaimana Kahlil Gibran dan semua umat Kristen agar mereka
mengetahui bahwa YESUS YANG TERSALIB sesungguhnya adalah Figur Yang Maha Kuat,
karena sekali lagi jika YESUS menghendaki api turun dari langit sebagaimana
Nabi Elia untuk menghanguskan para musuh-Nya, hal itu teramat mudah bagi-Nya.
Ya teramat mudah bagai membalikkan telapak tangan.
YESUS YANG TERSALIB justru adalah Dia Maha Kuat, Maha Kasih, Maha
Penyayang, Maha Besar, Maha Sabar, Maha Agung, dan Maha Berlimpah Kasih Setia.
Semua ini sekali lagi semakin menguatkan dan membuktikan bahwa YESUSlah yang
disalib bukan orang lain sebagaimana anggapan sebagian orang. Petilasan kubur
yang menjadi saksi kebangkitan Kristus sampai detik ini pun sungguh ada dan
masih bisa kita lihat, sebab tradisi tersebut senantiasa dihidupi oleh umat
Kristen. Kubur yang menjadi petilasan tersebut pun hingga saat ini masih bisa
dijumpai, sebab saat ini tempat petilasan tersebut dijadikan Gereja, yakni
Gereja Makam Kudus/The Holy Sepulchre Church ataupun Kanisah Al-Qiyamah (Gereja
Kebangkitan). Disana jutaan umat Kristen dari Gereja-Gereja Tua/Gereja Para
Rasul sering berziarah untuk berdoa seperti dari Gereja Ortodoks Oriental:
Tewahido, Ortodoks Oriental Koptik, Ortodoks Oriental Syria, Gereja Katolik
Roma dan Gereja-gereja Katolik Timur, Gereja Ortodoks Timur, dan Gereja Asiria dari Timur.
3. Tentang
Hawariyyun pengikut 'Isa. Siapa mereka? Apa pewartaan mereka? Dimana petilasan
pewartaan mereka? Dan siapakah penerus mereka? Quran
tidak terlalu banyak menjelaskan tentang mereka (siapa mereka, apa pewartaan
mereka ataupun bagaimana perjalanan pewartaan mereka, akhir hidup mereka, dan petilasan mereka)
kecuali ada pernah disebut dalam Tafsir Ibnu Katsir tentang Ya'qub, Yuhanna,
dan Bulus dalam menafsirkan suroh Yasin. Yang mana nama-nama itu juga adalah
Nama Arab dari Rasul Yesus menurut Saudara-saudari kita umat Kristen Arab dalam
Alkitab berbahasa Arab untuk memanggil Rasul Yakobus, Yohanes, dan Paulus.
Kendatipun demikian tidak serta merta Yesus dan ‘Isa menjadi sama, sebab
tentang Hawariyyun 'Isa ini sekali lagi tidak dijelaskan sedetail dan sejelas dalam
Alkitab Al-Muqoddas maupun dalam Tradisi Suci Kekristenan. Dalam Kristen baik
dalam Alkitab Al-Muqoddas maupun Tradisi Suci jelas Rasul-Rasul Yesus
mewartakan KASIH ALLAH DALAM YESUS YANG TERSALIB dan bahkan mereka rela
mengorbankan jiwa raga demi nama Kristus. Adapun Gereja-Gereja yang mereka
dirikan real ada sampai hari ini. Misalnya kita dapat mengetahui bahwa secara
tradisi Gereja Syria di Anthiokia yang disebut Gereja Ortodoks Oriental Syria
itu didirikan oleh Rasul Petrus/Kefas sebelum Beliau mendirikan Gereja di Roma
yang saat ini lebih dikenal sebagai Gereja Katolik Roma. Hal itu terbukti,
sebab Penerus Rasul Petrus di Gereja Syria itu sungguh ada dan tidak terputus.
