Sabtu, 14 Januari 2017

BERIBADAH KARENA SURGA DAN NERAKA???





ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻵﺏ ﻭﺍﻻﺑﻦ ﻭﺍﻟﺮﻭﺡ ﺍﻟﻘﺪﺱ، ﺍﻹﻟﻪ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪ، ﺁﻣﻴﻦ


Beribadah karena Surga dan Neraka???

Salamu lakum fil Mahabbatil Masih
(Damai sejahtera bagimu dalam Kasih Kristus).

           Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus kali ini saya akan mengajak kita sekalian untuk merenungi apa yang sesungguhnya menjadi tujuan kita di dalam beribadah kepada Allah. Saudara, banyak orang selalu berkata melakukan ini itu supaya kelak dapat masuk ke dalam sorga dan dengan demikian dapat menikmati segala kenyamanan sorga. Misalnya di dalam sorga itu dikatakan bisa minta buah apapun dituruti, minta makanan enak apapun terkabul, ingin kalung emas, gelang emas dituruti, minta istri cantik dari golongan bidadari dituruti, dst. Di sisi lain ada orang yang melakukan ibadah karena sungguh takut akan neraka, takut kalau tidak melakukan ini dan itu kelak akan masuk ke dalam api neraka kekal nan dahsyat. Karena saking takutnya mereka melakukan apa yang sekiranya dapat membawanya masuk ke dalam sorga itu, sorga dimana ada sungai yang indah dan tempat-tempat yang nyaman. Maka dengan demikian jenis kedua ini merasa bahwa dengan melakukan ini dan itu dia akan terhindar dari api neraka yang mengerikan. Namun Saudaraku tahukah anda bahwa model ibadah seperti ini adalah sama dengan ilustrasi yang akan saya buat di bawah ini...

           Suatu hari ada seorang pria yang belum menikah bernama P, P ini berasal dari keluarga yang sederhana. Suatu ketika dia mendengar cerita dari temannya bahwa di desa tetangga ada seorang gadis kaya bernama S. Mendengar cerita dari temannya itu P berkata dalam hatinya,"Wah alangkah bahagia dan nyamannya jika aku bisa menikahi S, dengan menikahinya aku dapat hidup mewah dan nyaman, apapun yang kuinginkan pasti terwujud, naik mobil mewah, kamar yang empuk, segala jenis makanan ada, barang elektronik mewah, dll hmmmmmmm....... Baiklah saya akan merayunya dan melakukan apapun yang baik kepadanya supaya dia nanti mau aku nikahi.” Tahukah Saudara-saudariku mereka berdua akhirnya menikah. Dalam pernikahan itu P bahagia karena orientasinya untuk mendapatkan harta dan segala kenikmatan (fasilitas hidup mewah) terpenuhi, tapi jauh di lubuk hati S sangat merasa sedih karena dia sadar bahwa selama ini ternyata P hanya menginginkan hartanya dan bukan sebuah persatuan cinta kasih dengannya. Atau ilustrasi seorang anak tiri yang diancam oleh ayah dan ibu tirinya kalau tidak melakukan ini dan itu akan dianiaya dan dibuang, maka akhirnya anak ini karena takutnya melakukan apapun yang diinginkan oleh orangtua angkatnya. Ketika anak ini sudah melakukan ini dan itu akhirnya dia mendapatkan upah yang tidak seberapa. Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus, pada mulanya manusia hidup berdampingan dengan Allah Penciptanya dengan damai sejahtera, namun karena dosa/pelanggaran yang menentang Kehendak-Nya maka manusia terpisah dari Allah Yang Maha Kudus, karena tidak mungkin yang tidak kudus bersama Yang Kudus. Itulah sebabnya manusia terpisah dari Allah. Namun karena cinta kasih Allah, Allah berinisiatif untuk menyelamatkan manusia dari dosa karena Allah tidak dapat berdusta bahwa walaupun kita tidak setia tapi Dia senantiasa setia. Dia senantiasa mengasihi kita umat-Nya hingga genaplah waktunya Dia mengutus Firman-Nya yang hidup sebagai jembatan diantara Allah dan manusia, Dialah Yesus Kristus Sang Firman Allah Yang Satu dengan Allah yang telah nuzul (turun) ke dunia untuk menyelamatkan kita. Alkitabul Muqoddas berkata"Fil bad-i kaanal Kalimah, wal Kalimatu kaana 'indal-lah, wa kaanal Kalimatul-lah. Hadzaa kaana fil bad-i 'indal-lah. Kullu syai-in bihi kaan, wa bighayrihi wa lam yakun syai-un mimmaa kaan.   Wal Kalimatu shooro Jasadan wa halla baynana (Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah. Dan Firman itu adalah Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dan Firman itu telah menjadi Manusia (Yesus) dan tinggal diantara kita)." Jadi Saudaraku Allah telah mengasihi kita sehingga Ia rela mengosongkan Diri-Nya untuk berinkarnasi menjadi Manusia demi keselamatan kita. Maka apa tanggapan kita? Kita bebas memilih dengan kehendak bebas yang kita miliki, menerima atau menolak? Maka Saudaraku jika Allah telah sedemikian mengasihi kita dan menghendaki supaya kita bersatu kembali dengan-Nya masakan kita menolak tawaran persatuan dengan-Nya? Dia juga berkata,"Hatta haytsu akuunu Anaa takuunuuna antum aydhaan (Supaya di tempat dimana Aku berada kamu pun juga berada)." Ini menegaskan bahwa persatuan kita dengan-Nya adalah yang utama dan pertama dan ini menjadi Kehendak-Nya. Oleh karena itu Saudara-saudariku yang terkasih sebagai umat yang beriman kepada-Nya sudah semesthinya kita menanggapi tawaran-Nya untuk bersatu. Lalu apa yang harus kita lakukan?...