Penerus Rasul Petrus ke-121 di Anthiokia adalah Romo Al-Bathriyark Mor Ignatius
Ya'qub Ats-Tsalits. Sedangkan penerus ke-122 adalah Romo Al-Bathriyark Mor
Ignatiyus Zakka Al-Awwal 'Iwas dan penggantinya sebagai Penerus ke-123 adalah
Romo Al-Bathriyark Mor Ignatiyus Afram Karim Ats-Tsani. Begitu juga dengan Gereja
Roma/Gereja Katolik Roma, diketahui bahwa Penerus Rasul Petrus ke-266 adalah
Bapa Paus Fransiskus I. Ada pula dengan Gereja Mesir yang lebih dikenal dengan
Gereja Ortodoks Oriental Koptik (Mesir) yang didirikan oleh Rasul Markus Sang
Penginjil juga memiliki rantai kerasulan yang tidak pernah terputus juga. Didapati
penerus Rasul Markus ke-117 adalah Romo Al-Baba Syinudah Ats-Tsalits Nazhir
Jayd Rofail dan penerus ke-118 adalah Romo Al-Baba Tawadhros Ats-Tsani Wajih
Subhi. Kenyataan adanya Gereja-Gereja ini membuktikan bahwa Gereja yang
didirikan Kristus melalui Para Rasul-Nya adalah sungguh ada dan nyata yang bisa
ditelusuri dengan menggunakan tongkat estafet kerasulan yang tidak pernah
terputus. Para Rasul ini juga memiliki murid-murid yang juga mewartakan kasih
Allah dalam Kristus yang tersalib. Jika kisah hidup dari murid-murid keduanya,
yakni YESUS dan 'Isa saja berbeda bagaimana YESUS dan ‘Isa menjadi sama? Tentu
YESUS dan ‘Isa semakin tidak bisa disamakan.
4. Yesus
merupakan penjelmaan dari Allah atau KALIMAT ALLAH yang satu dengan Allah dan
yang oleh-Nya segala sesuatu telah diciptakan. Dia yang 2000 tahun silam nuzul ke
dunia sebagai MANUSIA KUDUS NAN SEMPURNA. Sedangkan 'Isa hanya utusan saja. (Bdk.
Yoh. 1:1-3,14, Rm. 9:5, 1 Tim. 3:16)
5. Ibu 'Isa
dalam Quran diduga kuat adalah saudara perempuan Harun yang adalah Abangnya
Nabi Musa dan Nabiah Miryam. Padahal dalam Alkitab adalah jelas bahwa Harun
adalah saudara Nabi Musa dan Nabiah Miryam yang hidup ratusan tahun sebelum
zaman YESUS. Musa, Harun, dan Miryam adalah anak Amram/Imron. Jika Quran
mengatakan bahwa Maryam ibu 'Isa adalah saudara perempuan Harun dan Harun
adalah Saudara Nabi Musa dan Nabiah Miryam dan mereka merupakan anak
Amram/Imron tentu 'Isa ini adalah keponakan Nabi Musa dan tentu YESUS bukan 'Isa, sebab
ibunya ‘Isa lahir ratusan tahun sebelum zaman YESUS. Perlu diketahui dalam data
yang dimiliki oleh Yahudi maupun Kristen sangatlah jelas bahwa Nabi Musa, Imam
Harun, dan Nabiah Miryam hidup di tahun 1530-1407 Sebelum Masehi (SM), sedangkan YESUS
dan IBUNDA-NYA Maria dalam Alkitab Al-Muqoddas hidup di abad 1 Masehi. Lagipula
menurut tradisi Kristiani, Bunda Maria Ibu YESUS itu Bapaknya adalah
Yoyakim/Eli dan bukan Imron/Amram dan Ibunya adalah Anna. YESUS bukanlah ‘Isa.
6. YESUS pada
waktu kedatangan kedua akan datang bersama malaikat-malaikat-Nya dan menjadi
Hakim seluruh umat manusia dan Ia berkuasa menentukan nasib akhir semua umat
manusia apakah mereka layak ke Sorga atau ke Neraka, bagaikan memisahkan
diantara para domba dan kambing-kambing. Sedangkan 'Isa tidak memiliki kuasa
tersebut (Bdk. Mrk. 13:27, Mat. 24:30-31 dan 25:31-46 , Luk. 25:32-33, Yoh. 5:22, Rm. 2:16, 2
Tim. 4:1). YESUS bukanlah ‘Isa.
7. YESUS
merupakan Pencipta alam semesta/segala sesuatu yang ada (Bdk. Yoh. 1:1-3,14, 1
Kor. 8:6). Sedangkan 'Isa hanya pencipta burung dari tanah. Tapi kisah itu
mirip sekali dengan injil apokrif yang
mengatakan,"Kemudian Ia mengambil beberapa tanah liat lunak, dengan itu Ia
membuat dua belas burung pipit. Itu dilakukan-Nya pada hari Sabat" (Injil Tomas tentang masa Bayi Yesus ayat 2, diterjemahkan oleh Alexander Roberts dan Sir James Donaldson). YESUS
bukanlah ‘Isa.
8. Yesus adalah
Injil itu sendiri sedangkan 'Isa konon menerima kitab Injil. Dalam buaian 'Isa
berkata,"Allah menjadikan aku nabi dan memberiku kitab Injil." Mirip juga dengan injil apokrif yang mengatakan ketika YESUS berbaring
di buaian, Dia berkata kepada Maria Ibu-Nya: "Aku adalah YESUS, Anak
Allah, Logos, yang telah engkau bawa keluar, seperti yang telah disampaikan
oleh Malaikat Gabriel kepadamu; dan Bapaku telah mengutus aku untuk keselamatan
dunia" (Injil Syria masa Bayi Sang Juruselamat/Yesus ayat 2, diterjemahkan oleh Alexander Roberts dan Sir James Donaldson dan Arthur Clevelend Coxe). Tapi yang perlu diketahui padahal dalam sejarahnya YESUS tidak
menulis kitab melainkan memberi amanat agung kepada Para Rasul/murid-murid-Nya untuk
mewartakan-Nya (Bdk. Mat. 28:19, Kis. 1:2,8). Dan pewartaan itu nyata dalam
Tradisi lisan maupun Tradisi tertulis. Toh dalam tradisi maupun sejarahnya
memanglah demikian. YESUS bukanlah 'Isa.
9. Setelah
menderita sengsara penyaliban, wafat, dan bangkit YESUS menampakkan diri kepada
lebih dari 500 orang murid-Nya termasuk Para Rasul serta naik ke Sorga disaksikan
pula oleh murid-murid-Nya. Bahkan dikuatkan oleh 2 orang Malaikat yang
mengatakan,"Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke
langit? YESUS ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang
kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
(Bdk. Mrk. 16:19, Luk. 24:51, Kis. 1:9-11).
Kubur/makam yang menjadi saksi kebangkitan YESUS secara tradisi real ada
dan sekarang dijadikan GEREJA, yakni GEREJA AL-QIYAMAH. Tentu bertentangan
dengan 'Isa yang tidak mengalami sengsara penyaliban, wafat, dan bangkit.
Walaupun sepertinya ada ayat Quran yang mirip dengan kisah hidup YESUS yang mengatakan
bahwa ketika 'Isa dalam buaian, Ia berkata,"Kesejahteraan semoga
dilimpahkan kepadaku ketika aku dilahirkan, dimatikan, dan dibangkitkan hidup
kembali."
10. YESUS yang
diwartakan oleh umat Masihiyyin (Kristen) mengajarkan pada umat Kristen bahwa
tidak boleh cerai atau menikahi perempuan yang diceraikan. Jika demikian ia
berbuat zinah (Mrk. 10:6-12). Jika 'Isa sejalan dengan pengajaran Nabi Islam Muhammad
berarti 'Isa memang tidak sama dengan YESUS, sebab Nabi Islam Muhammad tidak sejalan
dengan ajaran YESUS. Ya Nabi Islam Muhammad sendiri memang tidak berjalan
sesuai ajaran YESUS di dalam Alkitab Al-Muqoddas ketika ia menikahi istri Zaid
anak angkatnya/menantunya, yakni Zainab yang diceraikan Zaid. Sekali lagi YESUS
tentu tidak mengajarkan apa yang dilakukan oleh Nabi Islam yang demikian, namun
hal itu adalah hak dari ajaran suatu agama lain diluar Kekristenan dan Kekristenan
tidak perlu mencampurinya. Tapi yang perlu dicatat inilah salah satu dasar
mengapa YESUS bukanlah 'Isa.