           Saudaraku Alkitabul Muqoddas berkata,"Allahu Mahabbah, wa man yatsbut fil-mahabbati yatsbut fil-Lahi wal-Lahu fihi (Allah adalah kasih. Barangsiapa tinggal di dalam kasih tinggal di dalam Allah dan Allah di dalam dia)." Firman ini mengajarkan kepada kita bahwa kita harus hidup di dalam kasih jika kita ingin Allah ada di pihak kita, jika kita ingin Allah bersama kita, jika kita ingin Allah senantiasa ada di dalam kita. Kita adalah pengikut Allah yang adalah kasih maka sudah semesthinya kita meneladani kasih dengan merealisasikan perbuatan cinta kasih kepada Allah dan sesama kita di dalam hidup sehari-hari. Dari sini jelas bahwa orang beriman hendaknya melakukan perbuatan baik, amal kasih bukan berorientasi pada pahala dan pahala atau upah dan upah atau kenyamanan atas segala fasilitas sorga milik Allah tapi karena hatinya mencintai Allah dan rindu ingin kembali bersatu dengan-Nya. Inilah iman Kristiani yang sejati, orientasinya bukan Sorga tapi persatuan kembali dengan Allah yang dicintai dan yang dirindukan, Allah yang adalah Kasih. Jika kita berorientasi pada segala pahala fasilitas kenyamanan sorga ataupun takut akan neraka, itu sama halnya kita melakukan perbuatan baik seperti ilustrasi seorang pria yang menikahi gadis kaya demi hartanya dan bukan karena persatuan cinta kasih antara pasangan. Demikian juga saya percaya bahwa ibadah karena berorientasi kepada pahala sorga dan menomor-duakan Pemilik sorga itu sendiri hal itu tidak berkenan kepada Allah dan bahkan mendukakan Ar-Ruh Al-Quddus-Nya. Saudara-saudariku marilah kita meladani Raja Israel dan Nabi, Daud yang berkata,"Hanya dekat Allah saja jiwaku tenang, Dialah keselamatanku." Raja tidak berkata tentang istri cantik di sorga, gelang emas, kalung emas, buah-buahan, makanan lezat, air susu, dst yang menjadi orientasinya tetapi Allah yang mereka sebut Ha-Syem/Adonai/YHWH yang menjadi orientasi dalam hidup saat ini dan juga di kehidupan selanjutnya. Itulah sebabnya juga Robbi Yasu'a Al-Masih (Tuhan Yesus Kristus) mengatakan sesat kepada mereka yang menganggap ada kawin dan dikawinkan di kehidupan yang akan datang melainkan manusia akan hidup bagaikan malaikat. Malaikat yang senantiasa gembira hatinya karena bersatu dengan Allah dan memuji-Nya senantiasa, sebagaimana para Malaikat Kerubim dan Serafim yang tak henti-hentinya memuji Dia dengan berkata,’’Kudus kudus kuduslah TUHAN SEMESTA ALAM langit dan bumi penuh dengan kemuliaan-Mu.”

           Dengan renungan ini maka marilah Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Al-Masih Yasu'a (Kristus Yesus) kita bertobat, jika di dalam hidup ini kita melakukan ibadah hanya karena rutinitas, menginginkan upah/pahala kenyamanan sorga/menganggap sorga dapat ditukar dengan perbuatan baik atau juga beribadah hanya karena takut akan neraka dan melupakan tujuan kita, yakni Allah. Maka marilah kita mendasari ibadah kita kepada-Nya karena kita mencintai-Nya, kita dasari ibadah kita dengan ketulusan, keikhlasan, dan sebagai pengikut Allah yang adalah kasih kita sudah semesthinya mendasari ibadah kita juga dengan meneladani hidup di dalam kasih, dan yang utama dan pertama yang tidak boleh dilupakan adalah marilah kita mendasari ibadah kita dengan orientasi  mahabbah (cinta) kita yang rinduuuuuuuuuuuuu ingin kembali bersatu dengan-Nya. Berkat Allah semoga memampukan kita untuk hidup seturut dengan Kehendak-Nya. Amiiin.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra sdan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, dan selalu serta sepanjang segala abad. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.