11. YESUS
mengatakan orang-orang yang dianggap layak untuk hidup di dunia yang akan
datang/Sorga tidak kawin dan dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat. YESUS
juga mengatakan SESAT kepada orang yang mengajarkan adanya kawin mawin di sorga
(Bdk. Luk. 20:34-36, Mrk. 12:24-25, Mat. 22:29-30). Tapi jika dalam hal ini
'Isa juga sepakat dengan Nabi Islam Muhammad yang mengajarkan di sorga ada
kawin dan dikawinkan, adanya kekuatan bersenggama luarbiasa menurut hadis, ada
dipan-dipan di sorga untuk bersenggama dan ada pula minum qomar, berarti 'Isa
memang sangat berbeda dengan YESUS, sebab YESUS tidak mengajarkan demikian. Hal
itu juga ditegaskan oleh beberapa ustadz yang mengatakan adanya pesta seks di
Sorga. Bahkan ada juga ustadz yang mengatakan bahwa kesibukan penghuni sorga
adalah memecahkan perawan istri-istrinya. Tentu YESUS tidak mengajarkan ajaran seperti
itu!!! Jelas dari sini menunjukkan pula bahwa YESUS dan 'Isa sangatlah berbeda.
12. Anggap saja
'Isa mengajarkan hal yang sama sebagaimana yang diajarkan dalam Islam/Muhammad,
yakni selamat itu karena amal perbuatan. Walaupun di tempat lain di hadis
sebagaimana yang dikatakan oleh ulama besar Quraish Shihab bahwa Muhammad
sendiri pun mengatakan bahwa amal perbuatan bukan jaminan melainkan hanya karena rahmat Allah. Dalam Iman Kristen
keselamatan hanyalah oleh kasih karunia Allah dalam YESUS SANG JURUSELAMAT yang
sengsara, wafat, dan bangkit yang mana Karya Keselamatan itu terus dihadirkan
dalam Ekaristi untuk keselamatan umat sampai detik ini. Keselamatan dalam iman
Kristen perlu adanya IMAN KEPADA YESUS disamping hidup dalam buah-buah roh.
Sekali lagi, keselamatan dalam Kekristenan sungguhlah kasih karunia Tuhan/hak
prerogatif Tuhan dalam YESUS semata. Tapi perlu DICATAT "Kendatipun
keselamatan hanya berkat kasih karunia karya penebusan Kristus, umat-Nya tidak
diperkenankan untuk berbuat dosa. Mentalnya harus penuh syukur dan berubah
menjadi manusia baru. Bukan seenaknya berbuat dosa. Hatinya, pikirannya, dan
tindakannya harus berdasarkan buah-buah roh". Poin ajaran YESUS tentang keselamatan sekali lagi tentu sangat berbeda dengan
keselamatan dari ajaran 'Isa jika 'Isa sejalur dengan Muhammad, sebab tentang
keselamatan YESUS bersabda tegas tentang pentingnya iman kepada-Nya,"Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke
dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh
Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak
percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama
Anak Tunggal Allah" (Bdk. Yoh. 3:16-18, 1 Yoh. 4:14). Jadi semakin jelas YESUS berbeda dengan 'Isa.
Demikian makna penyaliban YESUS
dengan kisah ‘Isa serta analisis perbedaan serius diantara YESUS dengan ‘Isa. Penulis
sekali lagi tidak setuju dengan kecenderungan beberapa orang yang suka
mengait-kaitkan kandungan ajaran agamanya dengan kandungan yang terdapat dalam
ajaran agama lain. Tentu hal itu tidak akan ketemu sebab diantara agama-agama
memiliki referensi yang jauh berbeda. Semua itu jika dilakukan hanya akan menimbulkan
kesalah-pahaman dan perpecahan diantara anak bangsa, karena masing-masing akan
curiga dan saling menuduh satu sama lain melakukakan penyelewengan, pemalsuan,
dst. Tidak akan ada habisnya! Marilah kita berjalan di rel masing-masing.
Jangan hanya karena ada beberapa kemiripan dalam agamanya dengan agama orang
lain maka terburu-buru menyerang/mengukur agama orang lain dengan perspektif
agamanya. Setiap orang hendaknya menyadari bahwa orang lain pun sebaliknya
memiliki persepsi yang berbeda tentang agamanya dan baginya agamanyalah yang benar.
Akhirnya yang terpenting dalam menggapai kerukunan maupun hubungan yang
harmonis antar umat beragama, tidak ada salahnya setiap umat beragama mendengar
bisikan Ir. Soekarno, yakni menghayati sila Pancasila yang pertama ‘Ketuhanan
Yang Maha Esa’ yang memiliki akarnya dari prinsip ‘Ketuhanan Yang Berkebudayaan’
sebagaimana disampaikan oleh Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI tatkala Beliau
mengemukakan 5 prinsip dari dasar Negara Indonesia. Inilah prinsip yang sangat
baik untuk menjalin hubungan yang baik antar umat beragama yang penuh toleransi,
sebab di dalamnya syarat akan makna toleransi kepada umat beragama lain. Oleh
sebab itu untuk memahami makna dari sila pertama Pancasila dengan
baik,
tidak ada jalan lain selain mengacu pada maksud
Soekarno tentang sila pertama tersebut yang berakarkan sila kelima yang
disampaikan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya
di sidang BPUPKI. Jika pada mulanya Pancasila dikemukan oleh Soekarno sebagai
dasar negara dimana Negara Indonesia didirikan untuk semua kalangan dan tidak
hanya untuk umat Islam saja, maka tentu maksud dari sila pertama “Ketuhanan
Yang Maha Esa” tidak bertujuan untuk memecah belah bangsa melainkan justru menyatukannya.
Baiklah kita telaah apa maksud dan tujuan
pidato Ir. Soekarno terkait sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
yang memiliki akar dalam prinsip ke-5 tersebut:
“Saudara-saudara, apakah prinsip ke-5? Saya telah
mengemukakan 4 prinsip:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme, atau perikemanusiaan
3. Mufakat, atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial.
Prinsip Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Prinsip K e t u h a n a n! Bukan saja bangsa Indonesia
ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan. Tuhannya
sendiri. Marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya Negara
Indonesia ialah Negara yang tiap-tiap
orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat
hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada “egoisme agama”. Dan
hendaknya N e g a r a Indonesia satu N e g a r a yang ber-Tuhan!
Marilah kita amalkan, jalan agama,
baik Islam, maupun Kristen, dengan cara yang b e r k e a d a b a n. Apakah cara
yang berkeadaban itu? Ialah h o r m a t-m e n g h o r m a t i s a t u
s a m a l a i n. Marilah kita di dalam Indonesia Merdeka yang kita
susun ini, sesuai dengan itu, menyatakan bahwa prinsip kelima daripada Negara
kita ialah K e t u h a n a n a n y a n
g b e r k e b u d a y a a n, ke-Tuhanan
yang berbudi pekerti luhur, ke-Tuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain.
Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara-saudara menyetujui bahwa Negara
Indonesia Merdeka berasaskan ke-Tuhanan Ynag Maha Esa!
Di sinilah, dalam pangkuan asas yang
kelima inilah, saudara-saudara, segenap agama yang ada di Indonesia sekarang
ini akan mendapat tempat yang sebaik-baiknya. Dan Negara kita akan ber-Tuhan
pula! Ingatlah, prinsip ketiga permufakatan, perwakilan, di
situlah tempatnya kita mempropagandakan ide kita masing-masing dengan cara yang
tidak onverdraagzaa, yaitu dengan cara yang berkebudayaan! (Sekretariat Negara
Republik Indonesia, 1995:80-81).”
Pidato Ir. Soekarno di atas sangat jelas bahwa Beliau mengemukakan prinsip
sila kelima “Ketuhanan Yang
Berkebudayaan” yang nantinya menjadi sila pertama “Ketuhaan Yang
Maha Esa”, bukanlah
dipandang dari sudut pandang satu agama saja yang dianggap benar oleh mayoritas,
melainkan Ketuhanan Yang
Maha Esa menurut pemeluk agama masing-masing dan dihayati sesuai
keimanan masing-masing. Misal
seorang Muslim tidak bisa memaksakan konsep Ketuhanan Yang Esa dalam teologi Tauhid kepada pemeluk
Kristen dengan konsep Keesaan Tuhan dalam teologi Tritunggal
Mahakudus. Selain itu makna ke-Tuhanan yang disampaikan
Ir. Soekarno juga
berarti dimana setiap rakyat Indonesia dianjurkan untuk ber-Tuhan dan menjadi
manusia yang beradab dalam arti tidak egois dengan menganggap dirinya yang paling benar sehingga memaksakan
kebenarannya kepada pemeluk agama atau kepercayaan lain, melainkan saling
hormat-menghormati antara satu pemeluk agama dengan pemeluk agama yang lain.
Maka menjadi jelas bahwa sila pertama Pancasila yang kita kenal sekarang ini
sebagaimana yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, yakni
“Ketuhanan Yang Maha Esa”, memiliki intisari maupun akarnya di dalam prinsip sila kelima “Ketuhanan Yang
Berkebudayaan” yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno yang syarat akan
nilai-nilai toleransi dan keberadaban dalam kaitannya dengan hubungan antar
pemeluk agama. Dengan demikian
penulis yakin NKRI akan senantiasa jaya dan kokoh jika masing-masing pemeluk
agama dapat bersikap bijaksana kepada pemeluk maupun kandungan ajaran agama
orang lain. Semoga Tuhan menyertai perjuangan kita. Amin.
KEMULIAAN KEPADA
BAPA DAN PUTRA DAN ROH KUDUS, SEPERTI PADA PERMULAAN, SEKARANG, DAN SELALU
SERTA SEPANJANG SEGALA ABAD. AMIN.
TAMBAHAN: Namun jika dilihat secara Kekristenan mengapa bagi mereka YESUSnya adalah yang benar dan real selain data di atas, juga karena→
TENTU KAMI LEBIH MENGENAL YESUS KRISTUS YANG SEJATI
Tentu jelas kami orang Kristen yang lebih tahu tentang YESUS daripada semua umat manusia dari sekte maupun agama apa saja di muka bumi ini, karena dari sejak semula kami orang Kristen bersama YESUS dan PARA RASUL-NYA serta Murid Para Rasul. Dan Penerus Para Rasul-Nya pun masih bersama kami orang Kristen hingga hari ini. Dan karena itulah mudah bagi kami mengoreksi kisah-kisah tentang Yesus yang muncul kemudian yang tidak sesuai dengan apa yang kami hidupi sedari semula. Kami bisa mengoreksi dengan mudah antara KISAH YESUS YANG ASLI dengan yang palsu. SEMUA ITU KARENA KAMI MENGHIDUPI IMAN KAMI DARI PARA RASUL-NYA YESUS YANG MEMBERIKAN AJARAN-AJARAN BAIK SECARA TERTULIS (ALKITABUL MUQODDAS) DAN SECARA LISAN (TRADISI SUCI) DAN WEWENANG MENGAJAR DARI PENERUS RASUL-NYA YESUS (MAGISTERIUM). OLEH KARENA ITU DI ATAS BUMI INI TIDAK ADA YANG LEBIH TAHU MENGENAI YESUS DENGAN BAIK SELAIN PENERUS PARA RASUL-NYA YESUS DAN UMAT KRISTEN.
TENTU KRISTEN MANTAP DENGAN YESUS KRISTUS-NYA DAN TIDAK pada yesus lain yang diceritakan oleh sekte maupun agama lain. Mengapa demikian??? Karena SEKALI LAGI UMAT KRISTEN DARI AWAL SUDAH BERSAMA-SAMA DENGAN YESUS SENDIRI DAN PARA RASUL-NYA SERTA PENERUS PARA RASUL-NYA YANG SENANTIASA MENJADI SAKSI-NYA KE SEGALA PENJURU DUNIA (Bdk. Mat. 28:19, Kis. 1:8; 10:39).
Pribadi YESUS KRISTUS inilah yang dinubuatkan oleh Anbiya' {Para Nabi} (1 Pet. 1:10-11) dan diwartakan oleh Para Rasul dan Para Penerusnya (Bapa Gereja), Para Uskup, Para Patriarkh, Para Imam, dan Jemaat Awal sampai titik darah penghabisan. Misalnya saja, kita ketahui bahwa Rasul Petrus dan Rasul Paulus menjadi Syuhada setelah Beliau-beliau ini mewartakan Injil di Timur Tengah dan ke Barat, khususnya Roma. Orang-orang Roma penyembah berhala yang menolak Injil Keselamatan menyalibkan Sang Rasul, namun Rasul Petrus meminta kepada para penyalibnya untuk menyalibkannya terbalik, karena ia merasa tidak layak disalibkan sebagaimana Tuhan dan Rajanya. Sedangkan Rasul Paulus dimartir dengan cara dipenggal. Selain itu ada Rasul Bartolomeus yang dikuliti hidup-hidup, Rasul Tomas ditombak di India, Rasul Andreas disalibkan dengan palang kayu membentuk huruf X, Rasul Yakobus dirajam batu oleh orang-orang Yahudi yang menolak Sang Kristus, Murid Rasul Yohanes (Polikarpus) dibakar hidup-hidup namun tidak mempan hingga ia ditusuk dengan pedang, Rasul Markus diikat lehernya dengan tali dan diseret di jalan-jalan Aleksandria, Mesir oleh para penyembah berhala sampai Beliau wafat, dst. Semua umat beriman setia dalam mengikuti Kristus apapun rintangan dan tantangannya. Selama 300 tahun awal Kekristenan di Timur Tengah maupun di Barat (Roma), mereka banyak menanggung penganiayaan dan bahkan pembantaian demi pembantaian karena imannya kepada Kristus oleh Imperium Romanum, baik oleh Kaisar Romawi maupun oleh orang-orang Roma penyembah berhala. Di Roma, ratusan Kaisar Romawi pengganti selalu melakukan penganiayaan demi penganiayaan dan pembantaian demi pembantaian kepada umat Kristen. Ada kalanya umat Kristen dibunuh dan dibakar dijadikan sebagai lampu penerang di pagar-pagar pinggir jalan dan dijadikan makanan untuk singa-singa yang lapar. Tetapi ajaib karya TUHAN, sebab ternyata itu semua tidak menghentikan Kekristenan. Justru karena ketabahan dari umat Kristen atas penindasan, tekanan, dan pembantaian, membuat banyak orang bertobat-terpanggil untuk menerima Kristus. Ketabahan itulah yang pada akhirnya membawa salah seorang Kaisar pengganti bertobat dan menjadi Kristen, hingga ia menjadikan Kristen sebagai agama yang legal di Roma. Selanjutnya Kaisar pengganti menjadikan agama Kristen sebagai agama untuk seluruh wilayah kekaisaran Romawi. Puji Tuhan, Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm. 8:28).
Sampai saat ini pun Penerus Para Rasul-Nya YESUS masih bersama kita umat Kristen dan Gereja-Gereja yang didirikan Para Rasul pun masih ada sampai detik ini.
Misalnya→
Kita ketahui bahwa secara tradisi Gereja Syria di Anthiokia yang disebut Gereja Ortodoks Oriental Syria itu didirikan oleh Rasul Petrus/Kefas sebelum Beliau mendirikan Gereja di Roma. Hal itu terbukti sebab Penerus Rasul Petrus di Gereja Syria itu sungguh ada dan tidak terputus. Tercatat dengan sangat rapi. Kita ketahui Penerus Rasul Petrus/Kefas ke-121 di Anthiokia, yakni Al-Bathriyark Mor Ignathiyus Ya'qub Ats-Tsalits, Penerus ke-122 yakni Al-Bathriyark Mor Ignathiyus Zakka Al-Awwal 'Iwas dan penggantinya sebagai Penerus ke-123 adalah Al-Bathriyark Mor Ignathiyus Afram Karim Ats-Tsani. Demikian pula dengan Gereja Roma yang sekarang ini kita kenal sebagai Gereja Katolik Roma, kita ketahui bahwa Penerus Rasul Petrus ke-264 yakni Bapa Paus Yohanes Paulus II, Penerus ke-265 yaitu Bapa Paus Benediktus XVI, dan Penerus ke-266 adalah Bapa Paus Fransiskus I. Di Mesir, Rasul Markus pun mendirikan Gereja dan Penerusnya pun tercatat secara runut dan rapi. Misal Penerus Rasul Markus ke-117 adalah Al-Baba Syinudah Ats-Tsalits Nazhir Jayd Rofail dan Penerus ke-118 adalah Al-Baba Tawadhros Ats-Tsani Wajih Shubhi Baqi Sulayman. Kenyataan adanya Gereja-Gereja dan Penerus Para Rasul ini membuktikan bahwa Gereja-Gereja yang didirikan KANJENG GUSTHI YESUS KRISTUS LM (Lahul Majdu: bagi-Nya Kemuliaan) melalui Para Rasul-Nya, sungguh ada dan nyata yang dapat ditelusuri dengan menggunakan tongkat estafet kerasulan yang tidak pernah terputus. SEKALI LAGI DI ATAS BUMI INI TIDAK ADA YANG LEBIH TAHU MENGENAI YESUS KRISTUS DENGAN BAIK SELAIN PENERUS PARA RASUL-NYA YESUS DAN UMAT KRISTEN.
Dominus vobiscum...